BPPTKG: Aktivitas Merapi saat ini sudah mereda
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangan tertulis mengatakan letusan minor dipicu oleh akumulasi gas vulkanik dan kemungkinan tidak akan diikuti oleh erupsi lebih lanjut
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Gunung Api (BPPTKG) Yogyakarta menyampaikan letusan yang terjadi di Gunung Merapi merupakan letusan minor. Letusan ini terjadi pada Jumat, (11/5) pukul 07.40 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangan tertulis mengatakan letusan minor dipicu oleh akumulasi gas vulkanik dan kemungkinan tidak akan diikuti oleh erupsi lebih lanjut. Status aktivitas Merapi, kata Hanik, saat ini dinyatakan dalam tingkat normal.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Apa yang dimaksud dengan Sarisa Merapi? “Jadi Sarisa Merapi berasal dari kata ‘sari salak dari lereng Merapi’ dan berdiri sejak 2016 dengan saat ini sudah memiliki 20 jenis olahan salak,” kata Rini kepada Merdeka, beberapa waktu lalu.
-
Mengapa Sarisa Merapi dibentuk? Melimpahnya buah salak menggerakkan Kelompok Wanita Tani Kemiri Edum untuk mendirikan sebuah UMKM bernama Sarisa Merapi di Dusun Kemiri, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
"Status aktivitas Merapi dinyatakan dalam tingkat normal. Aktivitas Merapi saat ini sudah mereda. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang," ujar Hanik.
Hanik menyampaikan peningkatan aktivitas mulai pada Rabu (9/5). Terjadi gempa vulkanik sebanyak 2 kali dan guguran 8 kali. Pada hari Kamis (10/5) muncul gempa vulkanik 4 kali dan guguran 3 kali.
"Hari Jumat (11/5) dari pukul 00.00 hingga 08.00 WIB, guguran 1 kali dan gempa multi fase 1 kali. Lalu, 2 jam sebelum letusan ada peningkatan suhu kawah area 3 atau di dalam kawah. Mulai naik dari 38,2 derajat Celcius menjadi 90,6," ungkap Hanik.
Hanik menjelaskan dari pengamatan visual, pada pukul 07.40 WIB diawali dengan suara gemuruh kecil. Getaran, lanjut Hanik, terasa di Pos Babadan dengan durasi 10 menit. Ketinggian kolom erupsi 5,5 kilometer di atas puncak dengan lama letusan 5 menit.
"Erupsi berlangsung sekali dan tidak diikuti susulan. Pascaerupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan. Serta suhu kawah mengalami penurunan."
Baca juga:
Jamin aktivitas penerbangan aman, Menhub Budi pantau kondisi Gunung Merapi
Moledoko yakin BNPB dan BPBD cepat tangani dampak erupsi Gunung Merapi
Ratusan pendaki dievakuasi dari puncak Merapi
BPBD DIY sebut radius evakuasi diturunkan jadi dua kilometer setelah letusan Merapi
Bandara Adi Soemarmo tak terdampak letusan featik Merapi