Berdalih Ekonomi Bangkrut, Belasan PSK di Denpasar Nekat 'Kerja' Siang Hari
18 pekerja seks komersial (PSK) di Kota Denpasar nekat menjajakan diri di siang bolong tanpa menaati protokol kesehatan. Mereka diamankan petugas Satpol PP, Senin (18/1).
18 pekerja seks komersial (PSK) di Kota Denpasar nekat menjajakan diri di siang bolong tanpa menaati protokol kesehatan. Mereka diamankan petugas Satpol PP, Senin (18/1).
"Kami kerahkan satu regu untuk mengadakan pengintaian, penertiban, kepada para PSK yang beroperasi di daerah Lumintang, dan siang ini sudah terjaring dan sedang diadakan pemeriksaan dan pendataan," kata Kasatpol PP Kota Denpasar I Dewa Gede Anom Sayoga saat dihubungi.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Kenapa I Nengah Natyanta merantau ke Denpasar? Pria kelahiran asli Sidemen, Karangasem, Bali itu tidak pernah membayangkan dapat mendirikan bisnis yang menjelma menjadi besar saat ini. Nengah hanya seorang anak keluarga petani dan pedagang desa yang bertekad merantau ke Denpasar untuk mengubah nasib.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Mengapa wanita di Denpasar itu marah kepada kurir? Wanita itu tidak terima membayar Rp50.000 sesuai nominal yang tertera d paket. Dia merasa, harga yang dibeli lewat marketplace hanya Rp15.000.
-
Apa yang membuat wanita di Denpasar marah kepada kurir? Wanita itu tidak terima membayar Rp50.000 sesuai nominal yang tertera d paket. Dia merasa, harga yang dibeli lewat marketplace hanya Rp15.000.
-
Tarian apa saja yang ditampilkan oleh Kota Denpasar? Duta kesenian dan kebudayaan Kota Denpasar menyuguhkan tiga pementasan, yakni Tari Legong Tri Sakti, Tari Baris, dan Tari Barong Ket Prabhawaning Bharuang pada malam pementasan budaya serangkaian Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Kamis (24/8).
Dia menerangkan, para PSK juga tidak mengindahkan protokol kesehatan dan disinyalir di tempat tersebut juga adalah warung remang-remang atau kompleks PSK.
"Tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Iya wajar masyarakat resah di sekitar itu. Dan disinyalir sebagai kompleks di situ. Iya sudah umum di sana, mereka mejeng di warung-warung itu," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa para PSK menjajakan dirinya dengan mematok harga sekitar Rp 200 ribu. Selain itu, biasanya mereka menjajakan diri pada malam hari namun saat ini pada hari siang bolong.
"Iya biasanya malam, tapi dengan berbagai dalih ekonomi bangkrut dan menghalalkan semua cara. Saat ini, mereka di ruang binaan kantor Pol PP dan menunggu proses lebih lanjut, digiring pengadilan di tipiring dulu dan lalu koordinasikan untuk dipulangkan ke asalnya," ujar Sayoga.
Baca juga:
Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Prostitusi di Apartemen Green Pramuka
Ibu di Medan Jual Putri Kandung ke Pria Hidung Belang, Duit Rp350.000 Disita Polisi
Sediakan Spa Khusus Gay di Medan, Pemilik Dituntut 3 Tahun Bui
Cegah Praktik Prostitusi Anak, Sejumlah Hotel di Pontianak Terkena Sidak
Kasus Prostitusi Online, Selebgram TA Dikenakan Wajib Lapor 2 Kali Sepekan