Bocah korban penembakan: dor, dor, kepalaku luka karena polisi
Bocah korban penembakan: dor, dor, kepalaku luka karena polisi. Kata-kata Genta membuat terenyuh saat cerita peristiwa yang hampir merenggut nyawanya. Sedangkan kakak Genta, Galih tak mau berbicara. Galih terlihat masih syok atas kejadian itu meski dia tak mengalami luka apapun. Dia masih takut dan tak mau bercerita.
Balutan perban masih terpasang di kepala bagian kiri bocah berusia tiga tahun, Genta. Dia lalu lalang di ruang rawat inap Kenanga II, Rumah Sakit Dr Sobirin Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Rabu (19/4).
Genta merupakan satu dari enam penumpang Honda City berpelat BG 1488 ON yang diberondong peluru polisi karena menghindari razia, Selasa (18/4) siang. Satu korban diantaranya tewas di tempat dengan tiga luka tembakan.
-
Apa yang membuat polisi curiga dengan tali yang dipakai mengikat satu keluarga? "DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu," ucapnya, Senin (18/3).
-
Kapan mobil itu ditabrakkan bocah ke tembok? Ternyata kejadian yang sempat menjadi tontonan pengunjung mall itu, terjadi pada hari Minggu, (21/4) lalu untuk lokasinya berada di Mall Of Indonesia (MOI).
-
Kenapa polisi menduga keluarga itu bunuh diri? Mereka tidak ditemukan unsur kekerasan di lokasi kejadian. "Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi," jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Mengapa polisi mengancam akan menjerat keluarga para pelaku? Polisi mengancam keluarga dapat dijerat Pasal 221 KUHP karena dianggap menyembunyikan atau penghalang pelaku kejahatan.
-
Apa yang terjadi dengan mobil yang sedang melintas di Kembangan? Sebelum sebelumnya, konvoi remaja yang mengendarai sepeda motor sambil menyalakan petasan di Kembangan, Jakarta Barat atau dikenal dengan pintu keluar tol Kembangan menyebabkan satu mobil terbakar.
-
Apa yang dilakukan mobil dinas pejabat tinggi TNI AU saat terjebak macet? Sebuah mobil Fortuner bernomor polisi pejabat tinggi TNI AU terjebak macet di sekitar Halim, Jakarta Timur. Kondisi jalan terlihat padat, saat jam pulang kerja. Selama perjalanan pula, mobil dinas TNI tersebut tidak terlihat menyalakan sirine dan rotator.
Di kamar inap itu, dirawat juga ibu Genta yakni Novianti (30) dan bibinya Dewi (35). Keduanya terkena tembakan polisi. Satu korban lain, Diki (30) sedang menjalani pengangkatan peluru di perut. Sedangkan korban lain, Indra (33) dirujuk ke rumah sakit di Palembang karena kritis.
Meski perban bekas suntikan infus masih terpasang di lengan kanannya, Genta tetap ceria. Dia berlari kecil bersama kakaknya, Galih (7) yang selamat dalam insiden itu. Sesekali, Genta membawa tiang infus keluar ruangan yang menjadi perhatian pembesuk.
Genta membuat heboh kerumunan orang. Kadang, dia menghampiri ibunya yang masih tergolek lemas di tempat tidur dengan bahu di gips akibat luka tembakan. Genta tak bisa berbuat banyak, dia hanya menatap wajah sayu ibunya.
Beberapa kali merdeka.com mengajak bicara Genta. Tapi dia tetap sibuk dengan aksi lucunya. Barulah, ketika ayahnya, Wawan Triatno (35) memanggil, Genta mendekat sambil memeluk kakak kandungnya.
Sambil malu-malu, Genta dengan polos menceritakan peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya. Tidak banyak yang diucapkan, namun kata-katanya membuat terenyuh.
"Dor, dor, kepalaku luka karena polisi," ucap Genta.
Kata-kata dor itu mengartikan suara letusan senjata yang mengarah ke Genta dan seisi mobil. Dia tidak menceritakan situasi saat polisi memberondong mereka dengan peluru laras panjang.
Ingatan dan pemahaman Genta tak seperti orang dewasa. Wajar karena usianya baru menginjak tiga tahun, sedang lucu-lucunya.
"Sakit, tapi idak (tidak) nangis," kata Genta mengenang saat-saat peluru polisi mengenai kepalanya.
Sementara kakak Genta, Galih tak mau berbicara. Galih terlihat masih syok atas kejadian itu meski dia tak mengalami luka apapun.
"Masih takut, dia tidak mau cerita," kata ayah Galih, Wawan memberi pengertian.
Wawan mengatakan, saat kejadian Genta dipangku oleh ibunya duduk di bangku belakang bagian kiri. Sedangkan Galih duduk di pangkuan Sumarjo (70) di samping sopir.
"Cuma Galih sama mbah Marto itu yang selamat, tidak kena apa-apa. Mbah Marto masih keluarga Indra yang dibawa ke rumah sakit di Palembang," kata Wawan.
Wawan menceritakan, dia tidak mengizinkan istri dan kedua anaknya ikut menghadiri hajatan keluarga di Musi Rawas. Sebab, Galih masih duduk di bangku kelas satu SD dan harus masuk sekolah.
"Tidak ada firasat sama sekali, tapi pagi kemarin sudah saya larang. Ibunya saya minta urus saja Genta makan, mandi, sama sayang kalau Galih tidak sekolah. Tapi ya sudah terjadi," ujar Wawan tegar.
Sementara istrinya, Novi berharap polisi menindak tegas pelaku penembakan. Dia tidak ikhlas jika masih bebas berkeliaran tanpa kepastian hukum.
"Polisi itu buat kami cacat, buat ibu saya meninggal, saya tidak ridho," tutur Novi menahan tangis.
Baca juga:
Ini video usai polisi menembaki sekeluarga dalam Honda City
Sopir Honda City hindari razia karena STNK mati dan tak punya SIM
Mabes Polri dalami aksi penembakan polisi di Lubuk Linggau
Polisi sebut Honda City diberondong tembakan pakai pelat bodong
Kapolres Lubuk Linggau akui keliru dalam insiden penembakan