Berkat Tan Khoen Swie, rahasia kraton bisa dibaca rakyat umum
TKS bersahabat dengan banyak pujangga kraton, termasuk R Tanojo, penulis Serat Nitimani, rahasia senggama.
Pergaulan Tan Khoen Swie yang luas dan pengalamannya yang pernah tinggal di Solo, membawanya bersahabat akrab dengan Padmosusastro (1843-1926), pujangga keraton yang juga Kepala Perpustakaan Radya Pustaka dikala itu.
Cahaya terang memulai usaha penerbitan yang lain daripada yang lain, berkat akses untuk mendapatkan buku-buku di lingkungan keraton. Bahkan Tan Khoen Swie menjadikan Padmosusastro pentolan dari dewan redaksi penerbitan Tan Khoen Swie.
Dari sinilah peran penerbit Tan Khoen Swie dalam penyebaran pengetahuan yang sebelumnya "eksklusif" hanya untuk kalangan keraton akhirnya bisa dinikmati masyarakat luas. Bahkan pengetahuan yang rahasia akhirnya bisa dipelajari masyarakat umum.
Ditunjang oleh manajemen pemasaran yang bagus, hanya dalam beberapa tahun nama Boekhandel Tan Khoen Swie (TKS) sudah sangat akrab dengan kalangan terpelajar di era pergerakan.
Selain karya orisinil, TKS banyak pula menerbitkan karya terjemahan dari bahasa Belanda atau Inggris. Bahkan saking berharap karyanya bisa diterbitkan di Boekhandel Tan Koen Swie, banyak penulis yang sengaja datang dari Cilacap, Solo, Ngawi, dan kota-kota lain hanya untuk bernegosiasi dengan TKS.
Bahkan para penulis seperti Padmosusastro tinggal di rumah Tan Khoen Swie selama berbulan-bulan untuk menulis di ruangan yang dibangun mirip Klenteng di lantai tiga bangunan rumahnya. Selain itu para penulis juga disediakan kebun khusus di belakang rumah yang berdekatan dengan tempat bersemedi yang berfungsi untuk menggali inspirasi.
Selain Padmosusastro, penulis yang sering menginap di rumah Tan adalah R Tanojo, pengarang terkenal Serat Nitimani, buku yang mengulas rahasia perihal senggama suami-istri.
Yang menarik tempat Tan mengajak para tamunya bermeditasi juga masih ada sekarang. Bentuknya seperti bunker sebuah bangunan setengah lingkaran dengan ornamen lubang di kiri-kanannya, dan diluarnya dijaga dua patung Kie Lin (Hokkian)/Chi Lin (Mandarin).
Baca juga:
Boekhandel Tan Khoen Swie, jejak penerbitan lama yang melegenda
Potret Tan Khoen Swie, tokoh penerbit Boekhandel yang melegenda
Gatolotjo & Darmogandoel, buku TKS yang sempat dilarang beredar
Ini buku best seller penerbitan Tan Khoen Swie yang melegenda
-
Kapan Toko Buku Bandung didirikan? Menurut dia, toko buku yang didirikan pada 2023 ini ingin melawan kegelisahannya akan minat baca yang masih belum tinggi.
-
Apa yang ditawarkan Toko Buku Bandung untuk menarik minat baca? Koleksi buku di Toko Buku Bandung juga sangat bervariasi, mulai dari buku-buku sejarah hingga komik, dari harga yang terjangkau mulai dari lima ribu rupiah sampai dua puluh lima juta, dari buku-buku lawas yang sudah berumur satu abad lebih hingga buku-buku yang baru diterbitkan juga ada,” katanya.
-
Apa yang dilakukan seniman AI itu pada tokoh-tokoh sejarah? Gambar-gambar tersebut menunjukkan Mahatma Gandhi dalam avatar berotot, Albert Einstein dengan tubuh kekar, dan Rabindranath Tagore memamerkan fisik berototnya.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Mengapa P.K. Ojong mendirikan toko buku? Selain itu ia juga membuka toko buku pada tahun 1970 dengan tujuan untuk memudahkan akses bacaan yang bermutu bagi para wartawan dan masyarakat.
-
Kenapa Deni Rachman mendirikan Toko Buku Bandung? Ia ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan. Media sosial diklaim jadi salah satu penyebab utama menurunnya minat baca di Indonesia. Melihat kondisi ini, salah satu warga Kota Bandung bernama Deni Rachman, menaruh perhatian terhadap dunia literasi dengan mendirikan toko buku offline yang nyaman.