5 Ratu pemimpin kerajaan di Nusantara yang kesohor
Ratu Maharani Shima dari Kerajaan Kalingga terkenal karena kejujuran dan penegakan hukum.
Sri Sultan Hamengku Bawono X mengeluarkan Sabda Raja perubahan nama anak pertamanya, GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi, Yogyakarta, Selasa (5/5). Hal ini juga diikuti dengan pengangkatan GKR Mangkubumi sebagai putri mahkota.
Belum ada konfirmasi resmi dari Sri Sultan terkait perubahan ini. Dinilai perubahan ini sebagai isyarat bahwa GKR Mangkubumi bakal mewarisi takhta Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Jika ini terbukti kebenarannya, maka pertama kali dalam sejarah keraton dipimpin oleh raja perempuan.
Bicara soal raja perempuan, ternyata banyak kerajaan di Nusantara yang dipimpin oleh sang ratu. Di sisi lain, hal ini menunjukkan bahwa emansipasi sudah ada sejak zaman dahulu.
Tidak kalah dengan kerajaan yang dipimpin oleh raja, banyak juga kemajuan dan kejayaan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh ratu.
Berikut lima ratu pemimpin kerajaan di Nusantara yang kesohor:
-
Di mana pasukan Nyutra di Kasultanan Yogyakarta ditempatkan? Bersama dengan Bregada Surakarsa, Nyutra ditempatkan di timur kraton (Mergangsan) dan membentuk Kampung Surakarsan dan Kampung Nyutran.
-
Kapan Kesultanan Yogyakarta didirikan? Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian politik yang mengubah peta kekuasaan di Pulau Jawa.
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Apa yang menjadi dasar pendirian Kesultanan Yogyakarta? Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian politik yang mengubah peta kekuasaan di Pulau Jawa.
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Kapan Istana Kepresidenan Yogyakarta resmi menjadi istana? Pada 6 Januari 1946, gedung itu resmi menjadi istana kepresidenan setelah Yogyakarta resmi menjadi ibu kota baru Republik Indonesia.
Ratu Maharani Shima
Maharani Shima merupakan ratu salah satu penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa Tengah, sekitar tahun 674 Masehi. Ratu Shima terkenal karena kejujurannya dan menjadikan hukum sebagai panglima. Dia dikenal keras dan tegas dalam menghukum pencuri dan pelaku kejahatan.
Bahkan diceritakan ada seorang raja asing yang menguji kejujuran rakyat Kalingga, dengan meletakkan kantung berisi emas di tengah-tengah persimpangan jalan dekat alun-alun ibu kota Kalingga.
Alhasil, tidak ada seorang pun yang berani menyentuh kantung yang pada dasarnya bukan milik warga, hingga suatu hari tiga tahun kemudian, seorang putra Shima, sang putra mahkota secara tidak sengaja menyentuh kantung itu dengan kakinya.
Sebagai hukumannya, Shima menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Tetapi berdasarkan saran dari penasehat istana, akhirnya sang putra mahkota dijatuhi hukuman potong kaki.
Dyah Tulodong
Dyah Tulodong merupakan salah satu raja Kerajaan Lodoyong (sekarang wilayah Tulungagung, Jawa Timur). Dyah digambarkan sebagai ratu yang memiliki kekuatan luar biasa.
Salah satu peristiwa sejarah penting adalah pertempuran antara bala tentara Raja Erlangga berhasil dikalahkan oleh Dyah Tulodong. Pertemuan tersebut terjadi lantaran Dyah berusaha membendung ekspansi Airlangga yang waktu itu sudah menguasai wilayah di sekitar kerajaannya.
Bahkan di beberapa riwayat, diceritakan pasukan khusus yang dibawa Dyah merupakan prajurit-prajurit wanita pilihan. Pasukan ini berhasil memukul mundur pasukan Airlangga dari pusat kerajaan Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan hingga ke Patakan (Sambeng, Lamongan, Jawa Timur). Peristiwa ini terjadi di tahun 1031.
Tetapi satu tahun kemudian Dyah Tulodong berhasil dikalahkan Airlangga lewat pertempuran sengit di penghujung tahun 1032. Dari utara, pasukan Airlangga bergerak ke selatan menuju Lodoyong.
Tribhuwana Wijayatunggadewi
Tribhuwana Wijayatunggadewi merupakan raja ketiga Kerajaan Majapahit, memerintah dari tahun 1328 sampai 1351. Dia adalah putri dari raja pertama Majapahit Raden Wijaya dan Gayatri.
Menurut Nagarakretagama, Tribhuwana memerintah didampingi suaminya, Kertawardhana. Pada tahun 1331 dia menumpas pemberontakan daerah Sadeng dan Keta. Tribhuwana didampingi sepupunya, Adityawarman berangkat menyerang Sadeng.
Pemerintahan Tribhuwana terkenal sebagai masa perluasan wilayah Majapahit ke segala arah. Tahun 1343 Majapahit mengalahkan raja Kerajaan Pejeng (Bali), Dalem Bedahulu, dan kemudian seluruh Bali. Tahun 1347 Adityawarman yang masih keturunan Melayu dikirim untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Malayu. Dia kemudian menjadi uparaja (raja bawahan) Majapahit di wilayah Sumatera.
Syah Alam Barisyah
Perlak merupakan salah satu kesultanan yang bercorak Islam yang berlokasi di Aceh. kesultanan ini pernah dipimpin oleh seorang ratu bernama Syah Alam Barisyah.
Syah Alam Barisyah naik tahta menggantikan ayahnya, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Jauhan Berdaulat yang jatuh sakit dan kemudian lumpuh.
Dalam melaksanakan pemerintahan, Syah Alam Basiyah dibantu oleh adiknya bernama Abdul Aziz Syah sebagai perdana menteri.
Sultanah Nahrasiyah
Kesultanan Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Kesultanan pernah dipimpin oleh Sultanah (Ratu) Nahrasiyah. Dia menggantikan suaminya Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir yang tewas di tangan Raja Nakur.