Menguak Sejarah Dinoyo di Kabupaten Malang, Permukiman Prasejarah Maju pada Zamannya
Wilayah Dinoyo di Kabupaten Malang, Jawa Timur dikenal sebagai kawasan permukiman zaman prasejarah. Ini cerita selengkapnya.
Wilayah Dinoyo di Kabupaten Malang, Jawa Timur dikenal sebagai kawasan permukiman zaman prasejarah. Ini dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Dinoyo, prasasti pertama berhuruf Jawa Kuno yang dipadu dengan bahasa Sanskerta.
Prasasti ini merupakan bukti keberadaan pemerintahan Kerajaan Kanjuruhan. Prasasti ini menceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan yang ditandai dengan penulisan tahun berwujud condro sangkala berbunyi Nayana Vasurasa (tahun 682 Saka) atau tahun 760 Masehi.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Prasasti Dinoyo menjelaskan bahwa pada pertengahan abad ke-8 ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruan di bawah pimpinan Raja Dewa Simha. Pada masa pemerintahannya, Dewasimha pernah mendirikan tempat pemujaan untuk penghormatan Dewa Siwa, yakni berupa arca Maharsi Agastya yang terdapat di Candi Badut.
Permukiman Prasejarah
©2021 Merdeka.com/cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Dinoyo sebagai kawasan permukiman prasejarah di antaranya dibuktikan dengan ditemukannya prasasti, bangunan percandian dan arca-arca, bekas pondasi batu-bata, bekas aliran drainase, serta berbagai macam gerabah.
Di Desa Dinoyo (barat laut Malang) ditemukan sebuah prasasti berangka tahun 760 yang menggunakan huruf Kawi dan bahasa Sanskerta. Prasasti tersebut menceritakan tentang keberadaan Kerajaan Kanjuruan yang dipimpin Raja Dewasimha. Sang raja dikisahkan memiliki anak bernama Limwa, yang saat naik takhta menggantikan ayahnya bergelar Gajayana.
Isi Prasasti Dinoyo
©2021 Merdeka.com/blog.isi-dps.ac.id
Prasasti Dinoyo menjadi salah satu bukti sejarah masa lalu Malang. Mengutip dari p2k.itbu.ac.id, isi Prasasti Dinoyo dapat ditafsirkan sebagai berikut:
- Di Malang pernah berdiri Kerajaan Kanjuruan
- Kerajaan Kanjuruan dipimpin oleh raja bijaksana bernama Dewasimha. Ia memiliki putra bernama Liswa yang kelak saat naik takhta menjadi raja bergelar Gajayana.
- Gajayana sangat memuliakan Resi Agastya
- Gajayana memiliki seorang putri bernama Uttejana, yang kelak menikah dengan klan dari kerajaan di kawasan Barat
Terjemahan Lengkap
Lebih lanjut, berikut terjemahan lengkap isi Prasasti Dinoyo menurut Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka.
1. Telah tersedia seorang raja bijaksana dan berkuasa, (namanya) Dewasimha, di bawah lindungannya api Putikeswara yang menyebarkan sinar di sekelilingnya.
2. Juga Limwa, putranya, yang bernama Gajayana, melindungi manusia bagaikan anaknya, ketika ayahnya marak ke langit.
3. Limwa melahirkan anak perempuan, namanya Uttejana dan dia adalah permaisuri raja Pradaputra.
4. Dia juga ibu A-nana yang bijaksana, cucu Gajayana, orang yang selalu berbuat patut terhadap kaum brahma, dan pemuja Agastya, tuan yang dilahirkan dari tempayan.
5. (A-nanah) (yah) yang menyuruh penduduk dan banyak orang penting untuk mendirikan kediaman yang indah untuk Agastya yang agung dan suci, untuk menghancurkan kekuatan musuh (atau: wabah penyakit disentri).
6. Sesudah dia melihat patung Kalasaja dari kayu cendana yang dihasilkan oleh nenek moyangnya, dan tak boleh dipandangnya semakin lama, diapun dengan segera memerintahkan untuk seorang seniman untuk membuat arca resi yang sama dari batu hitam yang keindahannya sangat menakjubkan.
7. Pada tahun Saka 682, di bulan Margasira, pada Jumat, Ahad dari pertengahan bulan baru, pada kumpulan bagian-bagian bulan yang gelap dan yang terang, di Ardranaksatra, sementara horoskop menunjukkan Aquarius, maka raja yang bersemangat memerintahkan para pendeta, para ahli Weda, para pertapa, pedanda yang menyiramkan air, pertapa dan ahli-ahli, untuk mendirikan patung Kumbhayoni.
8. Pada kesempatan itu raja menghadiahkan untuk Ksrtra sapi dan sekumpulan kerbau gemuk, budak-budak lelaki dan perempuan, yang diperuntukkan untuk pemandian suci, upacara pembakaran dan persembahan kurban padi, untuk menghormati tokoh resi yang hebat dan agung. Didirikan juga tempat tinggal kaum Brahmana, serta rumah tinggi dan indah, lengkap dengan pakaian, tempat tidur, gandum, dan padi, untuk peristirahatan untuk para tamu.
9. Apabila sanak keluarga, para putra raja dan para perdana menteri bermaksud merintangi argumen raja ini, maka mereka akan cacat karena berada di jalan yang sesat dan penuh dosa, mereka akan terjerumus ke dalam neraka dan patut di sini maupun di akhirat mereka tidak akan menginjakkan kaki di jalan pembebasan. Jika keturunan raja dalam hal meningkatkan argumen itu dihalang-halangi, semogalah pikiran-pikiran suci bersih, pernyataan-pernyataan hormat, hadiah-hadiah dan afal patut, kurban-kurban, pelajaran Weda dan perbuatan-perbuatan patut lainnya melindungi kerajaan. Demikian bunyi perintah raja.