Besok, Komunitas Baca Puisi dari Desa Tampil di Kota Banyuwangi
Mengusung tema 'Sastra Dari Desa' para pemuda dengan beragam latar belakang profesi ini, akan melangsungkan pertunjukan baca puisi, teatrikal, monolog, musik dan diskusi kesusastraan di Dinas Pariwisata, Banyuwangi, Sabtu malam (29/6). Acara ini bakal mulai berlangsung pukul 19.00 WIB.
Sejak akhir tahun 2018, sekelompok pemuda yang tergabung dalam komunitas Selapanan Sastra, rutin melakukan pementasan baca puisi keliling antar desa di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Kali ini para pemuda yang rata-rata berasal dari Muncar, coba menampilkan pertunjukan di kawasan kota, didukung Dinas Pariwisata, Kabupaten Banyuwangi.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Mengusung tema 'Sastra Dari Desa' para pemuda dengan beragam latar belakang profesi ini, akan melangsungkan pertunjukan baca puisi, teatrikal, monolog, musik dan diskusi kesusastraan di Dinas Pariwisata, Banyuwangi, Sabtu malam (29/6). Acara ini bakal mulai berlangsung pukul 19.00 WIB.
"Anggota kami beragam, ada yang pedagang, guru, mekanik, tukang kayu, jual air, siswa, mahasiswa. Kami ingin menunjukkan bahwa pemuda di desa ini mampu bersastra," kata Munir, Koordinator Selapanan Sastra saat ditemui di kediamannya, Desa Wringinputih, Jumat (28/6).
Munir melanjutkan, penampilan Komunitas Selapanan Sastra di kota, diharapkan bisa memberi gebrakan baru. Pertunjukan sastra selama ini dinilai hanya berkutat di kawasan kampus dan perkotaan. Selapanan sastra berharap, adanya pementasan di kota bisa mengajak para sastrawan di Banyuwangi bersatu saling menguatkan.
"Harapan teman teman bersama, sastra bisa merata, tidak di kalangan tertentu. Panggung panggung perform lebih banyak di kota dan masih berkutat di kampus kampus. Harapan tampil di kota, sastrawan bisa melingkar bersama di sana. Bicara, diskusi bersama, sastra iso berkembang," paparnya.
©2019 Merdeka.com
Penghujung acara, selain pementasan sastra, komunitas Selapanan Sastra bakal menggelar diskusi, ditemani sastrawan Banyuwangi, Fatah Yasin Nor dan Taufik WR Hidayat.
"Para pemuda total ada 20 orang yang tampil. Saya sendiri bakal mengiringi musikalisasi puisi," katanya.
Munir sendiri berprofesi sebagai pedagang kopi dan mencintai sastra sejak duduk di bangku SMP. Komunitas Selapanan Sastra terbentuk dari obrolan para pemuda Muncar di warung kopi yang ingin memiliki wadah kreatif di dunia sastra.
"Saya sudah suka nulis puisi sejak SMP. Awalnya gak bayangkan anak pemuda Muncar yang mau tertarik di sastra. Ternyata banyak yang datang dan ingin gabung, karena di Muncar selama ini enggak pernah ada pertunjukan sastra," ujarnya.
Sejak komunitas Selapanan Sastra terbentuk pada November 2018, para pemuda ini telah menggelar pertunjukan sastra -yang sebagian besar pembacaan puisi- di ruang terbuka hijau dan kantor-kantor desa.
"Tampil keliling di kantor Desa Wringinputih, Kedungrejo, RTH Blambangan setiap 35 hari sekali (selapanan dalam hitungan Jawa). Penampilan di kota ini yang pertama dan urutan ke 9," jelas pria yang menuntaskan pendidikan terakhir di tingkat SMA ini.
Muncar sendiri dikenal sebagai kawasan penghasil ikan dan industri pengalengan terbesar di Indonesia. Muncar yang dulu terkenal dengan kawasan yang bau, kotor, dengan dinamika kenakalan remaja dan kriminalitas, kali ini Pemuda Muncar ingin menunjukkan bahwa sastra bisa tumbuh dari sana.
(mdk/hhw)