Menjelajahi Gunung Pandan Bojonegoro, Konon Dulunya Tempat Tinggal Ahli Pengobatan Alternatif yang Sangat Terkenal
Gunung ini merupakan puncak tertinggi kawasan pegunungan Kendeng.
Tak banyak yang tahu bahwa Kabupaten Bojonegoro memiliki gunung, yakni Gunung Pandan. Pasalnya selama ini Bojonegoro lebih dikenal dengan potensi lain seperti kota migas atau bahkan kota banjir.
Potensi wisata di Bojonegoro belum terlalu banyak dikenal orang. Padahal jika dikelola dan dipromosikan dengan sungguh-sungguh, objek-objek wisata di Bojonegoro sangat menarik bagi wisatawan.
-
Kapan Bojonegoro menjadi ibukota Provinsi Jawa Timur? Ada sejumlah daerah yang sempat menjadi Ibu Kota Jawa Timur selain Kota Surabaya. Daerah-daerah ini menjadi pusat pemerintahan Jatim sejak 11 November 1945 hingga 24 Desember 1949.
-
Bagaimana asal mula patung Gajah Bolong di Bojonegoro? Mengutip Instagram @bojonegorohistory, nama Gajah Bolong berkaitan dengan patung gajah yang ada di rumah almarhum bapak H.M. Soedjono (Mbah Jono). (Foto: Pemkab Bojonegoro) Rumah yang dibangun sekitar tahun 1930 itu dinding bagian dalamnya dilapisi porselen dari China. Di halamannya yang luas, dibangun patung gajah.
-
Dimana Bojonegoro menjadi ibukota Provinsi Jawa Timur? Mengutip Instagram @maliogorostory, Kabupaten Bojonegoro pernah menjadi ibu kota Provinsi Jawa Timur di masa silam.
-
Dimana letak Taman Gajah Bolong di Bojonegoro? Taman Gajah Bolong Terletak di tepi jalan Bojonegoro-Babat, Taman Gajah Bolong merupakan ruang terbuka hijau yang dilengkapi dengan wahana bermain anak.
-
Di mana letak Negeri Atas Angin di Bojonegoro? Atas Angin adalah sebutan untuk kawasan perbukitan di Desa Deling, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro.
-
Di mana letak Kubur Kalang di Bojonegoro? Kubur Kalang ditemukan di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
Seperti daerah-daerah lain, Bojonegoro punya wisata alam, budaya, hingga buatan. Salah satu wisata alam yang layak dikunjungi ialah kawasan Gunung Pandan.
Profil Gunung Pandan Bojonegoro
Gunung setinggi 897 mdpl ini merupakan gunung berapi kerucut yang terletak di tiga kabupaten, yakni Bojonegoro, Kabupaten Madiun, dan Nganjuk.
Saat ini, Gunung Pandan merupakan gunung api vulkanik yang berstatus istirahat. Gunung ini merupakan tertinggi di Pegunungan Kendeng.
Mengutip Instagram @bojonegoromattoh_, Gunung Pandan merupakan gunung umur pleistosen awal dan terletak satu deretan dengan Gunung Ungaran, yakni menempati posisi vulkanisme belakang busur dekat.
Kawasan Gunung Pandan tersusun dari batuan breksi. Di sini juga masih terdapat sumber air panas yang mengandung belerang.
Potensi
Gunung Pandan merupakan satu dari 13 potensi panas bumi yang ada di Provinsi Jawa Timur. Energi panas bumi berhubungan dengan aktivitas vulkanis dan proses terbentuknya magma.
Gunung Pandan bisa menjadi tujuan yang cocok bagi pendaki pemula karena tidak terlalu tinggi. Pendaki bisa mencapai puncak gunung dalam hitungan 2 hingga 3 jam dan langsung kembali pulang. Jika belum puas dengan keindahan pemandangannya, berkemah bisa jadi pilihan menarik.
Tak jauh dari Gunung Pandan, tepatnya di lereng gunung terdapat objek wisata Waduk Pacal Bojonegoro dan Waduk Widas Madiun.
Cerita Warga
Mengutip Liputan6.com, konon Gunung Pandan dulunya merupakan tempat tinggal Eyang Derpo. Sosoknya dikenal sebagai ahli pengobatan alternatif yang sangat terkenal pada masa Kerajaan Solo.
Setelah wafat, jasadnya dikebumikan di salah satu bagian Gunung Pandan. Hingga kini, sosok yang telah lama berpulang itu diyakini masih bisa membawa berkah.
Masyarakat sekitar percaya makam Eyang Derpo bisa menyembuhkan yang terserang penyakit dan tidak bisa disembuhkan secara medis. Tak jarang para peziarah bermalam di tengah hutan Gunung Pandan dengan harapan keinginannya terkabul, termasuk sembuh dari penyakit.
Mitos Gunung Pandan
Asal-usul Gunung Pandan ada kaitannya dengan Eyang Derpo. Konon, dulunya seorang putri Keraton Solo yang bernama Nyi Gendrosari menaruh hati kepada Ki Derpo menyusulnya bertapa di Gunung Pandan.
Sesampainya di Gunung tersebut, Nyi Gendrosari melihat ada banyak tanaman pandan. Ia pun menamai tempat tersebut dengan nama Gunung Pandan.
Penghormatan kepada Nyi Gendrosari ini pun mewujud jadi aturan tak tertulis bagi para pendaki. Ada kepercayaan bahwa pendaki tak boleh memakai pakaian berwarna hijau muda karena menyerupai selendang Nyi Gendrosari.
Adapun, setiap Jumat Kliwon pada Bulan Suro diadakan sedekah bumi di atas Gunung Pandan sebagai wujud syukur masyarakat sekaligus penghormatan kepada Eyang Derpo dan Nyi Gendrosari.