Kisah Mantan Buruh Migran Asal Tulungagung Jadi Orang Penting di Desa, Sukarela Ajari Petani Bikin Pupuk Organik hingga Rutin Sedekah
Suprianto nekat mencari modal usaha dengan cara jadi buruh migran. Ia lalu pulang untuk membangun bisnis sendiri dan kini jadi tokoh pertanian penting di desa.
Suprianto, warga Kabupaten Tulungagung Jawa Timur lahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu. Saat sudah dewasa, ia pun nekat merantau ke luar negeri untuk menjadi buruh migran.
Bekerja sebagai buruh migran bukan cita-citanya, namun Suprianto harus melakoni pekerjaan ini demi mengumpulkan modal untuk bisnis di desa.
- Kembangkan Berbagai Jenis Usaha dan Budi Daya Guna Tingkatkan Perekonomian, Kelompok Masyarakat Ini Berdayakan Mantan ABK dan Buruh Migran
- Mantan TKW Asal Blitar Sukses Jual Telur Asin hingga Bisa Bangun Rumah dan Beli Mobil, Ini Kisah di Baliknya
- Kini Sukses di Tanah Rantau, Begini Kisah Transmigran Asal Kebumen yang Tinggal di Sulbar
- Kisah Mantan Pekerja Migran Indonesia Jadi Inovator Buah Naga, Raih Omzet Rp50 Juta per Bulan
Lahir dan besar di lingkungan petani membuat Suprianto tertarik menekuni bisnis di bidang pertanian. Bisnisnya yang sudah berlangsung belasan tahun bergerak di bidang penyulingan daun cengkeh.
Perjalanan Karier
Merasa modalnya untuk memulai bisnis di kampung halaman sudah cukup, Suprianto pun berhenti dari pekerjaannya sebagai buruh migran.
Ia pulang ke Kabupaten Tulungagung dan mulai bisnis pertanian dengan menyuling nilam untuk minyak wangi. Suatu saat, Suprianto tertarik dengan penyulingan daun cengkeh yang sudah dijalani saudaranya di Kabupaten Trenggalek. Ia pun pergi ke sana untuk belajar.
"Mulai menyuling (daun cengkeh) kira-kira 15 tahun lalu. Itu satu-satunya bisnis saya yang bisa bertahan sampai saat ini," ujar Suprianto, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Selain menjadi petani, Suprianto juga beternak. Idenya untuk membuat pupuk organik muncul saat ada kelangkaan pupuk bersubsidi.
Berbagi
Konsistensi Suprianto menggeluti dunia pertanian serta kemauannya yang tinggi untuk belajar membuatnya dipercaya sebagai Ketua Kelompok Tani di desanya. Saat ini jumlah anggota kelompok tani yang dipimpinnya sudah 45 orang.
Tak ingin untung sendirian, Suprianto pun mengajak para petani di desanya membuat pupuk organik bersama-sama. Ia juga menjelaskan manfaat penggunaan pupuk organik dan cara mengaplikasikannya agar mendapatkan hasil maksimal.
"Kegiatan kelompok saat ini mengelola pupuk organik, beternak, ke depan akan membuat silase untuk memenuhi pakan kambing termasuk menghadapi musim kemarau yang menyebabkan susah mencari rumput," jelas Suprianto.
Kunci Sukses
Saat ini, Suprianto dan kelompok taninya masih terus berupaya agar lebih banyak petani yang beralih menggunakan pupuk organik. Mereka juga berupaya memaksimalkan peternakan kambing yang kini dikelola.
Menariknya, sepuluh persen dari hasil beternak kambing diberikan kepada anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa.
"Saat sukses jangan pernah tinggi hati, jangan sombong, jangan terlalu berpuas diri. Kita harus merendah serendah-rendahnya sampai orang lain tidak bisa merendahkan kita," ujar Suprianto, dikutip dari YouTube PecahTelur, Selasa (20/8/2024).