Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga
Sang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Sang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga
Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Kelak pondok pesantren ini dikenal dengan nama Langitan.
-
Kenapa Pangeran Diponegoro meninggal? Ia meninggal akibat penyakit malaria yang dideritanya sejak lama
-
Kapan Pondok Pesantren Canga'an didirikan? Berdiri sejak tahun 1711, kini pondok pesantren tersebut sudah berusia lebih dari tiga abad.
-
Di mana Pondok Pesantren Canga'an berlokasi? Pondok Pesantren Canga'an di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Pulau Jawa.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Di mana lokasi makam Pangeran Diponegoro? Lokasi makam Pangeran Diponegoro berada di Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, Makassar.
-
Siapa yang dicabuli oleh pengasuh pondok pesantren? Pengasuh pondok pesantren itu berinisial BN. Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya.
Sang Perintis
Mengutip Instagram @tuban_bercerita, Kiai Muhammad Nur merupakan salah satu murid Pangeran Diponegoro.
Pasca perang Diponegoro, ia bersama istri dan anak-anaknya berangkat dari Tuyuhan Kabupaten Rembang menuju daerah Plang Wetan yang kini masuk Kecamatan Widang Kabupaten Tuban.
Keluarga ini memulai hidup baru di Kabupaten Tuban, tepatnya di tepi Sungai Bengawan Solo.
Cikal Bakal Ponpes
Awalnya, Kiai Nur hanya mengajari perihal agama Islam kepada keluarga dan para tetangganya. Ia mengajarkan mereka untuk meneruskan perjuangan
mengusir para penjajah dari tanah Jawa pada tahun 1852, tiba-tiba datanglah 25 santri yang ingin ikut mengaji padanya.
Kiai Nur kemudian mendirikan musala untuk belajar dan istirahat para santri. Kiai Nur mengasuh pondok ini sekitar 18 tahun lamanya, yakni pada tahun 1852-1870. Kiai Nur wafat pada tahun 1870 dan dimakamkan di kompleks makam Sunan Bejagung Lor.
Nama Pesantren
Nama Pesantren Langitan berasal dari nama lama daerah tempat pesantren itu berdiri, Plang Wetan atau Plangitan yang kemudian dibaca Langitan.
Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, saat Pondok Pesantren Langitan ini didirikan pernah berdiri dua buah plang atau papan nama, masing-masing terletak di Timur dan Barat. Pesantren ini berdiri di dekat papan nama sebelah timur atau plang wetan.
Kelak para pengunjung menjadikan plang wetan sebagai tanda untuk memudahkan orang mendata dan mengunjungi pondok
pesantren. Secara alamiyah pondok pesantren ini diberi nama Plangitan yang kemudian terkenal dengan Langitan.
Kebenaran kata ini juga didasari
tulisan tangan Kiai Ahmad Sholeh dalam kitab “Fathul Mu’in” dengan bahasa melayu pada 29 Robi’ul Awal 1297 Hijriah, tepatnya pada hari Selasa.
- Momen Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Cium Tangan Ustaz Adi Hidayat Langsung Jadi Sorotan
- Penuh Semangat, Begini Cara Santri Difabel Netra Belajar Al Quran di Ponpes Sam'an Bandung
- Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
- Ganjar Teken Piagam Perjuangan Santri: Bangun Pesantren Vokasi, Jaminan Sosial hingga Upah Guru
Potret Terkini
Saat ini, Pondok Pesantren Langitan menjadi salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur. Selain itu, pondok pesantren ini juga menyandang gelar lembaga pendidikan berbasis internasional.