Sejarah Oplet di Salatiga, Sempat Jadi Kendaraan Orang Kepepet Tempo Dulu
Oplet menyimpan banyak romantika sebagai alat transportasi gaya lama di Kota Salatiga.
Oplet menyimpan banyak romantika sebagai alat transportasi gaya lama di Kota Salatiga.
Sejarah Oplet di Salatiga, Sempat Jadi Kendaraan Orang Kepepet Tempo Dulu
Oplet biasanya identik dengan transportasi massal di Jakarta masa silam. Namun siapa sangka jika mbah buyut angkot ini ternyata juga populer di Kota Salatiga, Jawa Tengah.
-
Apa yang banyak berubah di Kota Salatiga? Dalam sebuah video, tampak suasana jalan raya di depan kantor pos di Kota Salatiga. Lalu perekam video menunjukkan sebuah foto lama yang memperlihatkan suasana jalanan itu pada tahun 1928. Tampak belum banyak bangunan berdiri dalam foto tersebut. Selain itu jalanan belum penuh kendaraan dan kondisinya yang belum diaspal.
-
Dimana lokasi bandara Ngebul di Salatiga? Seperti diurai dalam buku Salatiga Sketsa Kota Lama, Sabtu (30/9), bandara Ngebul hanyalah sebuah lapangan terbang yang berlokasi di kompleks militer Ngebul.
-
Apa saja yang bisa dilakukan di Kopeng Salatiga? Tidak hanya memiliki hawa sejuk, Kopeng juga memiliki banyak destinasi menarik. Tempat wisata ini terkenal dengan suasana hutan pinus yang punya banyak wahana petualang.Ada beberapa wahana menarik yang ditawarkan di Kopeng Salatiga, seperti flying fox, panjat jaring, dan berbagai wahana outbond menyenangkan lainnya.
-
Apa itu Enting-Enting Salatiga? Salah satu kuliner bersejarah di Salatiga adalah enting-enting. Makanan yang sudah ada sejak tahun 1928 ini tergolong unik karena proses pembuatannya bisa dikatakan tanpa menggunakan mesin, alias masih menggunakan tangan manusia.
-
Di mana letak Desa Adat Sijunjung? Perkampungan ini terletak di Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, Nagari Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat.
-
Apa daya tarik utama dari Desa Wisata Selamanik? Kita sudah meilhat keindahan alam, potensi budaya, dan ketahanan pangan di sini. Ini menjadi salah satu yang spesial dari Desa Wisata Selamanik,” ucap Sandi
Di masa lalu, oplet memang membantu mobilitas warga di kota pinggiran Rawa Pening itu. Ibu-ibu, sampai anak-anak sekolah menaikkinya, dan dianggap sebagai kendaraannya orang kepepet. Sayangnya transportasi rakyat itu kini tinggal kenangan dan jadi bagian dari sejarah trasportasi massal di Kota Salatiga. Berikut kisahnya.
Mengaspal medio 1970-an
Mengutip buku “Salatiga Sketsa Kota Lama” karya Eddy Supangkat, Minggu (20/8), kendaraan Oplet jadi transportasi umum warga Kota Salatiga pada 1970-an. Saat itu, kendaraan ini jadi alternatif berbiaya murah, sebagai pengganti Bus Esto yang sudah mengaspal lebih awal. Saat jam operasionalnya, kendaraan oplet selalu dipenuhi oleh penumpang dengan rute jarak dekat.
Jalan Jenderal Soedirman jadi pusat pemberhentian oplet
Menurut Eddy Supangkat, oplet yang beroperasi di Kota Salatiga memiliki dua terminal khusus, yakni di sekitaran Jalan Jenderal Soedirman, dan di kawasan Pasar Baru.
Menurut ia, setiap harinya dijumpai puluhan oplet yang mengantre untuk menunggu penumpang. Para penggunanya, kebanyakan ialah para pedagang pasar. “Selain berderet di terminalnya, oplet biasa dijumpai di ruas Jalan Taman Pahlawan,” katanya
Rute oplet di Salatiga
Untuk rutenya, oplet di Kota Salatiga biasa melayani penumpang mulai dari Bringin, Suruh, Ampel, Karanggede, Banyubiru, Dadapayam serta kecamatan-kecamatan di sekitar pusat kota. Beberapa oplet nyatanya harus bersaing dengan dua bus besar lain di luar Esto, yakni Bus Rezeki dan Bus Subur. “Beberapa rute lainnya harus bersaing dengan rute bus, namun beberapa lainnya aman dari persaingan dengan bus,” katanya lagi.
- Sejarah Becak Dayung, Moda Transportasi Tenaga Manusia dari Kota Medan
- Dulu Ditarik dengan Tenaga Kuda, Ini Sejarah Jalur Kereta Api Solo-Boyolali
- Ucapan Selamat Pagi Lucu Tapi Romantis untuk Pasangan, Bikin Auto Klepek-Klepek
- Potret Lawas Kereta Api di Berbagai Stasiun di Indonesia Tahun 1980, Bikin Nostalgia
Satu oplet bisa angkut puluhan penumpang
Vitalnya oplet sebagai transportasi dari kampung ke kota amat diminati masyarakat di sana.
Bahkan, sopir-sopir sampai harus nekat memaksa penumpangnya masuk ke dalam oplet agar warga bisa terangkut banyak. “Begitu banyaknya penumpang yang harus diangkut oplet jurusan Salatiga-Dadapayam, sampai-sampai-sampai penumpang ibu-ibu pedagang di pasar itu harus mengikat tubuhnya di body oplet,” kata salah satu pengemudi oplet zaman tersebut, Wiem.
Rute Salatiga-Dadapayam penuh kenangan
Eddy menyebutkan bahwa kendaraan oplet betul-betul penuh kenangan, terutama untuk jurusan Salatiga-Dadapayam. Untuk rute tersebut, kata dia, terbilang ekstrem dan menanjak, sehingga saat turun hujan oplet seringkali sulit menanjak. Dalam mensiasatinya, beberapa pengemudi memilih mengikatkan rantai di ban-ban oplet agar tidak selip di jalan licin.
Oplet jadi kendaraan orang kepepet.
Sejak tahun 1960-1970 an, oplet sudah menjadi kendaraan orang kepepet.
Ini karena satu unit bisa memuat hingga puluhan orang. Alhasil, para penumpangnya pun berdesak-desakan dan tidak nyaman. Kemudian, oplet juga jadi satu-satunya kendaraan umum untuk rute Salatiga-Dadapayam yang lumayan jauh.
Tak ada pilihan lain, apakah memilih jalan kaki berjam-jam atau menaikki oplet yang penuh sesak.
Menurut Eddy, oplet menyimpan banyak romantika sebagai alat transportasi kota gaya lama.