Cuaca Buruk, Nelayan Pesisir Banten Menganggur Tak Berani Melaut selama Sepekan
Kebanyakan nelayan tradisional itu menggunakan tangkapan perahu kecil, sehingga bisa menimbulkan kecelakaan laut jika gelombang di atas 2,5 meter.
Nelayan pesisir utara dan selatan Banten sejak sepekan terakhir tidak melaut akibat cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang. Mereka khawatir cuaca buruk akan membahayakan keselamatan.
"Kami tidak berani melaut karena cuaca sangat membahayakan keselamatan jiwa," kata Ano, seorang nelayan Teluk 1 Labuan Kabupaten Pandeglang dilansir Antara, Kamis (29/12).
-
Bagaimana cuaca terbentuk? Fenomena cuaca melibatkan interaksi kompleks antara atmosfer, lautan, dan daratan, menciptakan kondisi yang terus berubah sepanjang waktu.
-
Apa bahaya dari cuaca panas di Indonesia? Cuaca panas yang melanda Indonesia, terutama pada awal musim kemarau, membawa sejumlah dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Dari dehidrasi hingga risiko serangan panas (heat stroke), perlu langkah-langkah pencegahan yang tepat.
-
Kenapa kucing muntah cacing? Penyebab kucing muntah cacing, biasanya terjadi karena infeksi jenis cacing parasit di dalam tubuhnya. Seperti cacing gelang, cacing, tambang, cacing pita, atau cacing hati. Dari beberapa jenis ini, yang paling umum menyebabkan infeksi adalah cacing gelang.
-
Di mana letak Curug Cikuluwung? Punya nuansa sejuk lokasi Curug Cikuluwung berada di Kampung Suka Asih, Desa Cibitung Wetan, Kecamatan Pamijahan.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Kebanyakan nelayan tradisional itu menggunakan tangkapan perahu kecil, sehingga bisa menimbulkan kecelakaan laut jika gelombang di atas 2,5 meter dengan tiupan angin 35 knot/jam.
"Kami lebih baik menganggur, karena cuaca kurang bersahabat itu dan bisa mengalami kecelakaan laut,"kata Ano.
Begitu juga nelayan lainnya, Sumardi mengaku bahwa saat ini nelayan di pesisir selatan Banten atau Samudera Hindia tidak melaut, selain cuaca ekstrem dengan ketinggian gelombang mencapai empat meter dan tiupan angin bergerak dari arah barat laut dan kecepatan 35 knot/jam. Selain itu juga tangkapan ikan di sini tidak ada, sehingga para nelayan tidak melaut.
"Kami selama sepekan terakhir tidak melaut, karena cuaca buruk itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak Ahmad Hadi mengatakan nelayan di sini sekitar 3.600 jiwa tersebar di 11 tempat pelelangan ikan (TPI) tidak melaut akibat cuaca buruk.
Selama nelayan tidak melaut terpaksa memperbaiki alat tangkap dan di antaranya beralih profesi seperti mengojek, mengemudi angkutan dan berdagang.
"Kami mengimbau nelayan agar tidak melaut, karena cukup membahayakan keselamatan jiwa," katanya.
(mdk/ray)