14 Kilogram Sisik Trenggiling Coba Diselundupkan di Pekanbaru
Tim Gabungan Balai Gakkum Sumatera (Ditjen Gakkum), Direktorat KKH (Ditjen KSDAE) KLHK dan Baintelkam Mabes Polri menggagalkan upaya perdagangan sisik tenggiling sebanyak 14 kilogram di Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru.
Tim Gabungan Balai Gakkum Sumatera (Ditjen Gakkum), Direktorat KKH (Ditjen KSDAE) KLHK dan Baintelkam Mabes Polri menggagalkan upaya perdagangan sisik tenggiling sebanyak 14 kilogram di Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru.
Sisik satwa pemakan serangga itu dikemas dalam dua kardus yang dibawa menggunakan mobil berpelat nomor polisi BM 1310 TR.
-
Bagaimana cara jual beli bayinya? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat.
-
Kenapa penjual cilok ini ingin membeli hewan kurban? Keinginan kuat untuk berbagi sudah dimantapkan Irfan sejak satu tahun lalu. Dia rela menabung sedikit demi sedikit agar bisa beribadah kurban untuk sang anak.
-
Bagaimana cara menabung jika ingin membeli hewan kurban dengan patungan? Mengutip dari laman NU Online, Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menyebutkan, mayoritas ulama memperbolehkan patungan kurban. Secara perhitungan membeli hewan kurban secara patungan dinilai lebih murah jika harus membeli seekor hewan kurban untuk diri sendiri.
-
Bagaimana penjual cilok mengumpulkan uang untuk membeli hewan kurban? Irfan mengaku jika pembelian hewan kurban ini menggunakan uang receh yang sudah dikumpulkannya senilai Rp2,5 juta. Memilih hewan kurban Dengan ramah pemilik lapak mempersilahkan penjual makanan itu memilih sendiri hewan kambingnya. Irfan dengan antusias melangkahkan kaki ke salah satu ruang kandang dan menentukan jenis kambing yang cocok.
-
Mengapa simpanse dianggap hewan cerdas? Simpanse, yang memiliki 98% kesamaan DNA dengan manusia, berasal dari Afrika sub-Sahara. Mereka ahli dalam menggunakan dan mengimprovisasi alat dari bahan yang ada.
-
Di mana letak Tenggarong? Tenggarong merupakan salah satu wilayah yang menjadi ibu kota dari Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selain barang bukti itu, petugas juga menangkap empat pelaku yakni MD dan ZU dengan peran sebagai penjual, Ia selalu pemilik, dan Da sebagai penghubung.
"Kasus ini akan terus kami kembangkan dan saat ini kami tengah berkoordinasi dengan Balai Besar KSDA Riau untuk mengidentifikasi barang bukti," kata Kepala Balai Gakkum KLHK Wilayah Sumatera Eduward Hutapea, Jumat (12/6).
Eduward menyebutkan, komplotan ini berhasil ditangkap setelah petugas mendapatkan informasi akan adanya transaksi penjualan sisik tenggiling itu. Berbekal informasi itu, tim gabungan lantas melakukan penyelidikan dan penggerebekan di Pekanbaru.
"Awalnya kita berhasil menangkap MD dan Zu dan kedapatan membawa dua kardus sisik tenggiling. Kemudian kita lakukan pengembangan dan berhasil menangkap Is pemilik dan Da," jelasnya.
Saat ini para pelaku dan barang bukti telah diamankan di Kantor Seksi Wilayah II Balai Gakkum Sumatera di Pekanbaru untuk kemudian diserahkan ke penyidik Balai Gakkum KLHK Sumatera.
"Pelaku dijerat Undang-undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp100 juta," pungkasnya.
Baca juga:
Penjual Lutung Jawa dan Kancil di Banten Ditangkap Usai Dipancing Polwan
Dititipkan di Kebun Binatang, Bayi Leopard Bukti Kasus Penyelundupan Malah Mati
Dua Pria asal Sumut Diupah Rp6 Juta Selundupkan 6.000 Belangkas ke Malaysia
Gagal Diselundupkan ke Rusia, Orangutan Sumatera Dikirim ke Sumut
6.000 Satwa Lindung Belangkas Berusaha Diselundupkan ke Luar Negeri
Lucunya Anak Orangutan yang Diselamatkan dari Penyelundupan WNA Rusia