Modal Awal Hanya Rp 2 Juta, Pemuda di Semarang Ini Sukses Bertani Hidroponik Selada, Dulu Laku 5 Kg Kini 60 Kg Per Hari
Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan.
Modal Awal Hanya Rp 2 Juta, Pemuda di Semarang Ini Sukses Bertani Hidroponik Selada, Dulu Laku 5 Kg Kini 60 Kg Per Hari
Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid.
-
Apa yang menjadi rahasia kesuksesan bisnis Kebun Kita dalam menghasilkan sayuran berkualitas dengan metode hidroponik? Bisnis sayuran milik Kebun Kita di Kabupaten Riau ini menggunakan metode hidroponik apung yang menghasilkan kualitas yang segar, berkualitas, dan bersih.
-
Bagaimana cara memulai bisnis sampingan agar sukses? Untuk berhasil memulai bisnis sampingan, langkah pertama adalah memulai dari hal yang diminati.
-
Bagaimana cara menanam selada hidroponik agar pertumbuhannya optimal? Dengan teknik ini, petani dapat mengontrol lingkungan tumbuh, memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang optimal, serta meminimalkan risiko hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman yang ditanam di tanah.
-
Bagaimana cara Kebun Kita menggunakan metode hidroponik apung dalam proses penanaman sayuran? Tidak menggunakan pipa sebagai media tanamnya, melainkan dengan semacam bak kecil. Kemudian, seluruh tanaman itu diletakkan dibagian atas bak kecil tersebut dan tidak langsung menyentuh permukaan bak, alias mengapung. Ricky pun menggunakan gabus sebagai modulnya atau penahan tanaman agar tetap berada di atas permukaan bak.
-
Apa itu hidroponik dan bagaimana cara kerjanya? Hidroponik adalah metode bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah, melainkan air yang kaya nutrisi untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Di antara berbagai teknik hidroponik, Deep Water Culture (DWC) adalah salah satu yang paling mudah diterapkan. Dalam sistem DWC, tanaman tumbuh dengan akarnya terendam langsung dalam air yang kaya nutrisi.
-
Bagaimana cara menanam kangkung dengan metode hidroponik? Untuk menanam kangkung, kita dapat menggunakan metode hidroponik. Anda hanya perlu mempersiapkan bibit kangkung, pupuk, ZPT (Zat Pengatur Tumbuh), dan plastik berbentuk saringan.
Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
Yang menarik, Rahmat tidak hanya sukses merintis dari bawah. Bahkan ia juga bisa bertahan di berbagai kondisi buruk, seperti cuaca dan gagal panen hingga puluhan ton. Ia memiliki kunci sukses agar usaha pertaniannya bisa tetap stabil.
Seperti apa upaya Rahmat mengembangkan bisnis pertanian walau modal awal hanya Rp2 juta? Yuk simak kisah inspiratifnya berikut ini.
Memulai Budidaya Slada dengan Modal Rp2 Juta
Diceritakan Rahmat, ia mulanya memang memiliki ketertarikan di dunia pertanian. Dirinya lantas memulai babad alas dengan memanfaatkan modal Rp2 juta yang sudah ia siapkan.
Dari sana, Rahmat mulai membelanjakan peralatan hidroponik, mulai dari pipa, bor, meteran, terpal, kayu dan lain sebagainya.
“Ternyata terbukti bisa dijalankan setelah saya memulai bertanam hidroponik dengan biaya Rp2 juta itu, dan Rp1 juta lainnya saya belikan media tanam, pupuk dan yang lainnya. Saya mulainya dari satu meja, motong pipa sendiri, grinda sendiri,” katanya di YouTube Capcapung, dikutip Sabtu (17/2).
Dari Satu Meja Bisa Terus Berkembang
Setelah memulai usaha, Rahmat memiliki komitmen untuk fokus mendalami usaha pertanian sladanya.
