Curhat KH Marzuki Mustamar Dicopot dari Ketua PWNU Jatim: SK Itu Tak Sebutkan Apa Kesalahan Saya
Soal keberadaan PKS, dalam ceramahnya KH Marzuki juga menyampaikan bahwa PKS sudah ikrar Pancasila.
"Ceramah-ceramah saya sejak penetapan Pilpres itu, saya merasa belum pernah ceramah di depan publik 'Pilihlah Fulan," ungkap KH Marzuki Mustamar.
- Malam Ini, Cak Imin Antarkan Luluk-Lukman Daftar Pilkada Jatim ke KPU
- Cucu Pendiri NU Gus Kikin Ditunjuk jadi Nahkodai PWNU Jatim Gantikan KH Marzuki Mustamar
- Blak-blakan KH Marzuki Mustamar Pascadicopot dari Ketua PWNU Jatim Tanpa Alasan Jelas
- KH Marzuki Mustamar Dicopot dari Posisi Ketua PWNU Jatim, PBNU: Tidak Terkait Pilpres
Curhat KH Marzuki Mustamar Dicopot dari Ketua PWNU Jatim: SK Itu Tak Sebutkan Apa Kesalahan Saya
Kabar santer penyebab pemecatan KH Marzuki Mustamar dari Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) karena sikapnya mendukung Calon Presiden (Capres) tertentu.
Tuduhan itu dibantah, kendati Pimpinan Pondok Sabilur Rosyad Gasek Kota Malang itu tidak tahu pasti alasan pemecatannya tersebut.
"Kami tidak tahu, karena memang dalam SK (Surat Keputusan) itu tidak disebutkan kesalahan saya apa. Paling-paling hanya berandai-andai atau menganalisa. Ceramah-ceramah saya sejak penetapan Pilpres itu, saya merasa belum pernah ceramah di depan publik 'Pilihlah Fulan," ungkap KH Marzuki Mustamar dikutip Rabu (3/1).
Ceramah itu dapat dicari di YouTube, dan keseluruhan pidatonya mengajak untuk bersikap netral sebagaimana instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU).
"Semua (ceramah) mesti mengajak semua netral, dalam arti yang memilih Prabowo monggo, yang mau pilih Ganjar juga monggo, yang mau pilih Amin juga monggo. Itu PB NU kan instruksi netral, instruksi itu yang kami pegang," ungkapnya.
"Perkara ada satu atau dua orang ke sana, jangan kami dipaksa bersama dia ke sana, karena awal instruksinya supaya ngayomi semua. Hikmahnya pasca Pilpres, dakwah NU bisa masuk ke Golkar, bisa masuk ke PDI, bisa masuk ke mana-mana. Maka kebijakan kami pengurus struktural disuruh ngayomi semua. Saya kira itu sudah benar, dan itu yang kami lakukan," urainya menambahkan.
Isi ceramah selama ini di antaranya menjelaskan tentang sosok Ganjar Pranowo, yang dikatakan merah, karena memang berangkat dari Partai Merah (PDIP).
Tetapi kendati dari partai merah di dalam koalisi itu punya tokoh muslim Tuan Guru Bajang (TGB), KH Hawa'ii dari Thoriqoh Qodriyah Nasahbandiyah, Gus Yasin Maemun Kader PPP serta Munjidah Wahab dari Tambakberas, Jombang.
Sehingga tidak perlu alergi dengan Ganjar, karena alasan berangkat dari Partai Merah. Sisi kurang Ganjar mungkin berkurang dengan bergabungnya PPP dalam koalisi tersebut.
Begitu pun dengan Prabowo Subianto, punya Gus Miftah, Habib Luthfi dan Gus Hasyib Tambakberas yang turut mengawal Capres Nomor 02.
"Kalau ingin bergabung dengan Amin (Anies - Muhaimin) juga dipersilakan," tegasnya.
Soal keberadaan PKS, dalam ceramahnya KH Marzuki juga menyampaikan bahwa PKS sudah ikrar Pancasila. Sehingga tidak perlu terlalu khawatir di samping karena PKB dan Nasdem turut dalam koalisi tersebut.
Porsi PKB dan Nasdem lebih besar dibanding PKS dalam koalisi tersebut. Sehingga seandainya umat memilih Amin, aman NKRI, apalagi para Kyai dan Gus juga di koalisi tersebut.
"Jadi ceramah saya begitu. Bahwa ingin memahamkan pada umat kalau punya pilihan, harus bisa memahami orang yang punya pilihan lain. Sampai tak terangkan, terus kurang apa. Kalau sampeyan punya rumus (alasan memilih) lain monggo," ungkapnya.
KH Marzuki mengaku berusaha mengayomi semuanya dan tidak peduli bergabung di koalisi mana. Ia pernah diundang dan datang di HUT Golkar di Tuban, bertemu dengan Gus Miftah dan Habib Luthfi di beberapa kesempatan.
Dirinya juga datang saat diminta memimpin tahlil saat Muhaimin Iskandar ziarah Sunan Ampel. Pintunya juga terbuka saat urusan para Tim Sukses datang ke pondoknya.
"Kami tidak tahu juga, apakah surat (pemecatan) itu turun karena saya dianggap kurang mengayomi," ungkapnya bertanya.
KH Marzuki mengaku tidak mengetahui alasan pemecatannya, apalagi dalam surat tidak dicantumkan dirinya dipecat karena perbuatan atau sebuah kesalahan tertentu. Ia juga tidak pernah dimintai klarifikasi (tabayyun) atas usulan pemberhentian Dewan Syuriah, sebelum diputuskan oleh PB NU.