Mengunjungi Tempat Persemedian di Lereng Gunung Merbabu, Dipercaya Bisa Menyembuhkan Penyakit
Dusun Genikan merupakan salah satu perkampungan yang berada di lereng Gunung Merbabu. Di ujung desa, terdapat sebuah makam tua yang dikeramatkam masyarakat.
Dusun Genikan merupakan salah satu perkampungan yang berada di lereng Gunung Merbabu. Secara administratif, dusun ini masuk wilayah Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Dibandingkan dengan kampung-kampung lain di lereng Merbabu, lokasi perkampungan itu termasuk yang paling dekat dengan puncak.
Mayoritas warga Dusun Genikan berprofesi sebagai petani. Bahkan beberapa warga punya hewan ternak sendiri.
-
Apa yang dimaksud dengan 'Senin iku kayane malaikat turu kabeh, wong aku wae ngantuk terus.' ? "Senin iku kayane malaikat turu kabeh, wong aku wae ngantuk terus." Artinya, pada hari Senin, semua malaikat sepertinya sedang tidur, karena saya saja merasa ngantuk terus.
-
Siapa Teuku Nyak Makam? Teuku Nyak Makam merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang meninggal dalam kondisi yang tragis pada masa penjajahan Belanda.
-
Bagaimana Teuku Nyak Makam meninggal? Kematian Teuku Nyak Makam terjadi akibat serangan brutal yang dilakukan oleh serdadu-serdadu Belanda. Pada saat serangan terhadap kediamannya, Teuku Nyak Makam berhasil ditangkap oleh pasukan Belanda. Ia kemudian mengalami pemancungan kepala, suatu bentuk hukuman yang sangat kejam. Tubuhnya juga mengalami penghancuran oleh para serdadu Belanda.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Siapa Ema Dato? Konon salah satu daratan itu selamat karena adanya sebuah makam tokoh Tionghoa.
-
Kapan Tari Dulang dipertunjukkan? Tarian tersebut lazim dipertunjukkan saat masa selesai masa panen dan sebagai salah satu simbol ungkapan rasa syukur masyarakat setempat kepada Allah SWT atas panen yang melimpah.
Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube pada 9 Agustus 2024, pemilik kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe sempat mengunjungi desa tersebut dan bertemu dengan sejumlah warga. Lantas seperti apa penelusurannya di Dusun Genikan? Berikut selengkapnya:
Masuki Masa Panen Sayur
Tanaman sayur hasil tani tumbuh subur di Dusun Genikan seperti seledri, brokoli, tomat, cabai, dan wortel. Pak Subardi misalnya, ia sehari-hari bekerja sebagai petani. Saat itu, ia sedang bertani seledri dan tomat.
Saat itu beberapa petani sedang panen hasil taninya. Bahkan para petani di sana memberikan hasil panen itu kepada pemilik YouTube Jejak Tempo Doeloe secara gratis.
“Ternyata di sini petaninya ramah-ramah nih. Malah ngasih sayuran macam-macam,” kata pemilik kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Selain sebagai desa yang subur, Dusun Genikan merupakan salah satu titik pendakian menuju puncak Gunung Merbabu. Saat tim Kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe mengunjungi desa itu, tampak banyak pendaki yang baru saja turun dari puncak.
- Mengunjungi Kampung Mati di Lereng Gunung Merapi, Lenyap Akibat Letusan Tahun 2010
- Kisah Unik dari Desa Mertelu Gunungkidul, Satu Kawasan Hanya Boleh Dihuni 3 Kepala Keluarga
- Berada di Kaki Gunung Merbabu, Begini Serunya Bermain Paralayang di Desa Wisata Tarubatang
- Berpetualang Menuju Air Terjun Grenjengan Kembar, Surga Tersembunyi di Lereng Gunung Merbabu
Makam Tua Ki Hajar Doko
Di ujung dusun ke puncak Merbabu, terdapat sebuah makam tua. Disebutkan bahwa itu adalah makam Ki Hajar Doko. Makam itu terletak di sebuah bangunan rumah yang ukurannya tidak besar. Di halaman bangunan rumah itu, terdapat makam lain yang entah milik siapa.
Saat tim kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe melihat isi bangunan itu, tampak ada seorang pria tua yang sedang bersemedi. Ia mengaku sudah tiga hari berada di sana.
“Saya itu ke sini mencari obat. Sakit lutut saya. Kalau jalan kaki ini suka gemetar,” kata pria tua itu kepada kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Tokoh yang DIsegani
Makam Ki Hajar Doko berada di bagian ruangan yang tertutup tirai. Batu nisannya dibuat dari kayu jati yang sangat tebal. Dulunya Ki Hajar Doko merupakan tokoh yang disegani di desa tersebut.
Di belakang bangunan makam Ki Hajar Doko, terdapat sebuah halaman luas. Di sana terdapat sebuah gundukan tempat pembakaran dupa.
Selain itu, juga terdapat bangunan kecil lain yang letaknya berada di paling belakang. Di dalamnya terdapat makam yang nisannnya juga terbuat dari kayu jati.