Awalnya ia membuat kebun hidroponik di atap rumahnya. Karena lambat laun permintaan slada yang terus meningkat, dirinya akhirnya pindah posisi ke lahan di dekat tempat tinggalnya. Selama kurang lebih tiga bulan berjalan, meja untuk media tanam hidroponiknya terus bertambah hingga penuh.
- Modal Rp 4 Juta, Pemuda Ini Sukses Buka Usaha Minuman Es Jeruk hingga Habiskan 1,5 Kuintal Jeruk/bulan
- Modal 3 Ekor Sapi, Peternak Ini Sukses Raup Cuan Puluhan Juta Rupiah per Bulan
- Modal Awal Cuma Rp10 Ribu, Ibu ini Sukses Jualan Rempeyek Hingga Bisa Beli Dua Rumah Mewah
- Modal Awal Rp 4 Juta, Pemuda Usia 22 Tahun di Purworejo Ini Sukses Beternak Itik, Hasilnya Bisa Buat Mobil dan Rumah
“Saya kemudian meminta izin ke kakek untuk memanfaatkan kandangan ayamnya yang jebol untuk mendirikan green house hidroponik dan didukung,” katanya
Pertahankan Kualitas
Sebagai anak muda, Rahmat tak ingin menjalankan tanggung jawabnya secara sembarangan. Ia berkomitmen agar bisa menghasilkan produk sayuran slada yang segar dan berkualitas.
Rahmat pun rutin merawat dengan menyiram rutin, memberi pupuk dan memperlakukan tanaman sladanya dengan sebaik mungkin.
Semangatnya mendalami pertanian semakin kuat, setelah dirinya diberi izin oleh sang kakek untuk menggunakan kandang ayam yang tak terpakai.
Kunci Sukses Bertani Hidroponik
Dalam kesempatan itu, Rahmat membocorkan kunci suksesnya yakni tidak malu saat menawarkan produk.
“Karena komitmennya adalah menawarkan langsung ke user atau pengguna akhir, tidak ke tengkulak. Dan banyak juga yang datang langsung ke kebun, dari sana simbah dan keluarga mulai melihat perkembangannya,” terang Rahmat
Rahmat juga menjual sayur seladanya tidak ke tengkulak atau produsen, melainkan langsung ke konsumen. Dari sana, produknya bisa stabil dengan harga jual di pasaran tanpa terpengaruh inflasi Kemudian Rahmat juga melayani pembelian dadakan, walau harga beberapa ikat sayur slada.
“Saya menawarkannya ke rumah makan, restoran, outlet-outlet jajanan, jadi tidak terpengaruh fluktuasi pasar. Dulu awalnya saya malu-malu dan memikirkannya susah, tapi ternyata mudah. Jadi y akita langsung datang saja ke resto, kita bawa sampelnya kita jelaskan, mereka akan tertarik,” katanya.
Mampu Menjual 60 Kilogram Selada Per Hari
Sempat merugi, bukan halangan bagi Rahmat. Kendala bertani sayur adalah cuaca. Ia kemudian selalu membaca pola karena cuaca akan berulang termasuk waktu gagal panen.
Akhirnya setelah menemukan metode yang tepat, usahanya semakin maksimal. Saat ini, Rahmat mampu menjual hingga 60 kilogram slada per hari.
Bahkan di Desember kemarin, penjualannya mencapai puncak hingga 1,9 ton.
Kuncinya adalah selalu beradaptasi, dan berkembang dengan menambah kapasitas produksi saat kondisi membaik.
“Awal memulai usaha ini saya memang dari kecil, 5 kilogram, 10 kilogram, 15 kilogram,” katanya.
Saat ini usaha sladanya mampu terjual hingga 60 kilogram per hari. Jika per kilogramnya ia menjual rata Rp20 ribu, maka Rahmat mampu mengantongi keuntungan hingga Rp1.200.000 per hari.
Dalam satu bulan kurang lebih ia mampu mengantongi keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
“Saya selalu menguprage, bahkan per hari bisa memanen hingga 60 kilogram,” katanya