Pasangan Muda Asal Wonogiri Ini Sukses Jualan Petai Lewat TikTok, Sehari Bisa Jual Ribuan Paket
Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis.
Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis.
Pasangan Muda Asal Wonogiri Ini Sukses Jualan Petai Lewat TikTok, Sehari Bisa Jual Ribuan Paket
Ada sebuah kata-kata bijak menyebutkan jika usaha tidak mengkhianati hasil. Kata-kata itu sepertinya tepat untuk menggambarkan perjuangan pasangan muda asal Wonogiri dalam merintis usaha.
Setelah banyak menekuni beragam usaha dan gagal, Dyra dan suaminya memutuskan untuk berjualan petai lewat live TikTok.
-
Siapa yang menyambut baik kembalinya TikTok Shop? Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyambut baik kembalinya TikTok Shop serta mengapresiasi kemitraan strategis antara Tokopedia dan TikTok.
-
Apa yang dijanjikan TikTok Shop kepada pelaku UMKM Indonesia? Perusahaan platform berbagi video pendek milik ByteDance ini menginvestasikan lebih dari USD 1,5 miliar atau sekitar Rp23,4 triliun, sebagai komitmen jangka panjang untuk berinvestasi mendukung operasional.
-
Kenapa TikTok Shop kembali ke Indonesia? Platform E-Commerce TikTok Shop kembali hadir di Indonesia bertepatan dengan promo belanja 12.12 pada Selasa (12/12).
-
Kapan TikTok Shop kembali hadir di Indonesia? Platform E-Commerce TikTok Shop kembali hadir di Indonesia bertepatan dengan promo belanja 12.12 pada Selasa (12/12).
-
Kenapa username TikTok lucu penting? Username TikTok lucu yang mudah diingat, menarik, dan relevan dengan konten dapat membantu Anda membangun identitas online yang kuat dan memperluas jangkauan.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua. Awalnya mereka hanya berjualan petai di area Wonogiri dan sekitarnya. Usaha mereka semakin maju. Mereka kemudian punya reseller di Jakarta dan petai hasil produksi mereka dikirim lewat bus.
“Tapi karena sistemnya mereka nggak transfer dulu, jadi banyak uang yang macet di sana sehingga kita melakukan sesuatu yang baru dengan menjual petai lewat online,” kata Dyra dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Dalam dua hari pertama live di TikTok, yang menonton siaran mereka hanya 10-20 orang dan mereka pun tak mendapatkan pembeli sama sekali. Akhirnya mereka mendapatkan 9 pembeli pertama. Sejak saat itu alogaritma akun TikTok mereka naik, sehingga makin banyak pula orang yang menyaksikan siaran mereka.
Jumlah penonton mereka naik drastis berkat alogaritma TikTok. Penontonnya pun mencapai 1.000 orang.
“Karena itu pesanannya meningkat drastis sampai seratus paket. Karena di situ akun baru, karena cuma bisa 100 paket makanya kita berhenti di 1,5-2 jam live. Dalam waktu segitu semua produk habis terjual," kata Dyra.
Pada suatu hari, akun TikTok yang biasa mereka pakai untuk berjualan ke-banned. Mereka terpaksa buat akun baru. Namun akun TikTok itu berkembang pesat dari yang awalnya nol pengikut hingga mencapai puluhan ribu pengikut dan bisa menjual 1.000-2.000 paket per hari.
Dyra mengatakan, kunci utama sukses menjual produk di TikTok adalah jangan malu dan telaten. Selama menjual petai lewat TikTok, Dyra dan suaminya tak henti-henti mempromosikan produk selama berjam-jam.
Tak peduli yang nonton sedikit, mereka tetap mempromosikan produk mereka. Bahkan mereka pernah mendapat pelanggaran karena ketiduran saat live.
- TikTok Shop Masih Nakal Jualan di Sosmed, Menteri Teten Ancam Cabut Izin Usaha
- Soal Dugaan Pelanggaran TikTok Shop, DPR Pertimbangkan Bakal Tempuh Langkah Ini
- Singgung TikTok, Wamendag: Media Sosial Tidak Boleh Berjualan, Sudah Diatur Permendag Nomor 31
- TikTok Shop Masih Jualan di Media Sosial, Kemenkop UKM: Melanggar Ketentuan
Kini produk petai mereka dijual ke seluruh Indonesia. Bahkan pernah mereka mendapat pesanan dari Hongkong.
Selama menjual petai lewat online, Dyra dan suaminya pernah merasakan berbagai macam suka duka. Sukanya produk yang mereka jual bisa banyak dan banyak orang yang mengenal produk mereka. Namun dukanya tak jarang mereka mendapat hujatan saat live.
“Waktu aku live pernah dikomen, ‘Aku beli barangmu tapi nggak aku terima, nggak aku bayar,’ Nah kalau gitu kan otomatis kita rugi ya. Tapi nggak apa-apa sih, mungkin hari ini kita nggak untung, tapi besok diganti dengan yang lebih berlipat-lipat,” kata Dyra.
Saat TikTok Shop ditutup, penjualan produk mereka menurun drastis. Biasanya mereka bisa menjual hingga ribuan paket per hari. Dengan TikTok Shop ditutup, mereka hanya bisa menjual 100-an paket per hari.
“Sebenarnya waktu kita buka itu UMKM untuk rakyat kecil ini sangat membantu. Apalagi pasangan muda kayak kita ini kan nggak banyak modal. Bagaimana sih kalau kita cuma bisa di rumah kayak gini, mengelola semuanya sambil bisa mengurusi anak. Dan saya berharap TikTok bisa buka lagi, atau ada platform yang mungkin cepat kayak TikTok, kita akan senang banget,” kata Dyra seperti yang dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.