Lebih Dekat dengan Said Abdullah Politisi PDIP, Jadi Anggota Partai sejak SMA Kini Sosok Penting di DPR RI
Nama politisi dari PDI Perjuangan, Said Abdullah tengah banyak dibicarakan orang di media maya.
Nama politisi dari PDI Perjuangan, Said Abdullah tengah banyak dibicarakan orang di media maya. Banyaknya perbincangan mengenai sosok Said dapat dilihat dari daftar trending topic di Google Trends Indonesia.
Pria bernama lengkap Muhammad Haji Said Abdullah ini ramai dibicarakan usai mengungkap bahwa PDI Perjuangan akan memimpin dua komisi dan dua badan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2024-2029.
Mengutip ANTARA, Said menuturkan bahwa fraksi PDI Perjuangan akan memimpin Komisi I dan Komisi V DPR RI, serta Badan Anggaran (Banggar) dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).
Komisi I DPR RI membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, dan intelijen. Sementara Komisi V DPR RI membidangi infrastruktur dan perhubungan.
Profil
Said Abdullah bukan orang baru dalam dunia politik Indonesia. Bahkan, ia telah memulai karier politiknya sejak duduk di bangku SMA. Saat itu, selain menjadi pengurus OSIS di sekolahnya, Said terdaftar sebagai anggota resmi Banteng Muda Indonesia, sayap pemuda PDI Perjuangan.
Pria kelahiran Sumenep, 22 Oktober 1962 telah menghabiskan separuh usianya di dunia politik. Ia juga menunjukkan kesetiaannya sebagai politisi PDI Perjuangan dan tak pernah sekalipun tergiur pindah partai.
Said beberapa kali terpilih sebagai Anggota DPR RI. Bahkan, pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lalu, ia menjadi jawara peraih suara terbanyak nasional.
Kaya Pengalaman
Said mengungkapkan bahwa pengalamannya berpolitik sangat ditentukan oleh proses kaderisasi yang ia ikuti sejak belia. Berkat proses kaderisasi PDI Perjuangan yang ia lalui, ia mengaku memiliki gagasan jelas tentang perjuangan untuk masyarakat.
Mengutip Merdeka.com, menurut Said jika ingin berpolitik, langkah terbaik adalah menempuh kaderisasi secara berjenjang di parpol. Sehingga ketika sudah menjadi pemimpin memiliki gagasan utuh sesuai ideologi yang ditanamkan di parpol.
"Substansinya dapat kalau berpolitik secara berjenjang di parpol. Ideologi, implementasi, politiknya (itu dapat). Kalau sekarang kan pertarungan gagasan itu hampir hilang. Ketika proses-proses kepemimpinan itu tidak melalui kaderisasi berjenjang di parpol, hasilnya akan berbeda," ujar Said.
Said menyebut gagasan besar tidak akan lahir apabila sehari-hari seseorang hanya dihadapkan dengan pragmatisme dan hasil-hasil yang instan.
"Kenapa ideologi melemah, karena orang mikir tanpa berpartai bisa jadi anggota DPR. Bisa jadi bupati, wali kota, gubernur. Konsolidasi partai tak pernah disampaikan secara utuh," imbuh suami dari Winarti ini.
Pentingnya Baca Buku
Politisi 61 tahun ini menuturkan bahwa hingga kini PDI Perjuangan konsisten memikirkan kaderisasi politik melalui sekolah partai untuk calon-calon pemimpin bangsa. Said menuturkan, tidak ada Anggota DPR, kepala daerah maupun pejabat lainnya dari PDIP yang tidak membaca buku.
Adapun sejumlah buku yang wajib dibaca kader PDI Perjuangan yakni Indonesia Menggugat, Lahirnya Pancasila dan buku-buku yang ditulis oleh Proklamator RI Soekarno. Melalui buku-buku tersebut, kata Said, kader PDIP dapat mempelajari gagasan-gagasan Bung Karno.
"Kita membaca lahirnya Pancasila bukan untuk tahu Pancasila lahirnya tanggal berapa, tapi isinya. Gagasan Bung Karno seperti apa isinya kan harus dibaca panjang," tandas Said.