Tak Dapat Bantuan Pemerintah, Warga di Kudus Bangun Jembatan Secara Swadaya
Warga Desa Kedungsari, Kudus, harus membangun jembatan menggunakan dana dari kantong mereka sendiri. Permohonan pembangunan jembatan telah berkali-kali diajukan ke pemerintah desa, namun nyatanya tak kunjung direalisasikan.
Walaupun pembangunan di Pulau Jawa dilakukan secara masif, namun nyatanya tak semua warga yang merasakan dampak positif dari pembangunan itu. Beberapa desa masih minim infrastruktur. Bahkan warga desa harus rela membangun jembatan penghubung secara swadaya.
Hal inilah yang terlihat di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Tak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah, warga di sana gotong royong untuk membangun jembatan menggunakan dana dari kantong mereka sendiri. Permohonan pembangunan jembatan telah berkali-kali diajukan ke pemerintah desa, namun nyatanya tak kunjung direalisasikan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Berikut selengkapnya:
Dibangun Secara Swadaya
©YouTube/Liputan6
Warga Desa Kedungsari membangun jembatan yang menghubungkan desanya secara swadaya. Mereka rela mengumpulkan dana untuk pembangunan jembatan sepanjang 32 meter tersebut.
Awalnya jembatan itu terbuat dari bambu. Namun jembatan itu sering rusak saat musim penghujan tiba. Agar lebih aman, warga memutuskan untuk membangun jembatan permanen. Bagi warga, keberadaan jembatan itu sangat penting karena bisa memperpendek jarak tempuh sehingga tidak harus memutar jauh.
“Sejauh ini belum ada bantuan dana dari pemerintah,” kata Kasri, warga Desa Kedungsari, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (30/5).
Telah Diajukan Berkali-Kali
©YouTube/Liputan6
Sebenarnya usulan pembangunan jembatan telah diajukan berkali-kali pada pemerintah desa. Namun tidak kunjung direalisasikan dengan alasan jaraknya dekat dengan kampung sebelah.
“Ya meringankanlah untuk masyarakat. Jadi dari sini ke seberang sana bisa bersatu. Sebelum ada jembatan ini kami harus memutar, di sana sebelah selatan, dan di sebelah utara. Tapi jauh. Harus memutar,” kata Eko Ristanto, Ketua RW di Desa Kedungsari.
Diperkirakan pembangunan jembatan itu memakan dana kurang lebih Rp200 juta. Meski telah mengumpulkan dana swadaya masyarakat, mereka tetap berharap ada donatur atau pemerintah yang bisa mempercepat penyelesaian pembangunan jembatan.