Tawuran Dua Geng Remaja di Surabaya Memakan Korban Jiwa, Begini Kronologi Lengkapnya
Dua kelompok yang terdiri dari para remaja di Surabaya melakukan tawuran pada Jumat malam, 27 November 2020. Kejadian yang diprovokasi dari media sosial menewaskan seorang remaja.
Dua kelompok yang terdiri dari para remaja di Surabaya melakukan tawuran pada Jumat malam, 27 November 2020. Kejadian itu memakan seorang korban jiwa.
Aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap sejumlah fakta yang terjadi saat perkelahian massal atau tawuran antara dua geng itu. Pihak Kepolisian juga telah menangkap para pelaku tawuran di beberapa daerah berbeda, sebagaimana dilansir liputan6.com (3/12/2020).
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Korban Meninggal
©2016 Merdeka.com
Wakil Kepala Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hartoyo mengungkap identitas korban meninggal dunia akibat tawuran dua geng remaja itu. Korban diketahui bernama MR, remaja asal Surabaya yang masih berusia 16 tahun.
"Tawuran ini terjadi di Jalan Tembaan Surabaya pada Jumat malam, 27 November lalu, melibatkan dua kelompok atau geng yang mayoritas masing-masing beranggotakan anak-anak," terang Haryoto di Surabaya, Rabu (2/12).
Pelaku Berhasil Ditangkap
Sementara itu, polisi telah berhasil membekuk lima pelaku tawuran yang menyebabkan korban MR meninggal dunia. Masing-masing berinisial AYH (20), BLR (18), RDC (18), serta R dan I yang masih di bawah umur.
Para pelaku tawuran tersebut ditangkap di tiga tempat berbeda yakni di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur.
Kelima pelaku tawuran itu dijerat Pasal 80 ayat (3) juncto Pasal 76 C Undang-undang (UU) Republik Indonesia No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 ayat (2) Ke-3e Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan/atau Pasal 351 ayat (3) KUHP.
Tawuran Sempat Dibubarkan
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Menurut keterangan Hartoyo, polisi sempat membubarkan tawuran tersebut. Pihaknya juga mengamankan belasan unit sepeda motor yang dikendarai para pelaku.
Tidak hanya itu, kepolisian juga mengamankan barang bukti yang menjadi sarana tawuran seperti celurit, samurai, gergaji, potongan kayu, batu, botol untuk bom molotov dan keris.
"Banyak pelaku yang belum tertangkap, kami sarankan segera menyerahkan diri. Termasuk para orang tua yang menyadari sepeda motornya di bawa anak-anaknya dan belum kembali, kami harap mengambil sendiri ke Polrestabes Surabaya dengan membawa serta anaknya," ungkapnya.
Berdasarkan penyelidikan polisi, tawuran antargeng anak tersebut dipicu oleh provokasi di media sosial.
"Dari lima pelaku yang ditangkap, salah satunya adalah admin media sosial yang digunakan untuk memprovokasi. Telepon selulernya juga telah kami sita sebagai barang bukti," pungkas AKBP Hartoyo.