Berenang Menyeberangi Sungai, Santri di Ogan Ilir Tenggelam Lalu Hilang
Peristiwa itu terjadi saat korban diketahui bernama Ahmad Zaki Zikri (17) bersama 19 rekannya dan ustaz pembimbing datang ke desa itu untuk menggelar silaturahmi dan khatamul quran, Kamis (29/10) sore. Di sana mereka menginap di rumah santri asal desa setempat.
Seorang santri Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, hilang tenggelam di Sungai Ogan, Desa Munggu, Muara Kuang, Ogan Ilir, Jumat (30/10). Petugas gabungan masih melakukan penyisiran untuk mencari korban.
Peristiwa itu terjadi saat korban diketahui bernama Ahmad Zaki Zikri (17) bersama 19 rekannya dan ustaz pembimbing datang ke desa itu untuk menggelar silaturahmi dan khatamul quran, Kamis (29/10) sore. Di sana mereka menginap di rumah santri asal desa setempat.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Siapa pencipta kesenian Ogleg? Tokoh penciptanya adalah Rubikin Noto Sunaryo, pria asal Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.
-
Di mana letak Tenggarong? Tenggarong merupakan salah satu wilayah yang menjadi ibu kota dari Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
-
Apa yang dimaksud dengan Kesenian Ogleg? Kesenian Ogleg adalah kesenian khas Kulon Progo yang lahir pada masa sulit di akhir tahun 1950-an. Gerakan Ogleg unik, patah-patah, mirip dengan gerakan kepala orang yang sedang pusing atau 'ogleg-ogleg' dalam bahasa Jawa.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
Keesokan harinya, korban bersama 15 temannya mandi di sungai dengan kondisi arus deras. Kemudian, mereka bermaksud menyeberangi sungai dengan cara berenang secara bersama-sama.
Lantaran sungai deras dan lebar membuat korban kelelahan dan hanyut. Beberapa rekannya mencoba membantu namun tak sampai ke pinggir sungai karena turut kelelahan. Korban pun terlepas dan hanyut terbawa arus.
Warga menghubungi kepala desa dan selanjutnya dilaporkan ke polisi, BPBD dan Basarnas untuk melakukan pencarian. Namun, hingga saat ini korban belum juga ditemukan.
Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengungkapkan, korban masih dilakukan pencarian oleh puluhan tim gabungan dari Koramil Muara Kuang, Polsek Muara Kuang, Basarnas, masyarakat dan keluarga korban. Penyisiran sungai sudah sejauh 2 kilometer sejak pencarian pertama namun hasilnya nihil.
"Sampai sekarang korban belum juga ditemukan. Besok akan dilanjutkan dengan menambah jarak penyisiran," ungkap Ansori, Sabtu (31/10).
Dikatakan, petugas banyak mengalami kendala, salah satunya arus sungai yang deras akibat debit akibat meningkat pasca hujan lebat di sungai tersebut. Pihaknya terus mengupayakan melakukan pencarian hingga korban ditemukan.
"Masyarakat setempat turut melakukan pencarian, mudah-mudahan segera berhasil," ujarnya.
Kepala Kantor Basarnas Palembang Hery Marantika menambahkan, untuk memudahkan proses pencarian pihaknya menurunkan satu set rubber boat, 2 set alat selam, dan navigasi. Petugas gabungan masih di lapangan dan operasi dilanjutkan besok pagi jika sampai sore belum juga ditemukan.
"Kendalanya arus sungai deras dan pekat, tapi tetap kita upayakan penyelaman," kata dia.
Baca juga:
Ingin Menolong, Toni Hanyut saat Seberangi Sungai Ular
Tim SAR Lanjutkan Pencarian Penumpang Loncat dari Kapal Ferry Merak-Bakauheni
Ditinggal Teman Kejar Layangan, Bocah 10 Tahun Hilang di Sungai Kampung Pulo
Pemancing Tercebur Danau Galian Pasir di Cisauk Ditemukan Tewas
Jasad Santri yang Terseret Arus Ditemukan di Kali Jangkuk Mataram