7 Papan reklame di Bekasi dibongkar karena tidak bayar pajak
7 Papan reklame di Bekasi dibongkar karena tidak bayar pajak. Sebanyak 350 papan reklame lainnya terancam bernasib sama. Ratusan reklame itu sudah disegel pemerintah karena belum bayar pajak dan tak dapat menunjukkan surat jaminan masa kontruksi.
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, terpaksa membongkar tujuh papan reklame. Sebab pengusaha tujuh papan reklame itu enggan membayar pajak.
"Pengusaha juga tidak dapat menunjukkan surat jaminan masa kontruksi papan reklame," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Kota Bekasi, Tri Adhianto, Selasa (2/5).
Dia mengatakan, papan reklame yang ditebang tersebut di antaranya di Jalan Kartini, Pangeran Jayakarta, bahkan di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
"Ukuran bervariasi, bahkan ada yang cukup besar mencapai 5x10 meter," kata Tri.
Tri mengatakan, sebanyak 350 papan reklame lainnya terancam bernasib sama. Sebab, ratusan reklame itu sudah disegel pemerintah karena belum bayar pajak dan tak dapat menunjukkan surat jaminan masa kontruksi.
"Kami memberikan waktu 2X7 hari, jika tidak bayar pajak dan menunjukkan surat jaminan kontruksi, akan kami tebang," katanya.
Tri mengatakan, langkah tersebut bagian dari penataan reklame di wilayah setempat. Pemerintah daerah, tak ingin keindahan kota dirusak akibat menjamurnya reklame layaknya seperti hutan.
"Kami akan tetapkan kebutuhan reklame di setiap ruas jalan, sehingga nantinya tidak boleh ada penambahan setelah ditetapkan," katanya.
Tri menambahkan, jumlah reklame di Kota Bekasi mencapai 1100 titik lebih. Dari seluruh reklame, pihaknya ditarget memperoleh pendapatan sebesar Rp 80 miliar, meski banyak yang disegel pihaknya akan memaksimalkan untuk mencapai target itu.
Baca juga:
Geram, Walkot Makassar menyegel mini market tak lengkapi izin
Pemkot Semarang segel 350 kios di 44 pasar karena diperjualbelikan
Tak terima gaji tiga bulan, karyawan PDAM Bolmong segel kantor
Marak praktik prostitusi, 6 salon dan spa di Sleman disegel
Belasan warung remang-remang dan tempat pijat di Bekasi disegel
Sering terjadi keributan, bar 'Enigma' di Tangerang disegel polisi
Ridwan Kamil segel bangunan hotel di Dago karena menyalahi IMB
-
Kapan Masjid Agung Banten dibangun? Dalam laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa masjid besar ini mulai dibangun atas perintah Sultan Maulana Hasanuddin, Putra dari Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1552 – 1570 M.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Bagaimana proses perbaikan jembatan di Banyuwangi? “Alhamdulillah beberapa jembatan yang putus akibat bencana banjir pada 2022 lalu, kini sudah selesai dan bisa digunakan kembali oleh warga. Jembatan yang terputus memang menjadi prioritas untuk segera dilakukan perbaikan,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (14/11). “Namun, kami pastikan jembatan yang saat ini belum selesai pengerjaannya, kita targetkan tuntas akhir tahun ini,” imbuhnya.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
-
Kapan Gedung Kawedanan Boja dibangun? Gedung Kawedanan Boja dibangun sekitar tahun 1800-an.