Cerita penggalian Prasasti Batu Tulis dan hancurnya Kota Bogor
"Kalau bangunan (Prasasti Batu Tulis) ini yang dibongkar, Kota Bogor bisa hancur," ujar Ibu Ema
Mata Maemunah (75) atau akrab disapa Ibu Ema berkaca-kaca saat kembali mengingat peristiwa penggalian yang dilakukan oleh Menteri Agama era Megawati , Said Agil Husin Al Munawar , di komplek prasasti batu tulis yang dijaganya. Dengan suara lirih namun penuh kegeraman, juru kunci dari 15 prasasti peninggalan Kerajaan Sunda Padjajaran tersebut mulai mengenang kembali cerita penggalian yang terjadi di halaman komplek prasasti pada medio 2002 lalu.
Dengan dalih merenovasi situs bersejarah peninggalan masa kerajaan Padjajaran, namun ujung-ujungnya melakukan penggalian pada salah satu prasasti. Penggalian halaman kompleks tersebut juga membuat Ibu Ema jatuh sakit.
"Waktu itu saya sakit," ujarnya lirih kepada merdeka.com, Senin (19/5). "Katanya mau renovasi, tapi malah ngelakuin penggalian."
Barangkali terdengar geli bercampur geram, saat cerita mengenai Said Agil Husein Al Munawar mendapat bisikan dari seorang paranormal yang mengatakan bahwa di area yang diyakini tempat terakhir Prabu Siliwangi berada sebelum menghilang entah ke mana, terdapat harta karun. Harta karun itu diyakini mampu menutupi utang negara saat itu.
Saat itu, ditemani paranormal dan empat penggali, Said Agil membongkar salah satu prasasti yang terletak di halaman kompleks Prasasti Batu Tulis yang terletak di Jalan Batu Tulis, Bogor. Penggalian itu pun langsung mengundang protes banyak warga setempat.
Warga Bogor lainnya yang ikut berang mulai berdatangan di wilayah Batu Tulis. Kecaman protes terhadap tindakan gila Said Agil mulai banyak di spanduk-spanduk yang bertebaran di lokasi tersebut. Tidak hanya warga Bogor yang marah, tetapi langit Bogor juga marah saat itu.
"Waktu penggalian langsung datang angin ribut," ungkap Ema.
Dedi Sasmita, Satpam SDN 02 Batu Tulis mengungkapkan hal yang sama. Dengan sedikit amarah tersirat, nada suaranya mulai menghujat perbuatan yang dilakukan Menteri Agama tersebut.
"Bogor langsung gelap saat itu, anginnya kencang banget." katanya.
Matanya pun menerawang, mengingat kembali peristiwa yang tak mungkin bisa dia lupakan itu. "Kalau kelakuan Menteri seperti itu melakukan penggalian, apa nasib Candi Prambanan dan situs-situs sejarah lainnya kalau dibongkar. Itu kan peninggalan sejarah yang nilainya nggak ada limitnya," ujarnya.
penggalian yang dilakukan Menteri Agama Kabinet Gotong Royong itu dihentikan menjelang malam saat harta karun yang dicari tak juga ditemukan. Penggalian hanya meninggalkan bekas berbentuk parit sepanjang enam meter, lebar satu meter dan kedalaman dua meter.
"Katanya sih karena salah satu penggali hatinya kotor jadi harta karun nggak bisa ditemukan," ujar penjual es podeng yang selalu mangkal dekat prasasti, Ujang dengan senyum gelinya ikut mengenang kejadian penggalian tersebut.
Bagi Ema maupun warga Bogor lainnya, Prasasti Batu Tulis memiliki arti penting dalam sejarah berdirinya Kota Bogor. Prasasti itu dibuat di masa pemerintahan Surawisesa, anak Prabu Siliwangi (1521-1535). Prasasti itu diyakini merupakan tempat penobatan raja-raja, upacara keagamaan, dan tempat bersemayamnya Prabu Siliwangi dalam bentuk Lingga (Lambang kesuburan) tanda kekuasaannya mampu melindungi negara dari ancaman musuh.
Kompleks Prasasti Batu tulis memiliki 15 batu, di mana 6 buah batu cungkup berada di dalam bangunan yang tidak begitu luas, 1 buah di luar teras cungkup, dan 8 buah di serambi dan halaman.
Prasasti Batu tulis sendiri berada di dalam kuncup yang di dalamnya berukiran huruf-huruf sunda kawi atau sunda kuno. Besar huruf kurang lebih 3X3 cm berwarna keputihan.
"Kalau bangunan ini yang dibongkar, Kota Bogor bisa hancur," tutup Ibu Ema sambil mengetukkan telunjuknya pada lantai cungkup atau bangunan yang ditungguinnya.
Baca juga:
Ci fulus, pemandian keramat Batu Tulis yang diyakini warga Bogor
Prasasti Batu Tulis dan mitos terkabulnya permintaan
Kisah mistis di Prasasti dan Istana Batu Tulis Bogor
Mengintip Istana Batu Tulis Bogor, asing di tengah Kota Bogor
Aksi pencarian fosil manusia pertama Amerika di gua bawah laut
-
Bagaimana menara tersebut di gambarkan dalam sumber sejarah? Menara ini memiliki empat sisi yang tergambar dengan jelas dalam ilustrasi kuno.
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Apa saja tempat wisata populer di Surabaya yang bisa dikunjungi untuk merasakan sejarah kota? Tempat wisata di Surabaya yang menyajikan bangunan yang ikonik dan bersejarah adalah kawasan kota tua. Wisata kota tua ini menjadi saksi sejarah perjuangan muda-mudi dalam merebut kemerdekaan.Meskipun bangunan di Kota Tua sudah kuno dan berumur, bangunan ini masih memancarkan kemegahannya yang karismatik.
-
Apa yang ada di dalam Museum Kenangan Semeru? Museum ini berisi barang-barang kenangan, seperti foto dokumentasi, peralatan rumah tangga, tempat tidur, sofa, dan lain-lainnya.