Pedang Kuno dari Zaman Besi Ini Ternyata Palsu, Begini Cara Ilmuwan Membuktikannya
Pedang-pedang itu dipalsukan untuk tujuan meningkatkan nilainya dalam perdagangan barang antik.
Tim peneliti dari Universitas Cranfield, ISIS Neutron dan Muon Source serta British Museum berhasil menggunakan metode pencitraan untuk mendeteksi keaslian pedang-pedang perunggu Iran yang diduga berasal dari Zaman Besi.
Dari hasil pencitraan itu terungkap senjata itu mengalami modifikasi modern yang signifikan untuk meningkatkan nilai komersialnya di pasar barang antik terlarang.
-
Apa yang ditemukan dalam penelitian pedang Zaman Perunggu? Saat melaporkan hasilnya, para ilmuwan mengungkap 'pukulan tusukan meninggalkan lekukan pada tulang rusuk, dan beberapa bilah menembus hingga ke tulang', seperti dikutip dari IFL Science, Minggu (1/9).
-
Bagaimana pedang itu ditemukan? Arkeolog mengeksplorasi danau ini menggunakan alat selam. Mereka fokus menyelidiki area di mana dua jembatan pernah ditemukan pada 2017 lalu.
-
Siapa yang menemukan pedang kuno? Pedang berbentuk melengkung itu ditemukan tiga bersaudara Chyngyz, Abdylda, dan Kubat Muratbekov, bersama Nurdin Jumanaliev yang selama ini terlibat dalam bidang arkeologi.
-
Dimana pedang kuno itu ditemukan? Sebuah pedang kuno berbentuk unik ditemukan oleh tiga bersaudara di Amanbaev, sebuah desa di wilayah Talas, Kyrgyzstan.
Persenjataan Iran dari Zaman Besi menjadi hal yang penting untuk memahami teknologi pengerjaan logam di salah satu pusat inovasi metalurgi dunia di daerah Near East kuno.
Pengubahan dan pemalsuan senjata ini mempersulit upaya pelacakan evolusi teknik pengerjaannya.
Penemuan ini membantu mengungkap dan memberantas praktik tersembunyi dalam perdagangan barang antik ilegal.
Teknik pemindahan tomografi neutron
Dilansir Phys.org, peneliti menggunakan teknologi yang disebut tomografi neutron untuk melihat struktur internal objek termasuk penggunaan lem, bor, dan barang modern lainnya yang menempel.
Teknik tomografi neutron digunakan untuk membuat gambar hasil pencitraan sinar-X yang lebih canggih karena sebelumnya menggunakan teknik foton.
Teknik ini sangat efektif dalam menyorot bahan organik, lem yang digunakan untuk memodifikasi benda, dan struktur bahan dalam objek.
Penelitian ini berhasil mengungkapkan adanya pengubahan bahan pada bilah pedang yang diganti dengan bilah perunggu, teknik seperti ini disebut “pastiche”.
Sebenarnya senjata-senjata ini disusun dengan artefak kuno yang asli tapi bukan pasangannya.
Teknik seperti itu menciptakan sejenis “monster Frankenstein” yang tersusun dari organ-organ yang berbeda-beda untuk meningkatkan nilainya.
Analisis yang dilakukan di ISIS Muon and Neutron Source, yang dioperasikan oleh Science and Technology Facilities Council di Oxfordshire mengungkap elemen konstruksi dan modifikasi terperinci, seperti penggunaan lem yang coba disembunyikan para pemalsu.
Dipamerkan di British Museum
Selain lem, terdapat lubang bor modern, yang teridentifikasi berdasarkan bentuk dan penampang melingkarnya. Anehnya, satu pedang bahkan berisi pecahan mata bor modern yang masih tertanam di senjatanya.
Dosen Senior di Universitas Cranfield, Nathaniel Erb-Satullo, mengatakan, "Iran telah menjadi pusat inovasi metalurgi selama ribuan tahun, meskipun banyak aspek dari tradisi ini kurang dikenal”
Membuktikan keaslian pedang kuno menggunakan teknik pencitraan canggih dengan tomografi neutron merupakan langkah penting dalam memberikan pengakuan yang lebih besar terhadap tradisi awal metalurgi kompleks ini," imbuhnya.
Pedang-pedang tersebut, rencananya akan dipamerkan di British Museum sebagai koleksi besar yang diperdagangkan sebelum dipulangkan ke Iran karena terbukti palsu.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti