Bukti Bumi Sudah Bersuhu Lebih Panas, Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tersisa Tinggal 4 Meter!
Ketebalan es tersebut sudah menyusut signifikan dibandingkan hasil pengukuran BMKG sebelumnya yaitu 32 meter pada tahun 2010
Perubahan iklim itu nyata. Bumi kini sudah bersuhu lebih panas. Terbukti dari susutnya ketebalan es di Pengunungan Jayawijaya, Papua hanya tinggal 4 meter.
Demikian dijelaskan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berdasarkan pengamatan dari tim setempat.
- Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Papua Berkurang Empat Meter, BMKG Ungkap Penyebabnya
- Heboh Buaya Sepanjang 3 Meter Muncul di Dermaga Sungai Musi, Ini Penjelasan BKSDA
- BMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
- Banjir Besar Terjang Braga Bandung, Rumah-Rumah Warga Terendam hingga Satu Meter Lebih
Koordinator Bidang Standardisasi Instrumen Klimatologi BMKG Donaldi Sukma Permana mengatakan ketebalan es yang diperkirakan hanya tinggal empat meter itu didapatkan berdasarkan pengukuran terhadap tongkat/stake ukur yang ditanam di Puncak Sudirman Pegunungan Jayawijaya.
"Terakhir ada 14 stake yang sudah tersingkap artinya ketebalan gletser diperkirakan tinggal empat meter," kata dia, Senin (2/12).
Ketebalan es tersebut sudah menyusut signifikan dibandingkan hasil pengukuran BMKG sebelumnya yaitu 32 meter pada tahun 2010, dan 5,6 meter pada medio November 2015-Mei 2016. "Hal ini juga disebabkan oleh El Nino kuat yang terjadi pada saat itu," katanya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa hasil survei yang dilakukan pada bulan November 2024 menunjukkan penurunan luas permukaan es sangat drastis di Puncak Sudirman. Luas es menyusut menjadi 0,11 – 0,16 kilometer persegi dari sebelumnya pada tahun 2022 luas es tercatat sekitar 0,23 kilometer persegi.
Penipisan ketebalan es dan dinamika cuaca menjadi tantangan tersendiri bagi tim survei gabungan antara BMKG bersama dengan PT. Freeport Indonesia dalam melakukan pengukuran es pada puncak tertinggi ke tujuh di dunia itu.
Tim tersebut sebelumnya dalam survei yang mulai intens dilakukan sejak 2010 ini bisa leluasa melakukan pengukuran dengan cara traking atau terbang menggunakan helikopter dan mendarat permukaan es, namun sejak tahun 2017 mereka mengandalkan analisa gambar visual dan pengamatan keberadaan stake untuk mengukur ketebalan es.
"Tetapi survei ini akan terus kami lakukan untuk mendokumentasikan es di Papua yang sudah dalam tahap yang sulit untuk mempertahankannya lagi," kata dia.
Bukti Perubahan Iklim
BMKG menilai pencairan es di Pegunungan Jayawijaya merupakan salah satu bukti nyata dari perubahan iklim yang kini membuat bumi bersuhu lebih panas.
Berdasarkan data Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG diketahui saat ini kenaikan suhu secara global melaju lebih cepat sudah mencapai kenaikan 1,45 derajat Celcius di atas suhu rata-rata masa pra-industri.
Dan di Indonesia kenaikan suhu rata-rata 0,15 derajat Celcius per 10 tahun.
Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert C. Nahas mengatakan bahwa laju peningkatan ditemukan di wilayah Kalimantan, Sumatera bagian selatan, Jakarta dan sekitarnya, Sumatera bagian utara kemudian di Papua Pegunungan dan juga sebagian kecil Sulawesi.
Menurutnya, kalau melihat dari historis suhu ini jika diproyeksikan ke depannya dengan penyederhanaan 0,15 derajat per 10 tahun maka di pertengahan abad 21 ini Indonesia sudah akan melampaui batas 1,5 derajat yang sering dijadikan ambang batas untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Seperti dikutip Antara.