Basarnas dan TNI AL masih pastikan objek diduga KM Sinar Bangun
Basarnas dan TNI AL masih pastikan objek diduga KM Sinar Bangun. Bukan cuma peralatan, Basarnas juga sempat mengumpulkan warga setempat untuk membantu pencarian kapal karam itu berikut penumpang yang hilang.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berharap Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara dapat ditemukan. Basarnas sendiri telah menemukan objek yang masih diduga merupakan kapal tersebut.
"Informasi terakhir, memang Basarnas, tim dari geosurvei, menemukan titik yang diduga bahwa itu adalah KM Sinar Bangun pada kedalaman 450 meter. Tim geosurvei ini berpengalaman pada waktu itu untuk menemukan pesawat di Pulau Jawa, AirAsia, dan pada waktu itu sama dengan yang ditemukan di Danau Toba," kata Hadi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Beberapa alat milik Basarnas dan TNI AL juga dikerahkan untuk memastikan objek tersebut. Hadi berharap objek itu adalah KM Sinar Bangun.
"Mudah-mudahan yang diduga itu adalah kapal yang kita cari. Segera kita cari teknik untuk mengangkat kapal tersebut. Tentunya dengan beberapa teknik yang direncanakan Basarnas dibantu oleh TNI AL, karena diduga kuat masih banyak korban yang terperangkap di dalam kapal tersebut," tutur Hadi.
Sementara, hingga hari kedelapan ini upaya pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Senin (25/6), belum membuahkan hasil signifikan. Upaya tim SAR gabungan pun terhalang cuaca buruk, sehingga pencarian dihentikan sementara pada pukul 15.00 WIB.
"Kita mulai dari jam 7.00 WIB menurunkan alat-alat yang kita miliki. Ternyata cuaca tidak mendukung, cuaca tidak bersahabat sehingga kita putuskan untuk kembali. Kita tunggu apabila cuaca sudah bagus kita akan lanjutkan kembali," kata Brigadir Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto, Deputi Operasi Basarnas di Posko Utama di Tigaras, Simalungun, Sumut.
Peralatan-peralatan itu dikerahkan untuk lebih memastikan temuan objek pada dua titik pada kedalaman 490 meter di dasar Danau Toba, yang diduga bangkai KM Sinar Bangun. Bukan cuma peralatan, Basarnas juga sempat mengumpulkan warga setempat untuk membantu pencarian kapal karam itu berikut penumpang yang hilang.
Sejauh ini, Basarnas belum yakin 100 persen objek di dasar Danau Toba itu adalah kapal yang tengah dicari. Mereka menilai masih diperlukan sejumlah pendalaman.
Baca juga:
Helikopter sisir Danau Toba di hari ke-9 pencarian kapal KM Sinar Bangun
Basarnas duga ada penumpang KM Sinar Bangun selamat tak melapor
Pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba kembali terkendala cuaca
Kapolri sebut tenggelamnya KM Sinar Bangun tak murni kesalahan Nahkoda
Menhub bakal bentuk panitia khusus awasi operasional kapal angkut