2 Eksekutor Edi dan Dana Merasa Ditipu, Dijanjikan Rp400 Juta Cuma Diberi Rp10 Juta
"Pertama ditelepon untuk mengerjakan bersih-bersih gudang. Ternyata sampai sini perencanaan berubah (membunuh)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto.
Dua orang eksekutor Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili alias ECP dan M. Adi Pradana alias Dana alias D, bernama Kuswanto Agus alias A dan Muhammad Nur Sahid alias S merasa ditipu oleh Aulia Kesuma alias AK. Pasalnya, A dan S yang berasal dari Lampung ini mengaku akan bekerja membersihkan gudang di kediaman Aulia di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
"Pertama ditelepon untuk mengerjakan bersih-bersih gudang. Ternyata sampai sini perencanaan berubah (membunuh)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto di Polda Metro Jaya, Senin (2/9).
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Kapan Sujadi memulai budidaya kepiting bakau? Sudah 30 tahun lamanya Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
-
Kapan serangan harimau terhadap manusia di Sukabumi terjadi? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
-
Di mana Ubi Madu Asli Sukabumi ditanam oleh Akay Trisula? Akay menanamnya di kebun wilayah Kecamatan Kebonpedes.
-
Bagaimana cara harimau menyerang warga di Sukabumi? Gambar: Ig Sejarah Jampang. Hewan besar itu langsung menerkam, mencabik dan mengigit seseorang yang kebetulan bersinggungan. Dalam Instagram @sejarahjampang, wilayah yang kala itu merupakan Das Sungai Cimandiri tersebut dilaporkan berkali-kali terjadi serangan harimau Jawa. Datangnya secara tiba-tiba, dari kawasan hutan lereng gunung sekitar.
-
Bagaimana Sujadi membudidayakan kepiting bakau? Sujadi menjelaskan, apartemen bertingkat untuk budi daya kepiting itu dibuat dari bahan sederhana yaitu bambu, kayu, dan jerigen bekas yang kemudian disusun secara bertingkat. Kemudian di bagian atas apartemen itu diberi aliran air yang dialirkan melalui pipa ke masing-masing tingkatan apartemen.
Mereka diiming-iming akan dibayar sebesar Rp200 juta. Namun, baru diterima Rp10 juta.
"Pekerjaan buruh tani. (Bunuh) Ini baru pertama kali. Sampai sini perencanaan berubah, setelah diiming-iming uang Rp200 juta, tertarik untuk membantu AK. Yang dijanjikan saudara AK Rp200 juta, masing-masing. Belum dibayar, baru dikasih Rp10 juta untuk pulang ke Lampung," kata Suyudi.
Seperti diketahui sebelumnya, subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya tengah mencari seorang pembantu dan suaminya, yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Edi Chandra Purnama alias ECP (54), dan M. Adi Pradana alias Dana alias D (23).
Dua orang yang kini buron tersebut berperan sebagai orang yang mengenalkan Aulia Kesuma alias AK kepada para eksekutor.
"Mantan pembantu dan suami pembantu itu masih kita cari, masih diburu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu (28/8).
Katanya, tim masih melacak keberadaan dua orang tersebut. "Masih dalam pengejaran tim kita," katanya.
Baca juga:
Aulia Kesuma Keluarkan Rp 25 Juta untuk Habisi Suami dan Anak Tiri Pakai Senjata Api
Barang Bukti Kasus Pembunuhan Sadis dalam Mobil di Sukabumi
Dalangi Pembunuhan, Aulia Kesuma Terlilit Utang Rp10 M buat Buka Restoran
Ini Tiga Pembunuh Sadis Dua Pria dalam Mobil di Sukabumi
Keterangan Aulia Kesuma atas Kasus Pembakaran Suami dan Anak Tiri Tak Konsisten
Kasus Istri Bakar Suami dan Anak Tiri, Eks ART Aulia Kesuma Masih Berstatus Saksi