4 ABK korban sandera Abu Sayyaf kondisinya semakin lemas dan sakit
Bahkan satu korban mengalami sakit infeksi di kaki. Hingga kini belum diketahui lanjutan upaya pemerintah membebaskan.
Empat kru tugboat Charles yang disandera Al Habsy Misaya, salah satu kelompok militan bersenjata Abu Sayyaf, dalam kondisi sakit. Keempatnya meminta pemerintah segera membebaskan mereka dari sekapan penyandera.
Istri ABK Ismail, Dian Megawati Ahmad, kembali dihubungi Al Habsy Misaya, Kamis (29/7) kemarin, sekitar pukul 08.00 WITA. Sekitar dua jam kemudian, Dian menghubungi balik penyandera dan berbincang bersama keempat sandera, di bawah sekapan Al Habsy Misaya, dalam bahasa Inggris.
"Sekitar jam sembilan atau jam 10 pagi, saya menelepon balik ke nomor mereka (penyandera). Bergantian saya telepon ke suami saya Ismail, kemudian Robin Piter, Pak Nasir dan Sofyan," kata Dian dalam perbincangan bersama wartawan di mes karyawan PT Rusianto Bersaudara, Sungai Lais, Samarinda, Jumat (29/7) sore.
Dian menerangkan, kondisi keempatnya lemas dan tertekan. Di ujung telepon sambungan internasional ke Filipina, Ismail mengatakan, dia dan tiga sandera lainnya, dalam kondisi sakit. Terlebih lagi, Muhammas Nasir, pria paruh baya itu mengalami infeksi di kakinya.
"Suami saya bilang, semua sudah sakit. Pak Nasir kakinya infeksi. Mereka minta perusahan, pemerintah, segera bebaskan mereka. Segera saja (dibebaskan)," ujar Dian.
"Durasi telepon saya lumayan 15 menit 28 detik. Suami saya tidak bilang sakitnya apa. Cuma dari suaranya tidak seperti biasanya, sudah kondisi lemas," tambah Dian.
"Mereka tidak sebutkan lokasinya berada di mana. Yang jelas tidak bersama tiga sandera lainnya (kapten Ferry Arifin, Mabrur dan Edi Suryono). Tidak tahu di mana ketiga orang lainnya itu," terang Dian.
Dalam pembicaraan telepon dengan penyandera, penyandera kembali menegaskan permintaan tebusan 250 juta peso Filipina, untuk menebus keempat orang itu.
"Tidak memberi tenggat waktu, cuma minta secepatnya. Suami saya juga menyampaikan, secepatnya uang disiapkan sebelum terjadi sesuatu," sebut Dian.
"Pak Nasir bilang, kalau mau kasih tahu kondisinya, jangan ke istrinya, istrinya sudah tua. Ke anak saya saja di Semarang," ungkap Dian menirukan perkataan Nasir.
Masih dijelaskan Dian, penyandera Al Habsy Misaya juga menanya kabar kesiapan uang tebusan 250 juta peso.
"Saya bilang perusahaan siap, pemerintah masih cari jalan. Mereka lokasinya berpindah-pindah, mungkin itu yang membuat kakinya Pak Nasir infeksi," terang Dian.
Diketahui, komunikasi bersama dengan penyandera dari militan Abu Sayyaf ini, sebelumnya sudah dilakukan pada 26 dan 27 Juli 2016 lalu. Al Habsy Misaya meminta uang tebusan 250 juta peso. Apabila tidak disegerakan, militan mengancam membunuh satu per satu 4 korban sandera Ismail, M Nasir, Robin Piter dan M Sofyan.
Di mes karyawan, selain Dian, juga berkumpul Elona Rahmadani dan juga salah seorang ABK yang lolos dari penyanderaan, Albertus. Mereka terus saling berkomunikasi, terkait informasi terbaru yang mereka dapatkan dari kelompok penyandera.
Diketahui, TB Charles disandera 20 Juni 2016 lalu, saat berada dalam perjalanan di perairan dari Filipina menuju kembali ke Samarinda, Kalimantan Timur. Penyandera mengaku militan Abu Sayyaf, akhirnya menyekap 7 dari total 13 ABK. Enam kru selamat akhirnya tiba di Samarinda, Selasa (28/6) malam lalu.