Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
dr. Soetomo dikenal sebagai dokter yang berjiwa sosial sehingga sangat dicintai oleh masyarakat. Ia bersama sang istri sering sukarela membantu masyarakat yang mengalami masalah kesehatan.
-
Apa yang dr. Soetomo lakukan untuk membantu masyarakat? Soetomo merupakan dokter spesialis kulit dan kelamin. Ia punya kontribusi besar menangani wabah lepra di Kota Surabaya dengan memberikan pengobatan gratis di kliniknya.
-
Siapa yang mengajukan dr. Roebiono Kertopati sebagai Pahlawan Nasional? Pengajuan tersebut, diinisiasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Apa tindakan medis yang dijalani oleh Prabowo Subianto? Prabowo diketahui baru saja menjalani tindakan medis berupa operasi besar hingga melibatkan tim dokter profesional dari kalangan TNI.
-
Bagaimana Tjokropranolo menyelamatkan nyawa Soedirman? Selama hidupnya, Bang Nolly pernah menjabat sebagai ajudan pribadi Soedirman dan turut menyelamat nyawanya dari serangan tentara Belanda yang mencoba ingin membunuhnya.
Gara-gara Nama
Pria kelahiran Nganjuk, 30 Juli 1888 ini memiliki nama kecil Soebroto. Ia memiliki pengalaman dilarang bersekolah di sekolah milik Belanda karena namanya dianggap terlalu Jawa. Demi bisa menempuh pendidikan tingkat atas, nama Soebroto kemudian diganti jadi Soetomo.
Semasa kecil. dokter yang dikenal sebagai Bapak Pergerakan Nasional Indonesia ini dikenal dengan nama panggilan Tom.
Pendiri Organisasi Modern Pertama
Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) DI Batavia. Lima tahun kemudian yakni pada tahun 1908, Soetomo bersama kawan-kawannya di STOVIA mendirikan organisasi modern pertama di Indonesia yang diberi nama Budi Utomo.
Mengutip Instagram @lovesuroboyo, lahirnya Budi Utomo menjadi titik awal munculnya berbagai pergerakan nasional bangsa Indonesia untuk memerdekakan diri.
Soetomo lulus dari STOVIA pada tahun 1911. Selanjutnya, ia bekerja sebagai dokter pemerintah di berbagai daerah di Pulau Jawa dan Sumatera.
Jiwa Sosial
Tugasnya sebagai seorang dokter dimulai saat ia mengabdikan diri di Semarang. Selanjutnya, ia dipindahkan ke Tuban, lalu ke Lubuk Pakam dan terakhir di Malang.
Selama berpindah-pindah tempat bertugas, dr. Soetomo menyaksikan kesengsaraan rakyat hampir di segala penjuru wilayah Indonesia.
Melihat kenyataan tersebut, rasa empati dr. Soetomo terhadap penderitaan rakyat semakin besar.
- Jenderal Polisi ini Dulu Datang Lebih Pagi ke Sekolah dari Tukang Kebun, Kini Dikenal Rajin Bikin Segan Anak Buah
- Sebelum Masuk Sekolah Dasar, Kemandirian Anak Perlu untuk Disiapkan
- Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
- Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Mengutip situs library.pppkpetra.ac.id, dr. Soetomo tidak pernah meminta bayaran sepeserpun dari pasien yang ia rawat. Ia membantu siapapun yang membutuhkan bantuannya dengan rasa tulus ikhlas.
dr. SoetomoKisah Cinta
Pada tahun 1917, Soetomo menikah dengan seorang perawat Belanda bernama Everdina Broering. Pasangan suami istri ini sangat dicintai warga Kota Surabaya karena senang membantu orang lain. Sebaliknya, keduanya juga sangat mencintai warga Surabaya.
Bahkan, sebelum meninggal dunia, ia berpesan agar dimakamkan di Surabaya, dekat dengan kediamannya. Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
Makam pahlawan nasional ini berada di Jalan Bubutan, Kota Surabaya. Selain makamnya, generasi masa kini bisa mempelajari jejak perjuangan dr. Soetomo di museum yang berada satu lokasi dengan makam.
Penghargaan
Pada tahun 1964, rumah sakit CBZ Karangmenjangan diubah namanya menjadi RSUD dr. Soetomo hingga saat ini.