Pemkab Bantul Anjurkan Anyaman Bambu Untuk Wadah Daging Kurban, Ramah Lingkungan
Penggunaan anyaman bambu bisa mengurangi sampah plastik
Penggunaan anyaman bambu bisa mengurangi sampah plastik
Pemkab Bantul Anjurkan Anyaman Bambu Untuk Wadah Daging Kurban, Ramah Lingkungan
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, DIY, menganjurkan panitia pemotongan hewan kurban atau masyarakat memakai besek atau anyaman kulit bambu sebagai wadah daging pemotongan hewan kurban Idul Adha 1444 Hijriyah. “Sebagai antisipasi adanya sampah, dan dari sisi kesehatan kita juga menganjurkan wadah daging hewan kurban memakai besek, pakai sarangan bambu, maupun daun-daunan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, dikutip dari ANTARA.
-
Kapan Serdadu Bambu berganti nama? Punklung sendiri kemudian berganti nama menjadi Sedadu Bambu pada 2009 lalu, dan hingga kini masih konsisten menyerukan perlawanan terhadap ketidakadilan.
-
Bagaimana bambu henon beregenerasi? Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 12 Juni di jurnal PLOS One, para peneliti menemukan banyak spesimen yang berbunga tidak mengandung biji.
-
Kapan Galang Rambu Anarki meninggal? Dia meninggal dunia pada 25 April 1997 di usia 15 tahun.
-
Di mana gulungan bambu tersebut ditemukan? Potongan-potongan tersebut ditemukan di dalam sumur kuno di situs arkeologi Chaoyang.
-
Apa itu Babon ANIEM? Sebuah bangunan persegi dengan taman di sekelilingnya berdiri di persimpangan Jalan F.M Noto Kotabaru, Kota Yogyakarta. Oleh masyarakat umum bangunan itu dikenal dengan nama Babon ANIEM.
-
Kapan Mercusuar Anyer dibangun? Pada tahun 1885, dibangunlah Mercusuar Anyer oleh pemerintah Hindia Belanda untuk membantu navigasi kapal-kapal yang melalui Selat Sunda.
Joko mengatakan, dengan memakai besek maupun anyaman bambu sebagai tempat menaruh daging, maka kesehatan makin terjamin. Selain itu besek juga bisa meminimalkan limbah ketimbang tas plastik. “Pertimbangannya kalau pakai plastik itu kan tidak bisa diurai, sementara kalau besek bisa digunakan kembali dan bisa diurai. Kalau plastik kan menjadi limbah. Kemudian dari kesehatan juga,” kata Joko.
Namun apabila terpaksa menggunakan tas plastik karena tidak ada anyaman bambu saat pemotongan hewan kurban Idul Adha, maka diajurkan jangan memakai plastik warna hitam. “Seandainya terpaksa pakai plastik, yang dipakai plastik warna putih atau jernih. Jangan sampai pakai tas kresek warna hitam,” ujar Joko.
Sementara untuk tempat pemotongan hewan kurban, panitia disarankan untuk menyediakan lubang di tanah atau “jugangan” untuk membuang darah dan kotoran ternak yang disembelih. “Tempat penyembelihan dibuat jugangan. Termasuk pembuangan kotoran juga di jugangan. Kemudian mencuci jeroan jangan sampai di sungai atau di kolam. Harapan kami tetap di sumur atau air yang mengalir,” ujarnya.