Cerita dibalik pelempara bom molotov ke kantor Detik Bandung
Bahkan, tim dari Polda pun diperbantukan untuk mengusut tuntas kasus penyerangan kantor media tersebut.
Kekerasan pada wartawan memang satu kejadian yang sudah sangat lazim sekarang. Seperti kejadian yang terjadi di Yogyakarta, wartawan Kompas TV yang sedang meliput kejadian penyerangan warga di Yogyakarta malah ikut menjadi korban bulan-bulanan massa tersebut. Diketahui rumah yang menjadi target merupakan salah satu simpatisan politik dalam pilpres 2014 ini.
Kali ini bukan wartawan yang menjadi korban kekerasan dari orang yang tidak bertanggungjawab. Melainkan kantornya itu sendiri. Kantor Trans Corp dan Detik.com biro Bandung pada Jumat (18/7) dini hari pukul 01.00 WIB diserang oleh dua orang pengendara motor. Dua pengendara motor tersebut tiba-tiba melemparkan bom molotov ke arah kantor detik.com sehingga mengakibatkan kerusakan dan kebakaran yang cukup parah.
Hingga saat ini kasus pelemparan bom molotov ini masih diselidiki oleh pihak kepolisian. Bahkan, tim dari Polda pun diperbantukan untuk mengusut tuntas kasus penyerangan kantor media tersebut. Muncul dugaan bahwa motif dibalik penyerangan ini karena pemberitaan yang dikeluarkan Detik berkaitan dengan jalannya pilpres sehingga membuat satu kubu geram.
Namun hal tersebut baru sekadar dugaan saja dan masih diselidiki kepolisian. Bagaimana cerita dibalik penyerangan bom molotov di perusahaan milik Menko Perekonomian Chairul Tanjung tersebut bisa terjadi? berikut cerita dibalik pelemparan bom molotov kantor Trans dan Detik Bandung.
-
Kapan Tari Batin muncul? Secara historis, kesenian ini sudah lahir sejak masa pra-kemerdekaan Republik Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Kapan Kori Brajanala Lor dibangun? Tertulis bahwa Kori Brajanala Lor dibangun pada era Pakubuwono III atau sekitar tahun 1782 masehi atau 1706 tahun Jawa.
-
Apa yang dimaksud dengan "Tari Batin"? Salah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.
-
Apa yang ditampilkan oleh Tari Landok Sampot? Sesuai dengan namanya "Landok Sampot" tarian ini menampilkan gerakan perkelahian antar 2 pemuda dengan senjata berupa sebilah bambu. "Landok" yang berarti Tari, sedang "Sampot" berarti libas atau pecut.
-
Di mana Tari Batu Cino berasal? Sampai sekarang, legenda tersebut masih cukup populer dan sudah mengakar dalam budaya masyarakat Kabupaten Empat Lawang.
Dilempar molotov dini hari dan terbakar
Kantor Trans Corp dan Detik Biro Bandung dilempar bom molotov oleh orang yang tak dikenal. Kejadian itu terjadi sekitar 01.00 WIB, malam di Jalan Lombok No 33, Bandung, Jawa Barat.
Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Nugroho Arianto membenarkan bahwa kantor tersebut telah dilempar botol. Dia mengatakan, pihaknya masih fokus untuk olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Benar tadi pukul 01.00, laporan salah satu tempat Jalan lombok perusakan dengan botol isi cairan dilemparkan ke atap rumah. Dari olah TKP inafis termasuk dengan jajaran Polsek Bawet (Bandung Waten) olah TKP awal ada empat titik yang diamankan, pecahan botol, bakar-bakaran kain," kata Nugroho.
Nugroho mengatakan, pihaknya belum mengetahui apakah pelemparan botol tersebut memakai bensin atau tidak. "Masih kita selidiki, sementara saksi ada empat orang, langsung kita periksa," ucapnya.
Pengakuan saksi pelaku berjumlah dua orang
Saksi mata bernama Andi atau Wili yang melihat kejadian pelemparan molotov di Trans Corp dan Detik.com biro Bandung mengaku, saat kejadian dirinya tengah membakar sampah di depan rumahnya yang bersebelahan dengan kantor Detik Bandung. Saat kejadian, dia melihat, atap bangunan sudah terbakar api.
