Mengenal Hoarding Disorder, Hobi Menimbun Sampah yang Merupakan Gangguan Mental
Hoarding disorder atau kecenderungan menimbun barang bekas menciptakan kondisi kehidupan yang tidak sehat, penyempitan ruang gerak, yang membuat rumah atau kamar penderita menjadi sulit ditinggali. Berikut penjelasan lengkap mengenai gangguan hoarding disorder yang perlu Anda ketahui.
Saat ini, sedang marak perbincangan di jagat dunia maya mengenai suatu perilaku yang disebut hoarding disorder atau gangguan yang membuat si penderita menjadi seorang penimbun barang-barang bekas. Barang bekas yang ditimbun pun tergolong dalam kategori sampah.
Seseorang yang memiliki gangguan hoarding disorder memiliki kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang miliknya, meski barang tersebut telah menjadi sampah. Hal ini karena adanya kebutuhan dari si penderita untuk menyelamatkan atau mengamankan barang-barang tersebut. Hal yang terjadi selanjutnya adalah penumpukan barang atau sampah yang berlebihan, hingga memengaruhi kualitas hidup si penderita.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
-
Apa yang dimaksud dengan kelelahan mental? Kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional kronis yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, kelebihan kerja, atau ketidakseimbangan antara tanggung jawab dan sumber daya.
-
Apa itu gangguan bipolar disorder? Dikenal dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, bipolar disorder adalah gangguan yang kompleks dan serius yang memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang.
-
Kapan sebagian besar gangguan mental kronis dimulai? Hampir setengah gangguan mental kronis dimulai sebelum usia 14 tahun.
-
Apa itu keterbelakangan mental? Keterbelakangan mental, atau yang lebih dikenal sebagai gangguan perkembangan intelektual, merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
-
Kenapa gangguan mental pada lansia perlu ditangani? Gangguan mental pada lansia, jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi seperti penurunan kualitas hidup, masalah kesehatan fisik, dan bahkan risiko percobaan bunuh diri.
Hoarding disorder atau kecenderungan menimbun barang bekas menciptakan kondisi kehidupan yang tidak sehat, penyempitan ruang gerak, yang membuat rumah atau kamar penderita menjadi sulit ditinggali. Karena, hampir semua permukaan tempat dipenuhi dengan barang-barang.
Berikut penjelasan lengkap mengenai gangguan hoarding disorder yang perlu Anda ketahui.
Mengenal Tentang Hoarding Disorder
©2020 Merdeka.com
Mengoleksi suatu benda adalah hal umum untuk dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Terdapat berbagai alasan mengapa beberapa orang mengoleksi benda-benda tertentu. Ada di antara mereka yang mengoleksi benda untuk diinvestasikan, ada yang untuk kesenangan semata, dan yang untuk memperluas kehidupan sosial mereka (Muensterberger, 2014). Alasan-alasan berikut masih terbilang umum untuk dijadikan sebagai dasar mengapa ada beberapa orang yang suka mengoleksi benda-benda tertentu.
Namun, aktivitas dan perilaku mengoleksi ini perlu dibedakan dari perilaku konsumtif seperti pengumpulan benda atau akumulasi, kepemilikan, dan penimbunan. Hal ini dikarenakan apabila aktivitas dan perilaku mengoleksi barang sudah melebihi batasnya, perilaku berikut dapat disebut berkembang menjadi hoarding disorder.
Hoarding disorder adalah gangguan psikopatologis yang dapat ditimbulkan dari kesulitan bagi seorang individu untuk membuang dan melanjutkan aktivitas mengoleksi benda yang bersifat tidak terlalu penting (American Psychiatric Association, 2013). Gejala-gejala kelainan dari seorang penimbun dapat muncul apabila perilaku mengoleksinya sudah berlawanan dan mengganggu aktivitas kesehariannya.
Hoarding disorder memiliki kaitan erat dan dapat mengakibatkan adanya beberapa gangguan lainnya seperti OCD, OCDP, dan gangguan kecemasan (American Psychiatric Association, 2013). Walaupun begitu, dimungkinkan bahwa aktivitas mengoleksi dan penimbunan benda, juga dapat berawal atau menimbulkan aktivitas tertentu yang bersifat impulsif.
Gejala Hoarding Disorder
Memiliki dan menyimpan barang-barang dalam jumlah yang berlebihan, lalu menumpuknya secara bertahap di seluruh permukaan rumah karena merasa sayang untuk membuangnya biasanya merupakan tanda dan gejala gangguan hoarding disorder yang pertama. Gejala ini biasanya muncul pada masa remaja hingga awal memasuki usia dewasa.
