Eksotisme Tangga Menuju Langit di Tana Toraja, Bukit Batu Menjulang Melewati Awan
Salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Tana Toraja.
Buntu Sarira atau yang dikenal dengan istilah Tangga Menuju Langit ialah perbukitan batu dengan ketinggian mencapai 1.231 mdpl.
Masyarakat lokal menyebutnya Tangga Menuju Langit karena bukit batu ini menjulang tinggi seolah melewati awan.
-
Apa yang terjadi di Tana Toraja? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
-
Apa yang sedang dibangun di Toraja Utara? Hari ini meninjau langsung Pembangunan Jembatan Sungai Malango pada Ruas Rantepao - Sadan - Batusitanduk di Kabupaten Toraja Utara," ujarnya.
-
Apa saja tempat wisata yang direkomendasikan di Toraja? Merdeka.com merangkum informasi tentang 7 tempat wisata Toraja yang bisa jadi referensi liburan bersama keluarga. Toraja adalah sebuah daerah di Sulawesi Selatan, Indonesia, terkenal dengan kekayaan budaya dan pemandangan alamnya yang indah.
-
Kapan longsor Tana Toraja terjadi? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
-
Apa yang paling menarik di Toraja yang membuat banyak orang datang? Kabupaten Tana Toraja menyimpan pesona yang tak dimiliki oleh daerah lain. Dikenal sebagai rumah dari Suku Toraja membuat Toraja kaya akan tradisi dan budayanya.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Tana Toraja? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
Buntu Sarira terletak di Kelurahan Sarira, Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja.
Konon, Buntu Sarira dulunya merupakan penghubung antara masyarakat di bumi dengan Puang Matua (Tuhan).
Buntu Sarira merupakan salah satu daya tarik wisata di Tana Toraja yang layak dikunjungi.
Daya Tarik
Mengutip laman Disbudpar Kabupaten Toraja Utara, Buntu Sarira atau Gunung Sarira diyakini sebagai tempat tinggal para dewa. Selain Gunung Sarira, empat gunung lain di Toraja yang dihuni para dewa yakni Gunung Sopai, Gunung Sesean, Gunung Sinaji, dan Gunung Sado’ko’.
Saat ini kawasan gugusan karst Gunung Sarira sudah dilengkapi fasilitas seperti gazebo, taman dan tangga-tangga.
- Eksotisme Pantai Kedung Tumpang Tulungagung, Ada Kolam Jernih Dikelilingi Karang hingga Mitos Tak Boleh Bawa Jeruk
- 7 Tempat Wisata di Toraja yang Paling Dicari, Sajikan Panorama Alam yang Indah
- 12 Wisata Danau Toba yang Indah dan Menakjubkan, Wajib Dikunjungi
- 7 Tempat Wisata Toraja, Bisa Jadi Referensi Liburan Akhir Pekan dan Belajar Budaya
Mengutip laman thecrag.com, jalur utama menuju kaki Gunung Sarira berada dekat wisata permandian air alam Tilangga', Makale Utara.
Buntu Sarira berjarak tiga kilometer dari Jalan Poros Makale-Rantepao atau sekitar 2 jam dari Rantelemo, Makale Utara.
Legenda
Ada kisah legendaris yang berkaitan dengan Buntu Sarira. Mengutip Instagram @pesona.indonesia, begini kisahnya.
Konon katanya pada zaman dahulu, hubungan antara manusia dan penghuni langit sangat dekat. Begitupun penghuni langit Puang Matua (sebutan untuk Tuhan oleh masyarakat Toraja).
Apapun yang dilakukan oleh makhluk bumi, harus disampaikan langsung kepada Puang Matua. Bahkan saat itu konon terdapat tangga yang menghubungkan bumi menuju langit.
Suatu ketika, seorang bangsawan bernama Londong Dirura ingin menikahkan kedua anak kandungnya. Sebelum melangsungkan pernikahan, Londong Dirura mengutus Mangi (seorang pelayan kerajaan) untuk bertemu dengan Puang Matua, sekaligus meminta izin mengadakan pesta rakyat.
Saat diutus bertemu Puang Matua, Mangi yang licik pergi ke semak-semak dan bermalam di sana. Ia membuat rencana untuk membohongi Londong Dirura yang sudah lama ia benci.
Keesokan harinya ia berkata kepada Londong Dirura bahwa Puang Matua merestui pernikahan sedarah ini, tetapi dengan satu syarat yaitu mereka diharuskan membuat pesta bernama Ma'bua, syukuran rakyat Toraja.
Setelah mendengar kabar dari Mangi, Londong Dirura pun menggelar pesta besar yang dihadiri oleh seluruh masyarakat Toraja. Pada saat bersamaan Puang Matua merasa ada yang janggal sampai ia pun turun dari langit untuk menengok bumi. Ternyata, sedang diadakan pernikahan sedarah yang seharusnya tidak pernah dilakukan.
Puang Matua geram karena tidak ada manusia yang meminta izin kepadanya terkait rencana pernikahan sedarah. Londong Dirura pun marah karena merasa dikhianati Mangi.
Sejak saat itu Puang Matua naik ke langit dan menghancurkan tangga yang diyakini sebagai penghubung bumi dan langit. Hancurnya tangga penghubung antara langit dan bumi menjadi puing-puing berserakan dan menimpa banyak orang itu dipercaya masyarakat Toraja menjadi gugusan pegunungan batu yang terbentang di Provinsi Sulawesi Selatan. Mulai dari Kabupaten Enrekang sampai ke Toraja. Di Toraja, gugusan pegunungan itu disebut Gunung Sarira atau Buntu Sarira.