Di bemo berbagi ilmu
Di tengah keterbatasan dan himpitan perkotaan, Sutino berusaha menjadi bermanfaat buat sesama.
Jakarta terasa panas siang itu. Di gang-gang sempit di kawasan Karet, Jakarta Pusat beberapa ibu muda dan anaknya yang kecil sibuk membeli es batu. Di arah lain, dua lelaki tua terlihat baru saja berkemas di depan sebuah warung. Keduanya mengumpulkan pion-pion catur berserakan. Di gang sempit inilah sehari-hari Sutino (51), hidup bersama istri dan keempat anak mereka.
Sebagian warga di ibukota mungkin sudah mengenal sosok Kinong, panggilan akrab Sutino. Bemo tua disulapnya menjadi perpustakaan dan bioskop keliling. Lelaki ini mengabdikan diri menyediakan buku bagi anak-anak sekolah di kawasan Tanah Abang. Kinong berusaha mendekatkan anak-anak dengan buku-buku bacaan dibawanya tiap hari.
Percakapan itu berlangsung di beranda sebuah rumah, tak jauh dari tempat tinggalnya. Tanpa diminta, Kinong langsung menyalakan sebuah komputer jinjing. Dengan sigap dia membuka data dan mulai memutar video diambilnya dari situs YouTube.
"Ini bemo yang kami pakai," kata Kinong kepada merdeka.com.
Lakon perjuangan Kinong menjadi tukang perpustakaan keliling dimulai tiga tahun lalu. Awalnya dia diajak dua dosen dari Universitas Tarumanegara menguji coba bemo listrik. Dasarnya, Kinong didengar-dengar gencar memermak bemo demi menarik penumpang di DKI. Saat ditawari, Kinong sepakat saja. Apalagi bemo miliknya memang terlampau haus bensin. Alhasil, modal membeli bahan bakar buat 'narik' tak sepadan dengan penghasilan didapat.
"Pak Enrico Halim dan Pak Arief Adityawan (dosen Untar) bilang, 'ayo Pak Kinong kita buat lucu-lucuan. Kita buat bemo dengan tenaga listrik," cerita Kinong.
Di tahun sama, uji coba bemo bertenaga listrik digelar pertama kali. Namun begitu dicoba, proyek bemo listrik tak sepenuhnya berhasil. Rupanya, daya mesin listrik tak mampu membawa beban banyak dan menempuh jarak yang jauh.
"Kira-kira baru empat-lima kali narik udah lemah," ucap Kinong.
Kinong berusaha mencari jalan keluar. Dia tak mau proyek bemo listrik senilai Rp 70 juta berlalu begitu saja. Suatu hari, Kinong bertemu seorang dosen dari Universitas Indonesia (UI), Imam Prasojo. Imam yang melihat bemo itu tak lagi jalan coba mengajak Kinong untuk aktif di kegiatan sosial. Imam mengajak Kinong agar bemo miliknya dijadikan perpustakaan keliling.
Di depan Kinong, Imam berjanji jika perpustakaan keliling itu didanai oleh PT Astra Motor. Semua biaya proyek bemo listrik diganti oleh PT Astra. Hal itupun dibicarakan Kinong kepada Enrico dan Arief yang menggagas awal bemo listrik. "Pak Arief bilang terserah Pak Kinong saja. Itu semua kan untuk Pak Kinong," cerita ayah tujuh anak ini.
Setelah mendapat restu dari Enrico dan Arief dan pihak Untar, Kinong pun nyambi jadi tukang perpustakaan keliling. Namun di tengah perjalanan, salah satu perangkat pada mesin bemonya rusak. Kinong lantas berkeliling ke toko-toko onderdil mencari penggantinya. Malangnya, setelah suku cadang didapat, giliran dinamo mesin aus. Bemo itu akhirnya terpaksa dikandangkan selama setahun. Kegiatan Kinong sebagai tukang perpustakaan keliling pun terhenti.
Hati Kinong terlanjur mencintai anak-anak yang suka dengan buku-buku dibawanya. Hal itu membikin dia terpanggil menghidupkan kembali perpustakaan kelilingnya. Dia lantas membongkar semua mesin listrik pada bemonya, dan memasang dapur pacu torak.
-
Apa buku termahal di dunia? Codex Leicester oleh Leonardo da Vinci merupakan buku termahal di dunia yang dibeli oleh Bill Gates.
-
Kapan Hari Buku Sedunia dirayakan? 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia.
-
Apa yang ditawarkan Toko Buku Bandung untuk menarik minat baca? Koleksi buku di Toko Buku Bandung juga sangat bervariasi, mulai dari buku-buku sejarah hingga komik, dari harga yang terjangkau mulai dari lima ribu rupiah sampai dua puluh lima juta, dari buku-buku lawas yang sudah berumur satu abad lebih hingga buku-buku yang baru diterbitkan juga ada,” katanya.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Kapan Toko Buku Bandung didirikan? Menurut dia, toko buku yang didirikan pada 2023 ini ingin melawan kegelisahannya akan minat baca yang masih belum tinggi.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
Ingin berguna buat sesama
Bemo milik Kinong berwarna putih. Bemo bermerek Daihatsu itu dibelinya dari seorang kolektor seharga Rp 17 juta pada 2010. Di depannya tertulis kata-kata 'mengejar ilmu'. Kendaraan ini yang digunakan Kinong buat mengangkut buku-buku berkeliling.
