Pria Magelang Rintis Usaha Anggrek saat Pandemi, Warisi Hobi Sang Ayah
Rakhi Pradana (29) mulai bertani anggrek sejak pandemi COVID-19 merebak. Krisis akibat pandemi membuatnya berhenti dari pekerjaannya sebagai desainer interior. Keputusannya untuk bertani anggrek tak lepas dari ayahnya yang hobi memelihara anggrek.
Rakhi Pradana (29) mulai bertani anggrek sejak pandemi COVID-19 merebak. Krisis akibat pandemi membuatnya berhenti dari pekerjaannya sebagai desainer interior. Keputusannya untuk bertani anggrek tak lepas dari ayahnya yang hobi memelihara anggrek.
Begitu beralih profesi, Rakhi langsung mendatangkan bibit anggrek dari berbagai tempat. Dari sana ia mulai belajar menanam anggrek. Pada awal-awal masa mencoba menanam anggrek, ia mengalami banyak kegagalan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Dulu awal-awal beli bibit yang masih dalam botol itu sekitar 20 botol mati semua. Rugi banyak. Tapi habis itu dulu nyoba lagi main bibit dari Taiwan ternyata memang sulit sekali. Kemudian kita ambil yang jenis dendrobium ini. Alhamdulillah bisa hidup,” kata Rakhi saat ditemui Merdeka.com pada Jumat (16/6).
Pada saat awal mula bertani anggrek, Rakhi merasa diuntungkan dengan efek pandemi. Banyak orang yang beraktivitas di rumah membuat banyak barang-barang hobi yang laris. Anggrek jenis dendrobiumnya laris manis.
“Kalau waktu COVID-19 kemarin banyak yang ambil di tempat kita karena satu kampung banyak petani anggreknya. Jadi iklimnya sudah mendukung,” kata Rakhi.
Di kampung halamannya di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, banyak warga yang hidup sebagai petani anggrek. Ia berkata pada awalnya ayahnya-lah yang mengajarkan warga di kampungnya untuk menanam anggrek. Namun karena punya profesi sebagai PNS, ayahnya tidak punya waktu banyak untuk menekuni hobi itu.
“Tetangga saya yang dulu diajari bapak kini jadi petani besar. Mereka waktu COVID-19 bahkan bisa hidup dari anggrek. Saya melihat itu jadi mulai terjun,” ungkapnya.
Sebagai petani anggrek, dalam sebulan Rakhi bisa menghasilkan omzet hingga Rp15-20 juta. Bahkan sewaktu COVID-19 kemarin, ia bisa menghasilkan Rp80-90 juta dalam sebulan. Ia berkata, waktu pandemi kemarin, banyak pengusaha yang bergerak di bidang hobi justru omzetnya meningkat. Namun seiring kembalinya kondisi ke normal, tren tersebut justru menurun.
Dalam menekuni dunia usaha, Rakhi sudah tiga tahun menjalin relasi dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Awalnya pihak BRI masuk ke kampungnya untuk menawarkan bantuan pinjaman modal. Namun waktu itu banyak petani yang masih berpikir ulang untuk menerima bantuan itu. Sementara Rakhi tak perlu berpikir panjang untuk menerimanya.
“Kami langsung mengiyakan. Jadi nggak tahu nanti seperti apa yang penting iya dulu,” imbuhnya.
Rakhi mengaku banyak sekali keuntungan yang ia peroleh setelah bekerja sama dengan BRI. Selain mendapat bantuan permodalan, ia jadi bisa membangun relasi dengan orang-orang perbankan secara personal. Tak jarang mereka juga memesan anggrek darinya.
Sebagai seorang petani anggrek, Rakhi mengatakan yang paling penting dari menekuni usaha tersebut adalah rasa suka. Apalagi dalam membudidaya anggrek butuh ilmu serta ketelatenan. Banyak hal yang harus dipikirkan.
“Soal pemupukan saja kita harus punya SOP, seberapa banyak takarannya, kapan jadwal pemupukannya, dan sebagainya. Kita juga perlu memikirkan kebutuhan cahaya untuk setiap jenis anggrek. Sirkulasi udara kita perlu pikirkan juga,” ungkap Rakhi.
(mdk/shr)