Cerita mistis, ular penunggu Sungai Brantas penyebab perahu terbalik
Perahu tambang yang membawa 12 orang dengan sekitar tujuh kendaraan bermotor tersebut terbalik saat menyeberang di Sungai Brantas. Hingga sekarang, tim SAR masih melakukan pencarian korban, karena baru delapan orang yang baru ditemukan.
Banyak masyarakat Sidoarjo ataupun Gresik masih banyak memanfaatkan perahu tambang yang melintasi Sungai Brantas. Seperti Kamis (13/4) kemarin, warga naik perahu tambang yang menyeberang berangkat dari Dusun Serbo RT 05 RW 03, Desa Bogem Pinggir, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo ke Dusun Grompol, Desa Sumberawan, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Namun nahas, perahu tambang yang membawa 12 orang dengan sekitar tujuh kendaraan bermotor tersebut terbalik saat menyeberang di Sungai Brantas. Hingga sekarang, tim SAR masih melakukan pencarian korban, karena baru delapan orang yang baru ditemukan.
Di mana enam ditemukan dan berhasil diselamatkan, dibawa ke Puskesmas Wringinanom. Mereka adalah Supriadi (51) warga Desa Sumberanto Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik dan Sucinina (33) warga Kemangsen Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo.
Selanjutnya Yudistira (34) warga Wringinpitu Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo, Rianto (45), Kusnari warga Desa Gagang Kepuhsari Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo dan Joko (45) warga Desa Juwet Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik.
Sedangkan dua korban ditemukan dalam keadaan sudah meninggal. Keduanya adalah Mis'ah (45) warga Desa Kalimati, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Kemudian satu korban yang bukan penumpang justru memberikan pertolongan ikut tewas adalah Ujang (60) warga Desa Sumberanto Wringinanom, Kabupaten Gresik.
Dari insiden terbaliknya perahu tambang tersebut, ternyata ada cerita yang sangat mengerikan di tengah masyarakat Sidoarjo maupun Gresik. Sebab, warga ada yang mengatakan, insiden itu masih berbau mistis ulah dari sang penunggu sungai Brantas.
"Lokasi terbaliknya perahu tambang ini ada penunggunya iya istilahnya yang jaga Sungai Brantas, itu buaya putih dan ular," ucap Harno, warga Sidoarjo saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (14/4).
Bahkan, salah satu korban yang selamat yakni Yudistira juga mengungkapkan, sebelum perahu tambang yang dinaiki untuk menyeberang itu seperti ada ombak besar. Meski, arus sungainya itu tidak begitu besar.
"Sebelum terbalik, seperti ada ombak yang besar bergelombang mirip ular begitu. Setelah baru terbalik, arus langsung deras," ucap Yudistira.
"Sampai-sampai saya itu terseret arus sungai lumayan jauh," tambah pria berusia 34 tahun tersebut.
Sang penunggu di Sungai Brantas tersebut juga diiyahkan salah seorang perangkat desa, yakni Kepala Desa Bogem Pinggir, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Jumakir.
Kalau memang Sungai Brantas itu ada sang penunggu gaib, yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Hanya orang yang mempunyai indera keenam atau keahlian khusus.
"Iya ada ular gaib, kata orang-orang yang bisa melihat hal gaib itu memang ada," kata Jumakir.
Namun, dia tidak mau menghubungkan kejadian itu dengan adanya penunggu gaib jenis hewan ular itu.
"Saya takut enggak berani menafsiri begitu, tapi memang kata orang-orang pintar (melihat gaib) ada," jelasnya.
Sebelum ada kejadian perahu penyeberangan jenis tambang tenggelam itu, Kades dua priode itu mengaku sempat ada firasat.
"Dua minggu saya tidak bisa tidur sore, baru bisa tidur jika sudah jam 5 pagi, itupun hanya satu jam saja," keluhnya.
Menurut pria parubaya itu, tidur setelah Subuh merupakan bukan kebiasaan yang dilakukan.
"Itu bukan kebiasaan saya. Wong saya biasa tidur pukul 11 malam. Itu firasat saya, eh ternyata aja kejadian ini," ungkapnya.
Firasat itu diyakini Junakir, terlebih kejadian tersebut tidak ada satu pun warganya yang menjadi korban.
"Ada tiga warga saya yaitu Durohman, Didin Cahyono dan Arip saat kejadian itu ikut membantu mencari para korban. Alhamdulillah, mereka selamat semua," rincinya.
Meski demikian, dia berharap agar para korban tenggelam yang masih dicari oleh tim gabungan dari, BPBD, Marinir, Brimob, Basarnas, warga dan para relawan segera ditemukan.
"Dari 12 penumpang masih ada 4 orang yang belum ketemu, saya berdoa agar segera ditemukan, kasih keluarganya," pungkasnya.
Baca juga:
Perahu tambang tenggelam di Sungai Brantas, ini kata Gus Ipul
Korban perahu tenggelam di Sungai Brantas selamat berkat helm
2 Korban perahu tambang terbalik di Sungai Brantas ditemukan tewas
Perahu tenggelam, sembilan petani asal Majalengka tewas
Perahu tambang terbalik di Sungai Brantas, 12 orang tenggelam
Begini detail kapal feri Sewol usai tenggelam 35 bulan
Korea Selatan angkat kapal feri Sewol yang tenggelam sejak 2014
-
Kapan Kapal San Jose tenggelam? Kisah Tenggelamnya Kapal San Jose 8 Juni 1708 menjadi pertempuran antara armada Spanyol dan komandan Inggris, Charles Wager, di dekat Cartagena, Kolombia.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kenapa Pavlopetri tenggelam? Penyebab tenggelamnya Pavlopetri masih belum diketahui. Meskipun demikian, beberapa ahli meyakini kota itu mungkin tenggelam akibat gempa bumi yang terjadi sekitar tahun 1000 SM atau 375 M.
-
Di mana Kapal San Jose tenggelam? Kisah Tenggelamnya Kapal San Jose 8 Juni 1708 menjadi pertempuran antara armada Spanyol dan komandan Inggris, Charles Wager, di dekat Cartagena, Kolombia.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.