Air mata dan gumam harapan Dian bocah 10 tahun di Banyumas
"Dia ingin ikut saya memulung. Dia suka sekali lihat poster film di depan gedung bioskop," kata Sunarko saat ditemui Merdeka.com di kediamannya RT 1 RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Tubuh kecilnya tergolek lemah di atas kasur. Di dalam kamar berukuran 2x3 meter, mata bocah berusia 10 tahun yang nampak sayu itu menatap langit-langit rumah. Rabu (20/9) pukul 11.00 WIB terdengar suara Muhamad Dian menggumam kata-kata yang tak jelas.
Sunarko (60) nampaknya mengerti maksud gumaman Dian putranya. Ia lantas membopong tubuh bocah kurus itu menuju becak di luar rumah. Di jok becak telah disiapkan kasur kecil bersprei putih dan bantal. Sedang di bagian dalam kap becak berbahan terpal, tergantung boneka sepasang pengantin.
"Dia ingin ikut saya memulung. Dia suka sekali lihat poster film di depan gedung bioskop," kata Sunarko saat ditemui Merdeka.com di kediamannya RT 1 RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Setiap hari sejak 9 tahun silam, dari kediamannya Sunarko mengayuh pedal becak menempuh 5 km menuju gedung bioskop Rajawali di Jalan Jend S Parman Purwokerto. Di tempat pertunjukan film itu, Sunarko mengais plastik bungkusan makanan ringan dan gelas-gelas yang dibuang oleh pengunjung bioskop. Dari sampah-sampah plastik itulah, Sunarko, Mahyani (42) istrinya dan Dian menjalani kepastian menyambung hidup.
-
Apa itu penyakit langka? Penyakit langka adalah penyakit yang jumlah penderitanya sangat sedikit, yaitu kurang dari lima orang dari 100.000 orang penduduk. Ada banyak jenis penyakit langka yang telah diidentifikasi, yang sebagian besar bersifat genetik, kronis, dan mengancam jiwa.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa saja yang dilakukan Banyumas untuk mengatasi permasalahan sampah? Lewat kedua aplikasi tersebut, masyarakat Banyumas bisa mengubah sampah menjadi uang sekaligus membantu presentase pengurangan sampah di Kabupaten Banyumas secara efisien. Dari awalnya 6 TPST, pembangunan terus berkembang pesat menjadi 29 TPST dan tersebar di seluruh penjuru kabupaten secara merata. Mengutip situs goodnewsfromindonesia.id, pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas dilakukan dengan melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
-
Apa yang dilakukan warga di Banyumas karena sungai kering? Sungai kering itu kemudian dimanfaatkan warga untuk membuat sumur di dasar sungai dengan cara melubangi dasar sungai. Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa itu penyakit lambung? Penyakit lambung merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat, memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan banyak individu.
Sunarko pemulung ©2017 Merdeka.com/Aziz
Dian sendiri, mulai sakit saat menderita panas tinggi lantas kejang saat balita. Dian tak bisa berjalan, tak bisa berkata lancar dan secara fisik tumbuh tak normal layaknya bocah seusianya. Aktivitas Dian lebih banyak tergolek di atas kasur dan ketika menangis bapak atau ibunya akan mempopongnya ke teras rumah duduk dipangku di kursi kayu.
"Setahun lalu, saat saya mau berangkat ke Bioskop, dia lalu berkata ‘melu’ (meminta ikut-red). Saya dan istri saya menangis. Itu kata-kata pertama dia," ujar Narko.
Diliputi haru, untuk pertama kalinya Dian diajak oleh Sunarko ikut menuju Bioskop. Ditidurkan di jok becak, Sunarko dan istrinya mendapati Dian menggumam sepanjang jalan dan tersenyum. Beberapa waktu kemudian, Sunarko berspekulasi menggantungkan boneka di bagian dalam kap becak. Tak disangka tangan Dian justru nampak aktif ingin meraih boneka tersebut.