"Saya melihat cahaya berkelebat, dan bunyi trang kemudian blup," katanya di lokasi kejadian.
Melihat atap tersebut terbakar, kemudian dirinya memanggil penjaga kantor untuk memadamkan api. Dirinya juga sempat melihat sebuah motor yang diduga pelaku.
"Di motor itu ada dua orang, satu duduk di atas motor dan satu orang lainnya di jalan," ucapnya
Pelaku teriak Hakan Siah! saat melemparkan bom molotov
Aksi teror menimpa kantor media di Bandung. Sasarannya Kantor Trans Corp dan Detik.com biro Bandung yang terletak di Jalan Lombok. Perusahaan media milik Menko Perekonomian Chairul Tanjung tersebut dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal. Saksi di lokasi melihat dua orang beraksi melempar bom molotov.
Menurut Andi atau Wili, saat kejadian, pelaku berteriak "Hakan Sia (makan ini)," saat melemparkan bom molotov ke arah kantor Trans Corp dan Detik biro Bandung tersebut.
"Hakan Siah! (Makan tuh)," kata saksi Andi Ahmad yang berada sekitar 100 meter dari lokasi, katanya, Sabtu (18/7) dini hari.
Andi menyebut pelaku yang menggunakan sepeda motor langsung melarikan diri. Adapun bom molotov sendiri di lempari ke atas genting dan sempat terjadi ledakan Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Nugroho Arianto, mengaku masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Empat orang saksi akan dimintai keterangan di antaranya warga yang melihat termasuk pegawai itu sendiri.
"Kita sudah lakukan olah TKP oleh tim Inafis. Kita juga akan langsung memeriksa empat orang saksi," ujarnya.
Diduga dibom karena pemberitaan pilpres
Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan, mengatakan, kepolisian sedang menelusuri siapa pelaku dari kasus pelemparan bom molotov ke kantor Trans Corp dan redaksi media online Detik Biro Bandung, Jalan Lombok, Kota Bandung, Jabar, Jumat (18/7).
"Kita akan telusuri, cari motif dan pelaku," kata Kapolda disela-sela meninjau rekapitulasi suara tingkat KPU Jabar di Bandung.
Iriawan juga tidak memungkiri adanya keterkaitan kasus ini dengan salah satu pemberitaan dari situs media online detik.com tersebut sehingga membuat pelaku melempar bom molotov ke kantornya. Menurutnya pemberitaan pilpres bisa jadi salah satu faktor yang paling utama terjadinya kasus ini.
"Ada kaitannya ya, ada masalah mungkin, Detik.com dengan pilpres," kata jenderal bintang dua itu.
Dewan Pers sebut penyerangan kantor Detik tak terkait berita
Dewan pers selaku lembaga yang melindungi kehidupan pers di Indonesia menyesalkan aksi teror yang menimpa kantor Trans Corp dan Detik Biro Bandung semalam. Dewan pers mengaku heran dengan aksi teror terhadap kantor media online yang terletak di Jalan Lombok nomor 33 tersebut.
"Saya enggak paham kenapa detik.com harus dilempar bom molotov. Apa salahnya. Justru saya heran," kata Ketua Komisi Pengaduan Dewan Pers M. Ridlo Eisy di Bandung, Jumat (18/7).
Menurut dia, Detik.com dalam pemberitaan tidak pernah menunjukkan sikap tendensius terhadap objeknya. Terkait Pilpres 2014 yang sudah dilalui bagi dia, detik.com juga menunjukkan sikap netral dalam menghasilkan produk jurnalistiknya.
"Sebenarnya sejauh ini menurut saya netral. Ownernya juga Chairul Tanjung tidak pernah terlibat dalam politik praktis," tandasnya.
Pasca kejadian penyerangan bom molotov tersebut mengakibatkan sekitar lantai depan kantor ditemukan pecahan kaca botol, dan cairan jenis bensin. Warga sekitar sempat melihat dua orang mengendarai sepeda motor sesaat setelah insiden pelemparan bom molotov tersebut. Pengendara sepeda motor itu kabur ke arah Stadion Siliwangi Bandung. Saat melempar bom molotov tersebut, pelaku juga berteriak "Hakan Sia! (makan ini)," sehingga menimbulkan kegaduhan.