3 Fakta Seluruh Wilayah Sidoarjo Dulunya Lautan, Buktinya Masih Bisa Disaksikan hingga Kini
Belum banyak yang tahu bahwa Kabupaten Sidoarjo dulunya merupakan lautan. Bukti fisiknya pun masih bisa disaksikan hingga saat ini.
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah yang terkenal akan potensi lautnya. Kabupaten ini juga menjadi salah satu daerah terpenting di Jawa Timur karena termasuk dalam satu kesatuan wilayah pembangunan yang dikenal dengan istilah Gerbang Kertasusila.
Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Apa yang menjadi pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam? Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
Dulu, seluruh wilayah Sidoarjo berupa lautan. Tidak ada kawasan permukiman sama sekali. Seiring waktu, kawasan lautan menyempit hingga berubah menjadi daratan.
Sejarah
Sebelum menjadi daratan seperti saat ini, seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo ternyata berupa lautan.
Mengutip Instagram @rumahbudaya.sda, daratan di Kabupaten Sidoarjo merupakan hasil sedimentasi Sungai Brantas. Sebelum menjadi daratan, kawasan lautan berubah terlebih dahulu menjadi rawa-rawa.
Proses sedimentasi yang terjadi secara terus-menerus membuat sebagian kawasan menjadi daratan-daratan kecil, mirip pulau-pulau kecil yang dipisahkan perairan. Hal ini dapat dilihat dari sejarah kawasan Rawapulo.
Rawapulo
Kawasan Rawapulo saat ini diperkirakan terdiri dari Kecamatan Jabon, Porong, Tanggulangin, Krembung, Tulangan, dan Prambon.
- Fakta Menarik Pulau Selayar, Dulu Jadi Jalur Penting Perdagangan Rempah
- 5 Fakta Laut Indonesia Digdaya sejak Zaman Kerajaan, Jadi Sarana Utama Bisnis hingga Dakwah Islam
- Fakta Unik Bentang Alam Kabupaten Gunungkidul, Dulunya Hamparan Lautan yang Kini Jadi Deretan Pegunungan
- Kota Semarang Dulunya adalah Lautan, Begini Sejarahnya
Dulunya Rawapulo disebutkan sebagai kawasan yang dipenuhi rawa dan pulau. Saat ini, kawasan berawa tersebut hanya terdapat di Kecamatan Tanggulangin dan Jabon.
Beberapa nama desa di bekas wilayah Rawapulo menggunakan kata kedung yang berarti kubangan air. Nama ini merujuk pada sejarah wilayah tersebut yang dulunya kawasan berawa. Desa-desa yang dimaksud yakni Desa Kedungkembar, Kedungsolo, Kedungbocok, Kedungcangkring, Kedungsuko, Kedungsukodani, Kedungpandan, Kedungrejo, Kedungbanteng, Kedungsumur, Kedungrejo, Kedungwonokerto, Kedungturi, Kedungbendo, Kedungrawan, dan Kedungboto.
Kemungkinan besar pada masa lalu, terbentuknya kawasan daratan Kabupaten Sidoarjo di bagian selatan lebih lambat dibanding kawasan sebelah utara.
Kondisi Terkini
Penggambaran sederhana perubahan kawasan perairan menjadi kawasan daratan pada kasus terbentuknya Delta Brantas yakni area muara sungai yang awalnya perairan menjadi kawasan berawa terlebih dahulu.
Kawasan berawa tersebut terbentuk dari sedimen berupa lumpur yang terkumpul di muara sungai dan ditumbuhi dengan tanaman khas area rawa.
Representasi proses sedimentasi menjadi pulau-pulau kecil ini masih bisa disaksikan hingga saat ini, yakni pada keberadaan Pulau Lusi atau Pulau Dem yang kini juga dikenal sebagai destinasi wisata.
Pulau Lusi atau Pulau Dem merupakan pulau yang terbentuk dari proses sedimentasi material yang dibawa aliran air sungai yang mengalir melalui Kanal Porong, Material ini kemudian menumpuk di bagian muara sehingga perlahan-lahan membentuk sebuah pulau kecil.
Proses terbentuknya Pulau Lusi atau Pulau Dem tercatat mencapai 38 tahun. Ukuran luas pulau ini akan terus bertambah ketika proses sedimentasinya masih terus berlangsung.
Pada awalnya, Pulau Lusi atau Pulau Dem hanya sebuah kawasan berawa, saat ini sebagian dari kawasan berawa itu telah berubah menjadi daratan dan sebagian lagi menjadi kolam-kolam ikan.