Curhat ke Kapolda Metro, HTI harap penanganan insiden Tolikara adil
"Yang paling penting, kami menginginkan yang ditangkap bukan di lapangan. Tapi otaknya," kata Rokhmat.
Ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendatangi Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Tito Karnavian di Polda Metro Jaya, Kamis (23/7). Kedatangan mereka untuk menyampaikan kecaman atas terjadinya insiden pembakaran musala di Tolikara, Papua, beberapa waktu lalu.
"Kami di sini tadi menyampaikan kepada Pak Kapolda bahwa kami mengecam keras tindakan Insiden Tolikara," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HTI Rokhmat S Labib di Main Hall Polda Metro Jaya, Kamis (23/7).
Dalam pertemuan itu, kata Rokhmat, pihaknya menuturkan harapannya kepada pemerintah agar bersikap adil dalam menangani kasus ini. Menurutnya, penetapan dua tersangka yang sudah dilakukan Polda Papua, yakni terhadap HK dan JW, dinilai belum menyentuh otak penyerangan.
"Ini harus ditindaklanjuti lagi. Aparat harus bertindak tegas dan adil dalam menyelesaikan kasus tersebut. Karena jika tidak bertindak tegas, dikhawatirkan hal tersebut akan terulang kembali," paparnya.
Rokhmat menjelaskan, dalam pertemuan itu pun, Tito mendukung jika kasus ini diselesaikan melalui jalur hukum, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Tapi kan di sini dia (Tito) tidak memiliki kekuasaan. Yang punya (kekuasaan) Kapolda Papua. Dia minta tindakan tegas," ucapnya.
"Tadi kami sampaikan bahwa kami tidak bisa mencegah kalau terjadi aksi itu. Semuanya kami sampaikan kepada sang penguasa. Dan yang paling penting, kami menginginkan yang ditangkap bukan di lapangan. Tapi otaknya," tutup Rokhmat.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Mohammad Iqbal, mengatakan masyarakat perlu mengantisipasi bersama kasus Tolikara agar tidak merembet ke wilayah lainnya, termasuk Jakarta.
"Tadi pak Kapolda menyampaikan kita antisipasi bersama. Peristiwa Tolikara bukan peristiwa agama, jadi jangan terlalu dibesarkan. Kemudian juga diserahkan kepada penegakan hukum. Semua elemen masyarakat menjaga bersama," tutur Iqbal yang ikut dalam pertemuan.
Sebelumnya, Polda Papua tidak berhenti pada penetapan dua tersangka atas kerusuhan di Tolikara, Papua, 17 Juli 2015 lalu. Kapolda Papua Inspektur Jenderal Yotie Mende mengungkapkan akan mengembangkan informasi dari dua tersangka tersebut untuk mencari tersangka lain.
Baca juga:
Pernah tangkap Rizieq, polisi wajib bekuk dalang insiden Tolikara
Datangi Kodam Jaya, FPI diminta ikut jaga toleransi
Di depan tokoh agama, Jokowi ingatkan pentingnya toleransi
2 Tersangka insiden Tolikara berperan sebagai provokator penyerangan
JK: Perda tak sesuai NKRI harus dicabut
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Masjid Cipto Mulyo dibangun? Masjid itu dibangun oleh Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono X, sekitar tahun 1905 Masehi.
-
Di mana Masjid Al-Jabbar berada? Masjid Al-Jabbar berlokasi di Bandung, Jawa Barat sementara masih ditutup untuk umum.
-
Kapan Masjid Cheng Ho di Palembang diresmikan? Masjid ini berdiri di atas tanah hibah dari Pemerintah Daerah dan baru diresmikan pada tahun 2006 silam.
-
Kapan Masjid Saka Tunggal didirikan? Dilansir dari Kebumenkab.go.id, masjid itu didirikan pada tahun 1722 oleh Bupati Kendurenan, putra Adipati Mangkuprojo, seorang Wrongko Dalem Keraton Kartasuro.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.