Potret Miris Kekeringan di Jawa Tengah, Nenek Asal Pati Harus Jalan Kaki 2 Kilometer Pikul Puluhan Liter Air
Warga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih. Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
-
Apa saja jenis pelanggaran pemilu yang terjadi di Jawa Tengah? “Data penanganan dugaan pelanggaran Pemilu 2024 di Jateng per 15 Juni 2023 menunjukkan bahwa 16 dugaan pelanggaran yang terbukti itu terdiri dari dua pelanggaran jenis administrasi, 10 pelanggaran jenis kode etik penyelenggara pemilu, serta empat pelanggaran hukum lainnya,”
-
Di mana saja wilayah Jawa Tengah yang masuk status waspada kekeringan? Selain Cilacap, ada 10 kabupaten lain di Jawa Tengah yang juga berstatus waspada kekeringan meteorologis yaitu Kebumen, Purworejo, Blora, Demak, Grobogan, Rembang, Kendal, Klaten, Sukoharjo, dan Wonogiri.
-
Apa yang diminta Ganjar kepada pendukungnya di Jawa Tengah? Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo meminta semua massa pendukungnya di Jawa Tengah untuk menjaga lumbung suara demi memenangkan Pilpres 2024.
-
Apa yang diyakini Anies tentang Jawa Tengah? “Saya rasa nuansa perubahan itu semakin terasa. Menginkan perubahan. Dan itu kemudian menonjol,” kata Anies usai acara Istighosah Kubro Masyayich & Alumni Pondok Pesantren di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/12). Sehingga, Anies pun menilai anggapan Jawa Tengah yang selama ini identik dengan julukan 'Kandang Banteng' bisa saja berubah. Menurutnya Jateng bukan hanya milik satu partai saja.
-
Mengapa kekeringan tahun ini begitu parah di Jawa Tengah? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
“Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,” kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
Berikut selengkapnya:
Kekeringan di Boyolali
Kesulitan air juga diakui Nur Cahyati, warga Desa Garangan. Ia dan warga lainnya harus antre untuk memperoleh sumber air yang berada di dalam hutan itu. Pihak terkait sebenarnya sudah memberikan bantuan air untuk warga Desa Garangan.
Relawan dari berbagai komunitas juga mulai menyalurkan bantuan air pada warga Desa Garangan. Sebanyak 24.000 liter air bersih disalurkan untuk warga desa tersebut.
“Mungkin bisa dilihat sendiri bahwa di sini sangat gersang sekali sampai warga membuat galian untuk mendapatkan air bersih. Dari kami sendiri mengirimkan empat tangki air berjumlah 6.000 liter, dan akan disebarkan ke empat kecamatan yaitu Wonosegoro dan Juwangi,” kata Mawardatun Nisa, salah seorang relawan itu.
- Misi di Daerah Operasi, Anggota TNI ini Jalan Kaki di Tengah Hutan Cari Air buat Mandi sambil Waspada Bawa Senjata
- Potret Miris Kekeringan di Ponorogo, Ratusan Warga Tempuh 2 KM ke Tengah Hutan Demi Sumber Air Satu-satunya
- Potret 75 Desa di Pamekasan Darurat Kekeringan, Warga Harus Tempuh Jarak Tiga Kilometer untuk Dapatkan Air Bersih
- Pilu Warga Lebak Alami Kekeringan, Gunakan Air Sungai untuk Mencuci hingga Kebutuhan Minum
Nenek Asal Pati Jalan 2 Km demi Air Bersih
Demi bisa memperoleh air, Sukini, warga Desa Tambahagung, Kabupaten Pati, harus berjalan kaki menuju lokasi dropping air bersih dengan membawa dua buah ember. Bila ember itu terisi air, total berat yang harus ia pikul adalah 50 liter air. Tak jarang, ia harus berjalan kaki sejauh dua kilometer bolak balik untuk bisa memperoleh air itu.
“Ini di dalam air saya kasih daun biar airnya nggak goyang,” kata Sukini, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (24/9).
Desa Tambahagung sendiri sudah lima bulan dilanda kekeringan. Selain Desa Tambahagung, ada 69 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Pati yang terdampak kekeringan.
Kekeringan di Batang
Kekeringan yang melanda Provinsi Jateng terjadi menyebar di banyak kabupaten. Di Batang misalnya, per 17 September 2024 kemarin, ada delapan desa yang mengalami kekeringan dan menyebabkan 2.174 warga mengalami krisis air bersih. Debit air sumur dan sungai di desa-desa itu menurun drastic. Oleh karena itu merekapun mengajukan bantuan dropping air bersih.
“Kami telah mendistribusikan 25 tangki air atau sekitar 125 ribu liter air bersih ke desa-desa terdampak krisis air bersih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Batang, Ulul Asmi dikutip dari ANTARA.