547 Hotspot Terdeteksi, Jambi Siaga Karhutla Jelang Puncak Kemarau
BMKG mencatat 547 titik panas (hotspot) di Jambi. Provinsi ini pun sudah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana karhutla.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 547 titik panas (hotspot) di Jambi. Provinsi ini pun sudah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
547 Hotspot Terdeteksi, Jambi Siaga Karhutla Jelang Puncak Kemarau
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi Ibnu Sulistiyo mengatakan bahwa puncak kemarau diperkirakan berlangsung tiga bulan ke depan, yakni Juli-September 2023. "Itu menjadi puncak musim kemarau di Provinsi Jambi," katanya, Jumat (14/7).
- Kawah Gunung Kerinci Dikabarkan Retak, Wisatawan Diingatkan Lebih Hati-Hati
- Seluas 3.000 Meter, Ini 15 Potret Rumah Mewah Hotma Sitompul di Jaksel yang Buat Atta Halilintar Melongo
- Curah Hujan di Sumsel Makin Berkurang, Daerah Rawan Karhutla Diminta Waspada
- Punya Wisata Tersembunyi, Intip Pesona Laguboti Kampung Halaman Hotman Paris
Khusus di bulan Agustus dan September 2023, curah hujan diprakirakan rendah menengah mencapai 50-150 mm dengan sifat normal.
Hotspot (titik panas) yang terpantau BMKG Provinsi Jambi sebanyak 547 titik panas. "Itu kita catat dari tanggal 11 Juli 2023, ada 547 titik panas (hotspot)," tutupnya.
Sementara, Komandan Kodim 0415/Jambi Letkol Arm Eko Pristiono mengatakan terus mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayahnya, namun kondisi saat ini relatif masih aman.
"Dari pantauan patroli udara yang dilakukan belum lama ini, kondisi karhutla di Jambi masih relatif aman. Yang perlu diwaspadai adalah faktor cuaca."
Komandan Kodim 0415/Jambi Letkol Arm Eko Pristiono .
Menurut Eko, potensi bencana kebakaran hutan dan lahan sangatlah besar dan memungkinkan terjadi, terutama disebabkan faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia. "Dengan ditetapkannya status siaga darurat bencana karhutla, maka diharapkan penanganan kebakaran hutan dan lahan dapat tertangani dan berjalan dengan baik berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) penanggulangan bencana," jelasnya. Eko menjelaskan, secara umum, kondisi suhu, cuaca, geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana.Patroli udara yang dilakukan tersebut dalam rangka memantau sejauh mana potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Jambi.
"Karena lebih diutamakan pencegahan kejadian karhutla dan mengurangi dampak akibat yang ditimbulkan," tegasnya.
Mereka juga mengutamakan pendekatan dengan masyarakat berupa sosialisasi dan edukasi. Kemudian sudah ada pos-pos yang sudah disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya karhutla sehingga cepat tertangani dan tidak melebar.
"Saat ini, ditangani tingkat Korem serta berkolaborasi dengan BPBD dan unsur terkait lainnya," jelasnya.
Selain itu ada 13 koramil di kodim 0415/Jambi terutama yang berada di dua kabupaten, yakni Muaro Jambi dan Batanghari sudah siap. "Semua personel sudah siap. Karena itu, pihaknya berharap semua pihak berperan serta mencegah terjadinya karhutla, agar dapat membantu mengurangi zero karhutla. Jangan sampai terjadi pembakaran lahan. Kita berharap Jambi bebas dari bencana karhutla," tutupnya.