Kehadiran Apriyani Rahayu \'Gagalkan\' Greysia Polii dari Gantung Raket, Kini Raih Emas
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Atlet Badminton Ganda Putri Indonesia ini, berhasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/7). Keduanya menorehkan sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan emas di ajang olahraga paling bergengsi itu.
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Atlet Badminton Ganda Putri Indonesia ini, berhasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/7). Keduanya menorehkan sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan emas di ajang olahraga paling bergengsi itu.
Di balik keberhasilan ganda putri, ada cerita unik di awal pertemuan mereka. Greysia Polii sudah menekuni karier sebagai atlet badminton di awal tahun 2000-an. Atlet berusia 33 tahun ini juga sudah menjalani lika-liku pertandingan. Sedangkan Apriyani Rahayu baru masuk pelatnas di tahun 2017. Usia keduanya juga terpaut satu dekade.
-
Bagaimana Greysia Polii menjalin hubungan dengan atlet dari berbagai negara? Terpilihnya Greysia menjadi Ketua Komisi Atlet BWF juga tak lepas dari kepercayaan anggota lainnya terhadap kepiawaian Greysia dalam menjalin komunikasi dan pertemanan yang baik dengan atlet dari berbagai negara.
-
Apa yang Greysia Polii rayakan bersama keluarganya? Tepat pada 11 Agustus kemarin, peraih medali emas Olimpiade Tokyo, Greysia Polii, berulang tahun. Pada Jumat (11/8) kemarin, Greysia Polii genap berusia 36 tahun. Di momen pertambahan usianya kali ini, ia sudah berstatus sebagai seorang ibu.
-
Siapa yang melarang Olimpiade dan Heraean Games? Olimpiade maupun Heraean Games dihentikan pada tahun 393 M ketika kaisar Romawi Theodosius melarang permainan Panhellenic dan festival keagamaan lainnya yang dirayakan di Yunani kuno.
-
Kapan Greysia Polii menjadi Ketua Komisi Atlet BWF? Atlet peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu mengatakan meski tidak lagi bertanding, namun dia tetap aktif mengurus Komisi Atlet pada Federasi Badminton Dunia (BWF) dan terpilih menjadi ketua untuk periode 2021-2025.
-
Siapa yang percaya Greysia Polii untuk menjadi Ketua Komisi Atlet BWF? Terpilihnya Greysia menjadi Ketua Komisi Atlet BWF juga tak lepas dari kepercayaan anggota lainnya terhadap kepiawaian Greysia dalam menjalin komunikasi dan pertemanan yang baik dengan atlet dari berbagai negara.
-
Kenapa Greysia Polii mau menjadi Ketua Komisi Atlet BWF? Ini adalah tugas yang mulia, bulu tangkis sudah membesarkan nama saya dan saya melakukannya (menjadi ketua komisi atlet) dengan sukarela. Back to society kan penting, saya menjalaninya lebih enak, tenang, meski ada kendala juga di dalam situ,"
Dilansir dari laman Bola.com, Greysia mengaku kalau dirinya sudah berencana akan gantung raket, ketika pasangan sebelumnya, Nitya Krishinda Maheswari cedera serius. Namun saat itu, pelatih ganda putri, Eng Hian menahan niat Greysia.
“Tetapi, pelatih bilang ke saya untuk menunggu lebih dulu dan membantu pemain muda untuk bangkit,” cerita Greysia. Akhirnya Greysia mengikuti saran sang pelatih, walau saat itu ia belum memiliki pasangan bermain lagi.
Tak lama berselang, tepatnya pada 2017, seorang atlet putri masuk ke Pelatnas Cipayung. Atlet muda itu adalah Apriyani Rahayu, seorang pemudi dari Sulawesi Tenggara, yang masih berusia 19 tahun. Dilansir dari salah satu wawancara Greysia dengan media, ia menceritakan bagaimana awalnya bisa dipasangkan dengan Apriyani.
“Saat itu latihan, sebagian besar atlet putri sedang pergi (bertanding ke luar negeri). Tinggal saya dan Apri saat itu. Waktu latihan, kita dipasangkan dan melawan atlet laki-laki, karena saat itu memang benar-benar tidak ada orang (atlet putri). Dari latihan itu, dilihat pelatih dan mereka mainnya oke,” cerita Greysia.
Jadi Ganda Putri Andalan Indonesia
Sejak latihan itu, Greysia dan Apri dipasangkan menjadi salah satu ganda putri Indonesia dan mengikuti berbagai kejuaraan. Nasib mujur mengikuti langkah keduanya. Tahun 2018, pasangan ganda putri jagoan Indonesia ini, memenangkan Thailand Open 2018. Rentetan prestasi terus mengikuti langkah Greysia dan Apri, hingga akhirnya masuk kualifikasi Olimpiade 2020 yang diselenggarakan di Tokyo.
©ALEXANDER NEMENOV/AFP
Greysia mengatakan jika pertemuannya dengan Apri adalah perjalanan panjang. Mengingat ia kini sudah tak muda lagi, dan sudah ada niat untuk pensiun. Ditambah Greysia kini sudah bertunangan dan berencana untuk menikah dengan kekasihnya. Namun, kehadiran Apriyani membuat Greysia menahan niatnya untuk gantung raket dan terus melangkahkan kakinya sebagai atlet.
“Saya terus memberitahu Greysia, jangan berhenti. Bermain saja dengan saya. Saya juga diyakinkan oleh motivasinya, kerja kerasnya, dan keinginannya untuk menjadi juara,” kata Apriyani.
Sebuah pertemuan di ujung karier Greysia dan awal bagi Apriyani, membuahkan hasil gemilang. Performa mereka di lapangan membuat banyak orang kagum.
Dan kini, mereka berhasil menoreh sejarah baru di dunia badminton Indonesia, sebagai ganda putri pertama yang mendapatkan medali emas di Olimpiade. Mereka berhasil mengalahkan ganda putri Cina, Chen Qingchen dan Jia Yifan, dua gim sekaligus. Greysia juga memecahkan rekor sebagai atlet badminton putri peraih medali emas dengan usia paling tua, yakni 33 tahun 356 hari.
Selamat untuk Greysia dan Apriyani!