Pria Bantul Manfaatkan Lahan Bekas Galian Batu Bata untuk Ternak Nila, Punya Potensi Besar
Ternak nila dewasa ini punya potensi besar sebagai sumber cuan.
Ternak nila dewasa ini punya potensi besar sebagai sumber cuan.
Pria Bantul Manfaatkan Lahan Bekas Galian Batu Bata untuk Ternak Nila, Punya Potensi Besar
Agus Triono menyadari bahwa di sekitar rumahnya banyak lahan yang dulu digunakan warga untuk mencetak batu bata. Bekas lahan itu biasanya tidak bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Tercetus idenya untuk menyulap lahan bekas itu menjadi kolam untuk ternak ikan.
-
Siapa Nabila? Lebih jauh mengenal sosok Nabila, Merdeka telah merangkum deretan fakta sosoknya berikut ini. Simak selengkapnya. Nabila diketahui merupakan gadis yang berasal dari Surabaya. Ia kini baru menginjak usia 23 tahun. Publik mengenal Nabila sebagai perempuan bersuara unik. Ia terkenal setelah video covernya tersebar luas di Tik Tok maupun Instagram.
-
Dimana Naira kuliah? Naira menempuh kuliah di Universitas British, tepatnya berlokasi di Kolombia.
-
Dimana buah Nipah tumbuh? Buah jenis ini memang tumbuh subur di kawasan dengan kontur tanah yang berlumpur serta memiliki batang pohon yang serumpun dan tidak terlalu tinggi. Di Bengkalis sendiri, buah Nipah mudah dijumpai di pesisir atau hutan pantai.
-
Dimana Daun Belimbing Wuluh tumbuh? Belimbing wuluh atau Averrhoa bilimbi, tumbuhan yang tumbuh subur di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina, memiliki kekhasan yang tak hanya terletak pada buahnya yang segar dan asam.
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Dimana tari Tanduak berasal? Tari Tanduak atau biasa disebut Tari Tanduk merupakan kesenian tradisional yang diwariskan dari Kerajaan bernama Jambu Lipo di Sumatra Barat.
“Waktu awal-awal kami memanfaatkan lahan ini, ikan-ikan kami campur. Ada bawal, ada nila, ada lele, dan beberapa jenis yang lain. Lalu setelah melihat potensi yang cukup besar, kami memutuskan untuk budidaya nila,” ujar Agus dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Dalam merintis budidaya nila, Agus menghadapi banyak kendala. Salah satunya soal kematian ikan. Bahkan kematian ikan waktu itu mencapai 50 persen. Selain itu kendala berikutnya soal pakan ikan.
“Dulu saat masih konvensional kasih makan lumut, daun-daunan, dan itu ternyata tidak begitu banyak efeknya. Makanya kasih coba yang lebih modern dikit seperti pakan pabrikan. Dari pabrikan hasilnya cukup bagus, tapi harganya lumayan,”
Kata Agus terkait kendala yang ia hadapi saat memberi makan ikan ternaknya.
Agus mengatakan ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam beternak ikan nila. Pertama adalah kualitas air, kedua adalah kualitas benih, ketiga adalah pakan, dan yang keempat adalah bagaimana cara merawatnya.
“Dalam merawat ikan harus ada rasa suka, apalagi yang dirawat ini makhluk hidup. Kedekatan antara hewan dengan yang memelihara itu akan sangat berpengaruh,” kata Agus.
Agus mengatakan, ia biasanya menebar benih ikan yang sekilonya berisi 50-70 ekor. Dalam waktu dua bulan, hasilnya sudah bisa dipanen. Sementara untuk pemasarannya, ikan nila banyak dicari orang.
“Prospek ke depan untuk nila merah ini saya sangat yakin dan sangat optimis ini akan sangat besar. Bahkan bisa jadi ini akan bersaing dengan lele,” ujarnya.
Ia mengatakan, bila dibandingkan dengan padi dengan ukuran lahan yang sama, maka hasil dari nila akan jauh lebih banyak. Selain itu, usaha budidaya nila juga bisa dibuat sampingan.
“Harapannya di tempat ini, nanti anak-anak muda yang akan berperan. Mereka bisa ikut memasarkan. Bahkan tidak hanya jual fresh-nya saja, mereka juga bisa menjual dalam bentuk makanan olahan. Mereka juga bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas,” kata Agus.