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, ia biasanya mulai menyimpan hal-hal yang tidak dibutuhkan. Pada usia paruh baya, gejalanya sering bertambah parah dan akan lebih sulit diobati.
Masalah yang berkaitan dengan hoarding disorder akan berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu dan cenderung menjadi perilaku pribadi. Seringkali, hal ini menjadi sangat kentara dan signifikan hingga menarik perhatian orang-orang di sekitar.
Tanda dan gejala hoarding disorder termasuk:
- Menyimpan barang yang tidak diperlukan secara berlebihan.
- Terus-menerus merasa kesulitan membuang atau berpisah dengan barang-barang tersebut, terlepas dari nilai barang yang sebenarnya.
- Merasa perlu untuk menyimpan barang-barang tersebut, dan menjadi kesal dengan pikiran membuangnya.
- Sampai pada titik di mana kamar menjadi tidak dapat digunakan lagi dengan leluasa karna tertutup oleh barang/sampah hasil penimbunan.
- Memiliki kecenderungan ke arah keraguan, perfeksionisme, penghindaran, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
Orang dengan gangguan menimbun biasanya menyimpan barang karena:
- Mereka percaya barang-barang ini unik atau akan dibutuhkan suatu saat di masa depan.
- Barang-barang tersebut memiliki signifikansi emosional yang penting - berfungsi sebagai pengingat akan masa yang lebih bahagia atau mewakili orang atau binatang kesayangan.
- Mereka merasa lebih aman ketika dikelilingi oleh barang-barang yang mereka 'selamatkan'.
- Mereka tidak ingin membuang apa pun.
Hoarding disorder beda dengan perilaku mengoleksi. Orang yang memiliki koleksi, seperti perangko atau mobil model, dengan sengaja mencari barang tertentu, mengategorikannya dan dengan hati-hati menampilkan atau memamerkan koleksi mereka. Meskipun barang koleksi juga bisa berjumlah masif, namun diatur sedemikian rupa agar rapi dan tidak mengganggu jalannya aktivitas kehidupan sehari-hari.
Penyebab dan Faktor Risiko Hoarding Disorder
©2020 Merdeka.com
Masih tidak jelas apa yang menjadi penyebab utama gangguan menimbun atau hoarding disorder. Genetika, fungsi otak, dan peristiwa kehidupan yang penuh stres sedang dipelajari sebagai penyebab-penyebab yang paling mungkin.
Sementara itu, perilaku gangguan menimbun juga memiliki beberapa faktor risiko. Aktivitas penimbunan biasanya dimulai sekitar usia 11 hingga 15 tahun, dan cenderung bertambah buruk seiring bertambahnya usia. Hoarding disorder lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua daripada orang dewasa yang lebih muda.
Faktor risiko hoarding disorder meliputi:
- Kepribadian. Kebanyakan orang yang memiliki gangguan menimbun atau hoarding disorder memiliki temperamen seperti selalu ragu-ragu.
- Sejarah keluarga. Ada hubungan yang kuat antara memiliki anggota keluarga yang merupakan seorang pengidap hoarding disorder dan memiliki gangguan ini sendiri.
- Peristiwa hidup yang penuh tekanan. Beberapa orang mengalami gangguan menimbun setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan sulit diatasi. Ini seperti kematian orang yang dicintai, perceraian, penggusuran, atau kehilangan harta benda dalam kebakaran.
Komplikasi Hoarding Disorder
Hoarding disorder atau gangguan menimbun barang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk di antaranya:
- Peningkatan risiko jatuh
- Cidera atau terjebak oleh barang bergeser atau jatuh
- Konflik keluarga
- Kesendirian dan isolasi sosial
- Kondisi tidak sehat yang berisiko terhadap kesehatan
- Bahaya kebakaran
- Performa kerja buruk
- Masalah hukum, seperti penggusuran
- Gangguan kesehatan mental lainnya
Banyak orang dengan gangguan menimbun juga mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, seperti:
- Depresi
- Gangguan kecemasan
- Obsesif-kompulsif (OCD)
- Attention-deficit / hyperactivity disorder (ADHD)
Karena masih sedikit yang mengerti tentang apa yang menyebabkan hoarding disorder, belum ada cara yang diketahui untuk mencegahnya. Namun, seperti halnya dengan banyak kondisi kesehatan mental, mendapatkan perawatan pada gejala pertama dari suatu masalah dapat membantu mencegah gangguan ini menjadi lebih buruk.