Pria Karanganyar Sulap Saluran Irigasi Penuh Sampah Jadi Kolam Ikan, Begini Kisahnya
Bambang Agus berhasil menyulap saluran irigasi yang dulunya penuh sampah menjadi kolam bersih yang dipenuhi ikan. Keberhasilan ini kemudian ditiru warga yang lain. Apalagi masa panen ikan tergolong singkat dan bisa menghasilkan untung berlipat.
Bambang Agus miris melihat kondisi saluran irigasi di dekat rumahnya yang penuh dengan tumpukan sampah.
Ia mengadu ke pemerintah desa untuk mendapat solusi yang tepat. Pemerintah desa mengatakan kalau tumpukan sampah di saluran itu merupakan tanggung jawab bersama. Bambang yang ingin mendapatkan solusi disuruh untuk membuat tulisan-tulisan larangan membuang sampah di sana.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Tapi karena cuma imbauan sebenarnya tidak ada solusi di situ. Akhirnya saya berpikir, andai sampah ini berubah jadi emas, orang pasti berbondong-bondong datang ke sini. Ketemulah ide itu, bagaimana agar saluran ini penuh dengan emas,” kata Bambang dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Ubah Saluran jadi Kolam Ikan
©YouTube/Cap Capung
Bambang kemudian menggali saluran irigasi yang penuh tumpukan emas itu agar lebih dalam. Setelah sampah-sampah diangkat dan bagian saluran itu diberi saringan penyekat, ia menaburi saluran itu dengan bibit-bibit ikan. Melihat apa yang dilakukan Bambang, banyak orang berpikir ia telah gila.
“Saya pelihara ikan-ikan itu di sana. Diambil orang biarin. Saya tulis di pembukuan, bibit sekian, habis pakan sekian, habis modal sekian, setelah panen dua kali ada teman yang tanya, apa untung? Ini lihat sendiri! Modal Rp1,5 juta, panen bisa mencapai Rp4,5 juta!” kata Bambang sambil menunjukkan hasil pembukuan keuangan pada temannya.
Sejak saat itu banyak warga tertarik untuk meniru Bambang. Sampai-sampai mereka bertengkar gara-gara memperebutkan tempat memelihara ikan.
Konflik dengan Petani
©YouTube/Cap Capung
Keberadaan kolam ikan di saluran irigasi lama-lama sampai ke telinga petani. Mereka rupanya tidak suka dengan adanya kolam ikan itu. Mereka mengatakan kalau sekat saringan kolam ikan itu membuat aliran air menuju lahan pertanian mereka terhambat.
Akhirnya mereka menjebol sekat-sekat saringan itu saat ikan-ikan di sana hendak dipanen. Konflik baru dimulai. Permasalahan itu kemudian dibawa ke perangkat desa.
“Karena saluran ini dibangun pemerintah untuk petani, kita mengalah. Bongkar semua sekat-sekat kolam ikan itu. Tapi Pak Lurah menghargai jerih payah kita dengan diberi lahan seluas 1.600 meter persegi untuk dibangun kolam ikan,” ujar Bambang.
Namun ketiadaan ikan-ikan di saluran irigasi membuat tempat itu kembali penuh sampah. Akhirnya Bambang kembali menaburi saluran itu dengan ikan. Kali ini para petani bisa mengakui keberadaan kolam ikan di sana.
Bantuan dari Pemerintah
©YouTube/Cap Capung
Keberadaan kolam ikan di saluran irigasi itu mengundang dinas peternakan setempat untuk datang. Mereka memberikan penyuluhan dan bimbingan serta menyuruh agar para peternak ikan itu membuat kelompok tani. Selain itu, dinas peternakan juga memberi berbagai bantuan baik dalam bentuk uang maupun bantuan lainnya.
“Kalau cuaca mendukung tiga bulan sudah bisa panen. Kalau panen satu sekat ini bisa menghasilkan 5-6 kuintal,” kata Bambang.
Untuk saat ini, Bambang dan para peternak ikan di sana dihadapkan pada tantangan harga pakan yang naik sementara harga produksi yang turun. Oleh karena itu, ia berharap harga pakan juga bisa turun agar keuntungan yang diperoleh dari panen ikan di saluran irigasi itu bisa berlipat.