Mencicipi Jajanan Tradisional di Pasar Ngatpaingan Boyolali, Kental Nuansa Pedesaan Tempo Doeloe
Transaksi pembayaran pada pasar itu masih menggunakan koin benggol.
Transaksi pembayaran pada pasar itu masih menggunakan koin benggol.
Mencicipi Jajanan Tradisional di Pasar Ngatpaingan Boyolali, Kental Nuansa Pedesaan Tempo Doeloe
Di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali, ada sebuah pasar tradisional unik bernama Pasar Ngatpaingan. Tak hanya makanan, cara transaksi di pasar itu juga masih tradisional, yaitu menggunakan kepingan koin benggol.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Beberapa pedagang masih berjualan di pasar tersebut. Namun mereka pun sudah mengemasi barang-barang mereka untuk selanjutnya pulang.
-
Apa itu jajanan pasar? Baik itu anak-anak, remaja hingga orang tua sekali pun. Hal ini lantaran jajanan pasar memiliki beragam jenisnya. Mulai dari jajanan bercita rasa manis, gurih, asam hingga pedas. Tak hanya itu, jajanan pasar juga memiliki kelezatan yang mamanjakan lidah.
-
Apa yang bisa dinikmati di Pasar Rakyat Desa Bejijong? Setiap hari Minggu, digelar Pasar Rakyat di kawasan Kampung Majapahit. Di sini, wisatawan bisa mencicipi aneka kuliner tradisional yang lezat.
-
Bagaimana Pasar Blauran membuktikan eksistensi makanan tradisional? Di tengah maraknya kuliner kekinian, Pasar Blauran membuktikan bahwa eksistensi makanan tradisional tak lekang oleh waktu.
-
Dimana Pasar Pakelan berada? Lokasinya berada di pinggiran desa.
Keunikan pasar ini terletak pada konsepnya yang menyajikan suasana tempo doeloe. Banyak sekali makanan tradisional di sana mulai dari lemet jagung, tiwul, gendar pecel, selonjongan, sawut, gemblong, sego jagung, dan getuk. Ada pula aneka minuman seperti es dawet hingga es tahu susu.
Selain itu cara transaksinya juga unik. Pengunjung harus menukarkan uang rupiahnya dengan koin keping benggol. Satu keping koin benggol dihargai Rp5.000.
“Ini semua makanan khas daerah sini. Kalau di sini belinya pakai koin. Tempat ini bagus karena suasananya pedesaan, asri, terus bisa mengangkat UMKM di sini,” kata Dhina, salah seorang pembeli di pasar itu.
Konsep suasana tempo doeloe membuat pengunjung antusias. Mereka benar-benar merasakan suasana berbelanja di pedesaan.
“Baru pertama kali. Tapi saya tertarik sih dengan jajanan. Terus di sini juga ada hiburan juga. Terus yang jualan juga penduduk asli sini,” kata pembeli lainnya, Shintaloly, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Kamis (30/5).
Pengelola pasar wisata Ngatpaingan ini juga menjalin kerja sama dengan para seniman di Boyolali seperti para penari topeng ireng dan seniman lainnya untuk memeriahkan pagelaran di pasar tersebut.
Nuansa tradisional pun semakin melekat karena para pedagang di Pasar Ngatpaingan harus memakai pakaian tradisional lurik. Hal ini dimaksudkan agar menambah nuansa Jawa pada pasar itu.
Dibuka sejak tahun 2016, Pasar Ngatpaingan telah menunjang pariwisata di Desa Gedangan, Boyolali. Namun pasar ini tidak buka tiap hari, melainkan hanya 35 hari sekali tepatnya pada setiap Minggu Pahing.