Nasib Pesawat Setelah Masuk Usia Pensiun
Pesawat-pesawat yang sudah masuk usia pensiun umumnya tidak begitu saja menjadi bangkai pesawat.
Seperti manusia, moda transportasi pun memiliki usia pensiun.
Nasib Pesawat Setelah Masuk Usia Pensiun
Bus, kereta, kapal, hingga pesawat pasti memiliki usia pensiun. Biasanya, transportasi-transportasi tersebut memiliki masa beroperasi tersendiri.
Jika sudah begitu, pesawat akan "diistirahatkan" di sebuah area luas untuk dipreteli komponen yang masih layak digunakan.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Apa saja ucapan selamat pensiun yang paling sering digunakan? Ucapan selamat pensiun bisa disampaikan kepada teman, kerabat, atau orang terdekat ketika memasuki masa purna tugas. Memberikan ucapan selamat merupakan salah satu bentuk apresiasi atas kontribusi yang telah diberikan orang tersebut. Berikut merdeka.com membagikan kumpulan ucapan selamat pensiun untuk orang terdekat dilansir dari berbagai sumber, Jumat (28/6/2024):
-
Apa dampak mode pesawat? 'Jika ada 3-4 ponsel dari 150 penumpang mencoba terhubung, itu bisa mengganggu gelombang radio yang digunakan headset pilot,' ujar PerchPoint.
-
Negara mana yang cocok untuk pensiun? Menurut forbes.com, terdapat tiga negara di Asia yang menonjol sebagai tujuan ideal untuk pensiun.
-
Apa yang dilakukan orang kaya untuk pensiun? Namun, orang kaya yang sukses merencanakan pensiun mereka dengan cermat, memastikan bahwa mereka dapat mempertahankan standar hidup yang sama meskipun tidak lagi bekerja. Perencanaan yang baik memastikan bahwa mereka tidak kehabisan uang dan tetap nyaman secara finansial.
-
Dimana paus pilot terdampar? Lebih dari 30 paus pilot terdampar di pantai Selandia Baru dan berhasil diselamatkan pada 25 November 2024.
Mengutip BBC, pesawat-pesawat yang sudah masuk usia pensiun umumnya tidak begitu saja menjadi bangkai pesawat.
Mark Gregory, pendiri Air Salvage International, perusahaan yang bergerak di bidang pembongkaran dan daur ulang pesawat jet yang tak lagi dipakai oleh maskapai penerbangan, mengatakan, mereka akan mendaur ulang pesawat pensiun tersebut. "Mesin dan suku cadang punya nilai jual lebih tinggi, dibandingkan jika Anda menjual pesawat dalam keadaan utuh," ujar Gregory.
Gregory telah menjalankan usaha daur ulang pesawat selama 20 tahun di Bandar Udara Cotswolds, lapangan terbang swasta yang pernah dimiliki Kementerian Pertahanan Inggris hingga 1993. Lapangan udara ini bisa menampung 50 hingga 60 pesawat penumpang setiap tahun untuk dibongkar dan didaur ulang. Yang dia lakukan bersama timnya adalah membongkar secara hati-hati setiap pesawat yang dipensiunkan. "Nilai terbesar, antara 80-90 persen dari satu pesawat (yang dirongsokkan) adalah di bagian mesin," kata Gregory.
Sebagai mantan teknisi maskapai Dan Air, yang memanfaatkan uang pesangon untuk mendirikan Air Salvage International, Gregor mengatakan, ketika mesin diambil, timnya akan mengambil suku cadang atau bagian-bagian lain yang masih punya nilai jual. Untuk proses pembongkaran mesin tergantung jenis dan ukuran pesawat. Namun, rerata dia membutuhkan 1-2 bulan untuk membongkar mesin pesawat berbadan sempit seperti Boeing 737 atau Airbus A320. Sementara untuk pesawat raksasa seperti Boeing 747 dan 777 bisa memakan waktu 3-4 bulan.
Sebelum dibongkar, pesawat terlebih dulu harus dikeringkan, semua bahan cair yang ada di dalamnya diambil, mulai dari bahan bakar hingga cairan pelumas hidrolik. Setelah itu baru mesinnya diangkat.
Gregory mengatakan agar mesin tidak rusak, perlu diberi semacam pengawet, yaitu dengan memompakan bahan preservatif untuk mengeluarkan bahan bakar dan oli dengan tujuan mencegah mesin berkarat. Setelah itu dibungkus rapat dengan plastik, siap untuk dipakai oleh pesawat yang baru. Dia menegaskan, mesin pesawat sangatlah mahal. Misalnya saja, dia menyebut mesin dari Boeing 777 yang berusia 20 tahun bisa dijual seharga USD3 juta atau sekitar Rp45 miliar."Permintaan mesin pesawat bekas sangat tinggi, yang biasanya dimanfaatkan sebagai mesin pesawat yang lebih muda atau untuk suku cadang," terangnya.
Menggunakan mesin atau suku cadang bekas menguntungkan karena untuk membeli mesin yang sama sekali baru, perakit atau perusahaan pesawat harus mengeluarkan dana USR30 juta atau hampir Rp450 miliar untuk mesin Boeing 777. Karena itu sering kali usia mesin jauh lebih lama dari usia pesawat pertama yang ia gerakkan. Bagian lain yang berharga adalah komponen pendaratan, unit sumber tenaga tambahan, berbagai peranti penerbangan, dan sistem pendingin. "Dengan kata lain, hampir semua komponen penting diambil yang pada akhirnya hanya menyisakan badan pesawat (fuselage)," papar Gregory.
Flight deck yang ada di kokpit dijual ke akademi atau sekolah penerbangan sementara pintu dan kursi dijual ke para peminat dunia penerbangan. Kursi-kursi pesawat juga dijual ke sekolah awak pesawat atau ke studio film. Dan harganya, tidak murah. Kursi untuk kelas ekonomi dijual ratusan dolar sementara kursi di kelas satu bisa berniai ribuan dolar. Bahkan sabuk pengaman juga dibanderol sekitar USD25 atau sekitar Rp383.000.
Namun, Gregory menuturkan, tidak semua pesawat yang dipensiunkan akan didaur ulang. Di Gurun Arizona, Amerika Serikat, terdapat kuburan massal tempat alat transportasi udara ini dionggokkan begitu saja. Banyaknya pesawat 'yang pensiun mengenaskan' seperti ini tak lepas dari perubahan besar di industri penerbangan. Perubahan dalam aturan keselamatan dan peningkatan produksi membuat jumlah pesawat yang dipensiunkan dini mengalami peningkatan tajam dalam beberapa tahun terakhir.Saat ini antara 400 hingga 600 pesawat komersial dibongkar setiap tahun. Aktivitas ini menyebabkan sampah dalam jumlah besar, setara dengan 30.000 ton alumunium, 1.800 ton aloi, 1.000 ton serat karbon dan 600 ton komponen lain. Jumlah gunungan sampah dari pembongkaran pesawat diperkirakan akan terus bertambah. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mengatakan jumlah pesawat komersial yang akan pensiun dalam 13 tahun mendatang mencapai tak kurang dari 18.000 unit.