Cerita dari Balik Dapur Makan Bergizi Gratis, Ada Tambahan Ekonomi Keluarga Para Pekerja
Para pekerja di dapur mengolah makanan untuk pelajar itu beraktivitas sejak pukul sembilan malam.
Rita Sugiarti (35), melangkahkan kaki dari rumahnya menuju salah satu dapur milik Mitra Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional di Kampung Kebayunan RT 04 RW 08, Tapos Kecamatan Tapos Kota Depok, Jawa Barat.
Dapur itu merupakan mitra dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Kota Depok untuk memproduksi Makan Bergizi Gratis (MBG), program prioritas digagas Pemerintahan Prabowo-Gibran.
- Gara-Gara Baru Ada Satu Dapur, Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di Jember Ditunda Sepekan
- Sudah Tepatkah Daun Kelor Gantikan Susu di Program Makan Bergizi Gratis? Begini Penjelasan Ahli Gizi
- Digelar Serentak, Program Makan Bergizi Gratis Dimulai 2 Januari 2025
- Program Makan Bergizi Gratis Diklaim Bisa Serap 1,5 Juta Tenaga Kerja, Begini Hitungannya
Rita keluar pada pukul sembilan malam, saat sebagian besar warga masih terlelap tidur. Gelapnya malam tak menggerus semangat Rita untuk memulai rutinitas baru. Malam itu adalah awal dari sebuah tekad Rita untuk mengubah perekonomian keluarga.
"Berangkat semalam jam 9 malam, balik lagi masih meraba, makanya kita jam 9 karena takut enggak kekejar buat pagi," ujar Rita kepada Liputan6.com di dapur Makan Bergizi Gratis Kecamatan Tapos, Depok, Senin (6/1).
Tugas Kerja
Rita adalah salah satu warga yang diberdayakan untuk menjadi juru kemas dalam program makan bergizi gratis.
Rita menyiapkan paket makanan dengan hati-hati. Karena baginya, menjaga sterilisasi makanan menjadi hal yang paling utama. Karena itu, Rita dibekali pelbagai pelengkapan oleh atasan tempatnya bekerja.
"Kita harus steril namanya bikin makan sehat bergizi buat anak sekolah," ucap dia.
Awal Mula Gabung Tim Pengolahan Makan Bergizi Gratis
Bergabung Rita di dapur ini dimulai dari lowongan pekerjaan diumumkan Ketua RT setempat pada November 2024. Saat itu, Ketua RT menawarkan kesempatan bagi warga untuk bekerja agar mendapatkan penghasilan tambahan.
"Admin di sini nyari warga sekitar buat bekerja katanya biar punya penghasilan. Akhirnya dari RT kasih tahu warga, ada enggak yang mau," ujar Rita.
"Saya mau," timpal Rita lagi.
Rita yang sehari-harinya hanya mengurus keluarga, merasa tawaran ini adalah sebuah peluang yang tidak boleh disia-siakan begitu saja.
“Saya tertarik. Tak hanya untuk mencari penghasilan tambahan, tapi juga untuk mengenal orang baru,” ujar Rita.
Tanpa banyak pertimbangan, Rita menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan sebagai syarat mendaftar. Menurut dia, prosesnya terbilang sederhana dan tanpa dipungut biaya sepeserpun.
"Masuknya gratis," ujar dia.
Rita hanya membawa kartu identitas dan Kartu Keluarga serta mengisi formulir, ia sudah resmi menjadi bagian dari proyek besar ini.
“Masuknya gratis, tanpa biaya sama sekali. Ketua RT cuma kasih tahu aja, daftar tetap ke sini. Kita isi data pribadi kita lulusan apa dan gimana,” kata Rita.
Dukungan Suami
Rita kemudian membagi waktunya dengan bijaksana. Suaminya, Doddy Safrudin (37), selalu memberikan dukungan penuh.
"Suami intinya terserah, kamu yang menjalani asal tidak terbebani dan terbengkalai urus anak kan," ujar dia.
Uji Coba Makan Bergizi Gratis
Rita ikut andil pada uji coba program makan bergizi gratis pada Desember 2024. Kala itu, Rita mengemas 1.080 paket makanan bergizi untuk dibagikan untuk siswa SD dan SMP.
"Kita uji coba dulu tiga hari," ujar dia.
Ternyata, uji coba berjalan mulus, sehingga dapur-dapur baru dibangun, dan pekerja semakin banyak. Sekarang, ada lima dapur yang beroperasi di sana, masing-masing dengan 21 pekerja perempuan yang bertugas sebagai pengemas.
"Setelah berhasil baru direkrut lagi orangnya karena dia mau bikin dapur makanan bergizi gratis," ucap Rita.
Bantu Ekonomi Keluarga
Meski kelelahan sering kali datang, Rita yang hidup bersama suaminya, Doddy Safrudin, dan anak semata wayangnya yang berusia lima tahun, merasakan betul manfaatnya program ini khusus untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
"Upahnya dibayar bulanan, mungkin kisaran Rp2 juta-an. Ekonomi keluarga jadi terbantu, terus kan banyak teman baru jadi sharing-sharing dengan teman baru," ujar dia.
Lebih dari itu, Rita juga merasakan bagaimana program ini membawa dampak positif bagi warga sekitar. Karena sayuran yang dihidangkan hasil panen petani di daerah sini.
"Bayam, sayuran dari petani sekitar sini. Jadi memberdayakan orang-orang sini lah," ujar dia.
Harapan
Rita berharap program ini terus berjalan. Karena bagi dia, ini adalah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi warga sekitar dan generasi penerus bangsa.
"Harapan saya sih berkelanjutan aja, karena bantu ekonomi warga sekitar juga. Banyak yang ikut sini, temen ada tetangga ada," ujar dia.