Korban Tragedi Kanjuruhan Tolak Jadi Tentara, Akui Ditendang Oknum TNI di Stadion
Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto datang untuk meminta maaf atas perbuatan anak buahnya yang menendang salah satu Aremania saat berada di Stadion Kanjuruhan.
Perbuatan oknum anggota TNI menendang salah seorang suporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Kota Malang, Jawa Timur, viral di media sosial.
Menanggapi kabar tersebut, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto datang untuk meminta maaf atas perbuatan anak buahnya yang menendang salah satu Aremania.
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
-
Siapa yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan? Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur saat pertandingan antara Arema FC dan Persebaya.135 orang menjadi korban akibat terkunci di stadion. Mereka tewas karena terjadi penumpukan dan berdesak-desakan mencari pintu keluar.
-
Mengapa banyak korban jiwa di tragedi Kanjuruhan? Banyaknya korban jiwa disebabkan penggunaan gas air mata oleh polisi dan diperparah pintu stadion terkunci sehingga terjadi penumpukan massa di satu lokasi.
-
Di mana tragedi ini terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
-
Kapan tragedi ini terjadi? Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
-
Kapan Tragedi Bintaro terjadi? Tragedi Bintaro 1987 terjadi karena kecelakaan kereta api yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Kronologi kejadian dimulai saat dua kereta api bertabrakan di Stasiun Pondok Ranji, Bintaro pada 19 Oktober 1987.
Ibu korban penendangan di tragedi Kanjuruhan, Isrotul, menceritakan kedatangan Pangdam ke kediamannya di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2022), adalah untuk meminta maaf.
Enggan Jadi TNI
Saat itu, Pangdam sempat bertanya apa cita-cita putranya Muhammad Hazemi Rafsanjani (16).
"Saya enggak tahu jelas, sempat ditanyain (sama Pangdam) cita-citanya apa? Kalau mau jadi tentara silakan. Anak saya enggak mau, mungkin kalau dia mau bisa juga ditawari jadi TNI AD tanpa tes. Saat itu anak saya jawab ingin jadi wirausaha," jelasnya, Rabu (5/10).
Isrotul menyampaikan bahwa putranya yang akrab disapa Raffi itu suka menonton Arema FC saat bertanding di Stadion Kanjuruhan. Raffi biasanya berangkat menonton Arema FC bersama teman-temannya.
"Setiap ada main di kandang dia nonton. Biasanya nonton sama teman mainnya dan teman sekolahnya juga," imbuhnya, dikutip dari akun Instagram @informasi_malangraya.
Tetap Tempuh Jalur Hukum
©2015 Merdeka.com
Selain Pangdam V/Brawijaya, Isrotul mengungkapkan, oknum TNI pelaku penendangan terhadap anaknya juga sempat datang ke rumah untuk meminta maaf. Pihak keluarga menerima itikad baik yang dilakukan anggota TNI itu.
Meski demikian, Isrotul menegaskan keluarganya tetap memilih melanjutkan proses hukum atas tindakan kekerasan yang dialami Raffi. Pihaknya juga telah membuat laporan terkait penendangan yang sempat viral di media sosial itu.
"Datang meminta maaf itu sudah sangat baik, punya inisiatif baik, tidak membiarkan. Dari pelaku sendiri sudah meminta maaf. Keluarga memaafkan, tapi hukum harus tetap berlaku," pungkasnya.