"Saya lalu mengikatkan tali di jarinya ke boneka. Di dalam becak dia senang sekali menggerak-gerakkan boneka itu. Dia juga suka mendengar suara anak-anak saat berpapasan dengan anak-anak pulang sekolah. Sampai sekarang kalau gak diajak ke bioskop dia nangis," kata Narko.
Sebenarnya Dian adalah anak tiri Sunarko. Empat tahun lalu, Sunarko menikah siri dengan Mahyani yang merupakan warga Kabupaten Purbalingga. Menjalani hidup bersama, Mahyani membantu membersihkan kotoran plastik-plastik bekas sebelum dijual ke pengepul. Baik Sunarko atau Mahyani tak tahu persis sakit yang diderita oleh Dian.
Dian pun tak pernah mendapat perawatan medis. Sebenarnya, Sunarko dan Mahyani ingin sekali memeriksakan Dian ke rumah sakit. Tapi apa daya, dari menjual sampah plastik yang dikumpulkan selama seminggu rata-rata hanya mendapat uang Rp 70.000. Uang itu hanya cukup untuk makan.
Sunarko pun tak memiliki perlindungan sosial ataupun perlindungan kesehatan bagi keluarga miskin dalam bentuk apapun. Sunarko juga tak memiliki kelengkapan administrasi kependudukan maupun kartu keluarga. Dia pernah mendengar pemerintah punya program bantuan untuk keluarga miskin, tapi Sunarko tak tahu harus mengurus kemana.
Sunarko pemulung ©2017 Merdeka.com/Aziz
"Saya buta huruf. Saya tidak bisa membaca. Rumah yang saya tempati ini juga milik saudara saya. Baru seminggu ini karena saya ingin mensyahkan pernikahan dengan istri, pegawai kelurahan bantu mengurus. Saya hanya punya pegangan cari uang yang benar, tidak mencuri dan berbohong," kata Sunarko.
Sekretaris Kelurahan Mersi, Solikhin mengatakan bahwa status kependudukan Sunarko memang tidak jelas. Melihat keprihatinan hidup Sunarko dan keluarganya, untuk saat ini pihak kelurahan hanya bisa membantu pengurusan kelengkapan administratif kependudukan. Terkait dokumen yang didapatkan, Kelurahan hanya menemukan surat nikah Sunarko dengan istri lamanya.
"Kami prihatin dengan adanya warga kami yang alami kesulitan. Bukan tak terdeteksi, tapi memang perlu ada proses yang kami urus dulu terkait status kependudukan," ujarnya.
Pihak Kelurahan sendiri, kata Solikhin telah melaporkan situasi prihatin keluarga Sunarko dan keadaan sakit Muhamad Dian ke Bupati Banyumas, Achmad Husein. Laporan itu juga ditembuskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten terkait kondisi kesehatan Muhammad Dian.
"Sebatas itu langkah yang bisa kami lakukan saat ini," ujar Solikhin saat ditemui Merdeka.com di Kelurahan Mersi.
Untuk kesembuhan Dian, Sunarko dan Mahyani hanya dapat melantunkan doa sembari bergantian memangku menidurkan putra mereka. Kadang Dian menangis yang membuat keduanya sedih dan menanggapi setiap gumaman Dian sebagai ajakan untuk bercakap-cakap. Baik Sunarko dan Mahyani menaruh percaya bahwa keajaiban pasti ada untuk kesembuhan putra mereka.
Baca juga:
Terbentur biaya, bayi 5 bulan berkulit melepuh hanya dirawat di rumah
Kena sindrom Rapunzel, remaja 16 tahun meninggal karena makan rambut
Usai operasi Collostomi, bocah Rehan tak lagi minder masuk sekolah
Kisah bocah pengidap Autoimun yang ngefans berat Kapolri Tito
Kisah pilu bayi pengidap penyakit langka, BPJS ditolak karena telat daftar satu jam