Tak tega melihat Kinong sibuk membongkar-pasang rak sederhana di bemo putih itu, pihak Untar akhirnya menghadiahkan sebuah bemo lengkap dengan rak permanen. Bemo baru itu berwarna ungu. Di kaca depannya tersemat kata 'Kutu Buku'. Sebuah identitas kendaraan uzur yang digunakan sebagai perpustakaan keliling. Adapun bemo putih miliknya hanya digunakan sewaktu-waktu memutar film bagi anak-anak kala liburan.
Kinong tidak menarik iuran buat perpustakaan kelilingnya. Sasarannya adalah sekolah dasar dan PAUD di Kecamatan Tanah Abang. Dia mengaku semua ongkos bahan bakar dan biaya perawatan bemo ditanggungnya sendiri, di luar buku-buku disponsori PT. Astra, Universitas Tarumanegara, dan pihak lainnya. Harapannya cuma satu, agar anak-anak sekolah yang didatanginya dengan buku bertambah pengetahuannya dan gemar membaca buku. Sebab, Kinong hanya merasakan pendidikan dasar (SR). Itu pun hanya sampai kelas lima saja.
"Semuanya gratis. Anak-anak sangat suka dengan buku yang saya bawa. Saya sangat senang karena bisa membantu mereka" kata Kinong.
Tugas Kinong tak saja menyediakan buku bagi anak-anak. Berbekal pengarahan dari orang-orang yang mendukungnya, dia menjelaskan buku-buku mana saja bisa dibaca para bocah sesuai jenjang kelas masing-masing. Dia mengaku, kegiatannya juga memengaruhi perilaku anak-anak. Mereka mulai lebih suka membaca daripada bermain di waktu istirahat.
"Mereka biasanya nanya kepada saya, hari ini bawa buku apa? Lalu saya jelaskan mana buku yang cocok atau mana buku yang harus dibaca terlebih dahulu," kata Kinong yang mengaku senang membaca buku pengetahuan umum ini.
Untuk menutup biaya sehari-hari, Kinong membagi waktu. Satu jam pada pagi hari, dari pukul 08.00 WIB hingga 09.00 WIB dia 'narik' seperti biasa. Setelahnya dia menuju gudang buat mengatur buku-buku pada rak sederhana dipasang di bemo, lalu berangkat menuju sekolah-sekolah. Setelah anak-anak selesai membaca, sekitar pukul 15.00 WIB, Kinong kembali mencari penumpang.
"Kalau di rumah mah yang penting dapur mengepul. Biar makan tak kenyang, asal tak lapar," kata Kinong yang mendapat restu dari istri dan anak-anaknya ini.
Kerja sukarela ini ternyata membawa berkah bagi Kinong. Setelah kegiatannya masuk layar kaca, dia mendapat biaya umroh ke tanah suci pada pertengahan 2016 lalu. "Itu bayaran termahal saya. Ternyata berbuat baik, berguna untuk orang lain itu satu kebanggaan. Saya seakan-akan berguna," kata Kinong.
Selain mendapat biaya ke tanah suci, berkah lain yang diterima Kinong adalah sumber-sumber buku bacaan bagi anak-anak. Pernah, cerita Kinong, anak-anak didapatinya mulai malas baca karena bukunya tak pernah diganti.
"Saya tidak tahu siapa yang kirim. Kemarin saja ada yang kirim dari Serpong (Tangerang Selatan). Ada juga yang kirim dari Arab Saudi. Makanya saya dalam hati bilang, ini semua ada faedahnya," lanjutnya.
Selain aktif menjadi perpustakaan keliling, Kinong berusaha menggerakkan kesadaran sesama sopir bemo. Mereka berkumpul mencari solusi lantaran minimnya penghasilan dari angkutan itu.
Di dalam komunitas bemo inilah, dia dan kawan-kawannya terpikir menjual makanan dan bahan pokok melalui bemo dimodifikasi. Alhasil, pada 2016, Kinong diganjar dengan piagam penghargaan oleh Kedutaan Besar Inggris sebagai sopir bemo inspiratif dalam festival pengusaha ekonomi lemah.
"Saya mendapat penghargaan dari British Council berupa piagam dan uang tunai Rp 20 juta rupiah. Saya juara enam," kata Kinong dengan lancar. Dia bercerita, ketika didaulat sebagai tokoh inspiratif, pihak Kedubes Inggris menyebut bemo miliknya sebagai mobil Transformer.
Bagi Kinong, pekerjaannya sebagai sopir bemo dan perpustakaan keliling merupakan bagian dari pengabdiannya kepada negara ini. Dia tidak terpikir berhenti meski usianya tak muda lagi. "Saya merasa bangga bisa berguna bagi orang lain dan saya akan terus mengabdi kepada anak-anak sampai hayat dikandung badan," tutupnya.
Baca juga:
Alasan ilmiah kenapa penggila fiksi bakal jadi pasangan idaman
5 Buku ini ditulis oleh arwah gentayangan, percaya atau tidak?
Mencari Jawaban Tentang Kebenaran UFO dan Alien
Toko Buku Apung Ini Selalu Diburu Turis Dunia, Ini Sebabnya
Berburu buku langka di Kampung Buku Jogja