Mengunjungi Pasar Kuno di Lamongan, Suguhkan Suasana Belanja Tempo Dulu Bayarnya Pakai Koin Kayu
Suasana pasar ini seolah mengingatkan kehidupan masyarakat saat era penyebaran agama Islam. Semakin kental terasa dengan pembayaran yang memakai koin kayu unik.
Jika ingin merasakan suasana khas zaman Walisongo ratusan tahun silam, kiranya bisa mampir ke kompleks pasar kuno Latar Cendhani yang ada di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Lokasi pasar ini terletak di Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran yang dikelilingi kebun-kebun warga.
Suasana pasar ini seolah mengingatkan kehidupan masyarakat saat era penyebaran agama Islam. Banyak kedai-kedai para pedagang yang didesain dari bahan kayu serta atap daun kering. Semakin kental terasa antik saat metode pembayarannya memakai kepingan koin jadul berbahan kayu unik.
-
Apa saja yang ditawarkan oleh Wisata Bahari Lamongan? WBL merupakan kompleks rekreasi yang menawarkan berbagai atraksi dan kegiatan untuk pengunjung dari segala usia.
-
Kapan Pasar Wisata Tawangmangu diresmikan? Pada tanggal 8 Maret 2009, bangunan baru Pasar Wisata Tawangmangu diresmikan.
-
Apa yang dimaksud dengan Sendang Duwur Lamongan? Kompleks Makam Kuno Sendang Duwur di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, merupakan sebuah kompleks makam kuno dengan tiga halaman bertingkat. Makam-makam kuno terdapat pada halaman-halaman bertingkat tersebut. Setiap halaman dibatasipintu gerbang bertipe Candi Bentar dan Kori Agung.
-
Dimana letak Wisata Bahari Lamongan? Wisata Bahari Lamongan atau disingkat WBL adalah tempat wisata bahari yang terletak di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
-
Apa yang dimaksud dengan Pasar Setan di Gunung Lawu? Banyak suara-suara misterius yang beberapa pendaki dengar tak terduga selama pendakian, seperti suara delman, napas manusia, dan keramaian seperti di pasar. Meski suara itu terdengar, penampakan fisiknya seringkali tidak terlihat oleh mata manusia. Pasar Setan dan Tawangmangu, membuat setiap pendaki yang menjajakan langkahnya di gunung ini dibuat merinding. Suara penawaran barang oleh makhluk tak kasat mata sering terdengar, dan ada anjuran untuk segera mengambil barang di sekitar seperti daun atau ranting jika mendengar tawaran tersebut.
Sesuai dengan konsepnya, pasar kuno ini hanya menjual aneka makanan dan jajanan khas tempo dulu. Seluruhnya dijajakan langsung oleh warga setempat dengan harga yang ramah di kantong.
Hadirnya pasar ini erat dengan kebudayaan Islam pada masa lampau yang kini diwariskan kepada para keturunannya di Sendangduwur. Berikut informasi selengkapnya.
Suguhkan Suasana Tempo Dulu
Di pintu gerbang, tertulis Latar Cendhani dengan gapura berbentuk kayu yang semakin menguatkan suasana tempo dulu. Kemudian di area yang cukup luas itu, berjajar sejumlah kedai makanan yang dijaga oleh warga setempat.
Mengutip ANTARA, warga kebanyakan mengolah makanan yang dijual di sana dari hasil bumi mereka. Kemudian, makanan tersebut dijajakan oleh penjualnya yang mengenakan pakaian tradisional kebaya dan lurik.
Menariknya, beberapa penjual kuliner mengemas dagangannya dengan daun jati sehingga lebih ramah lingkungan.
- Hendak Gali Kuburan, Penduduk Lokal Kaget Temukan Lebih dari 1.000 Koin Kuno di Turki
- Mencicipi Jajanan Tradisional di Pasar Ngatpaingan Boyolali, Kental Nuansa Pedesaan Tempo Doeloe
- Kunjungi Pasar Bersehati Manado, Atikoh Jelaskan Skema Pedagang Dapat Bantuan Modal Lewat KTP Sakti
- Melihat Keunikan Pasar Kuno di Pedalaman Gunung Gajah, Terpencil dan Punya Akses Jalan Terjal Menanjak
Menjual Aneka Kuliner Tradisional
Kuliner yang dijual seluruhnya berjenis kudapan tradisional dan mungkin sudah sulit ditemukan di zaman sekarang. Paling favorit dari para pembeli di antaranya rujak, dawet, gulali kacang dan sego muduk.
Sego muduk merupakan kuliner nasi dengan tambahan rempah yang dahulu dijadikan sebagai kuliner masyarakat. Makanan tradisional tersebut berisi ikan laut, dengan rasa gurih dan pedas.
Makanan ini kemudian bisa dinikmati di gazebo dari kayu dan beratap daun yang disediakan oleh warga setempat. Semakin lengkap, karena pengunjung bisa menikmati secangkir wedang uwuh dan wedang kelor.
Hadirkan Kain Batik Bermotif Sendangduwur
Jangan dikira bahwa yang dihadirkan seluruhnya berupa kuliner, di Latar Cendhani ini juga tersedia kain batik tradisional bermotif Sendangduwur yang khas.
Batik ini berjenis batik tulis, dengan motif hewan-hewan setempat, dedaunan sampai bangunan rumah tradisional beserta pepohonan.
Bukan sekedar goresan lilin, karena di balik gambar memiliki cerita terkait masa silam di sana.
Pembayaran Menggunakan Koin dari Kayu
Konsep tradisional juga kuat dirasakan karena metode pembayarannya tidak menggunakan uang logam maupun kertas masa kini. Alat transaksi di sini menggunakan kepingan kayu yang dibentuk bulat.
Nilai satu kepingnya adalah Rp2 ribu, untuk harga makanan di sini bisa dibeli mulai dari 1 sampai 2 keping.
Sebelum berbelanja, pengunjung akan diarahkan untuk menukarkan koin di penjaga. Hal ini tentu akan memudahkan penjual dan pembeli, sehingga tidak perlu mencari kembalian.
Dekat dengan Wisata Sejarah Sunan Sendangduwur
Diketahui bahwa pasar ini hanya buka satu hari dalam seminggu yakni saat pasaran legi. Dalam bahasa Jawa ada total lima hari pasaran yakni Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi.
Selain itu, desa ini juga terkenal dengan adanya makam Sunan Sendangduwur, yang letaknya tak jauh dari lokasi pasar. Tokoh ini merupakan salah satu Wali penyebar agama Islam yang berjuang di abad ke-16 silam.
Merujuk kanal Youtube Haryanto Agus Channel, makamnya berada di Desa Sendangduwur dan kerap didatangi para peziarah. Hadirnya pasar ini juga merupakan upaya untuk mengangkat pariwisata desa, sekaligus mengenalkan tokoh pejuang agama Islam di wilayah Sendangduwur.