Dahlan Rais: Dakwah itu memerlukan kekuasaan
Muhammadiyah dinilai tidak boleh menutup diri dari kekuasaan atau kader parpol yang ingin terlibat di kepengurusan.
Kandidat Ketua Umum Muhammadiyah Dahlan Rais menolak usul pucuk pimpinan boleh merangkap jabatan di partai politik. Hal itu dinilainya tidak sesuai dengan amanat Kiai Ahmad Dahlan.
"Kita merujuk pada pesan pendiri, Kiai Ahmad Dahlan. Jangan mendua atau 'berpoligami'," kata Dahlan Rais di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Namun, dia menyatakan hubungan Muhammadiyah dengan partai politik tidak boleh terputus. Sebab, keduanya saling membutuhkan untuk mewujudkan tujuannya.
"(Menabukan hubungan) itu tidak boleh. Dakwah itu memerlukan kekuasaan. Jika dakwah itu sesuai kekuasaan akan ada proses akselerasi jika ada jarak akan ada masalah," terang dia.
Berikut petikan wawancara Efendi Ari Wibowo dan Muhammad Hasits dari merdeka.com, Senin (3/8):
Bagaimana pandangan Anda soal ketua umum PP Muhammadiyah boleh merangkap jabatan di partai politik?
Kita merujuk pada pesan pendiri, Kiai Ahmad Dahlan. Jangan mendua atau berpoligami. Jadi ketua Muhammadiyah itu amanah yang berat.
Apa kelemahan Muhammadiyah saat ini dan gagasan Anda ke depan?
Ada cerita, saat saya memimpin Muhammadiyah di Jawa Tengah. Anggota DPRD tanya ke saya, kok teman-teman Muhammadiyah ini telmi (telat mikir soal politik).
Memang dunia dakwah dan politik ini berbeda, makanya jika mereka berpindah dari dakwah ke politik akan tergagap-gagap. (Ini memperlihatkan) satu sisi Muhammadiyah nampak menabukan politik, tetapi saat proses berjalan kok menuntut.
Saya mengajukan tiga hal. Satu, setiap pileg kader dikumpulkan dan dilepas dengan doa. Itu kader dari partai manapun. Kedua diberi bekal, andai mau seperti itu akan luar biasa.
Ketiga, pendidikan, pelatihan-pelatihan. Kita kan punya banyak pelatihan dan pelatihan politik sekarang kita belum punya.
Bagaimana Anda memandang hubungan Muhammadiyah dengan partai politik?
(Menabukan hubungan) itu tidak boleh. Dakwah itu memerlukan kekuasaan. Jika dakwah itu sesuai kekuasaan akan ada proses akselerasi jika ada jarak akan ada masalah.
Hubungan itu saling membutuhkan, kenapa tidak memandang realitas itu. Saya kira harus (mendukung kader di partai politik). Kan nanti akan memetik sendiri.
Muktamar Muhammadiyah kelihatannya adem ayem, apa tidak ada persaingan antar calon?
Kalau persaingan itu ada. Tapi itu bisa dikelola dengan baik sehingga yang terjadi tetap dalam konteks persahabatan dan persaudaraan.
Menarik melihat pertemuan alumni Pemuda Muhammadiyah, walau saya tidak sampai selesai. (Kelihatan) seolah mereka (kandidat) menunjukkan aku lah yang pantas.
Baca juga:
'Di Muhammadiyah kita mengabdi, terpilih atau tidak sama saja'
Ini realisasi program monumental dan strategis Muhammadiyah
Cerita sarung dan jas Jokowi di Muktamar NU dan Muhammadiyah
Din ajak muktamirin tak teriak-teriak di Muktamar Muhammadiyah
Adu kuat 3 kandidat teratas calon ketua umum PP Muhammadiyah
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Di mana Masjid Mungsolkanas terletak? Berada strategis di Jalan Cihampelas, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Masjid Mungsolkanas jadi salah satu wisata religi dan sejarah yang sayang untuk dilewatkan pada Ramadan kali ini.
-
Di mana Masjid Baitul Makmur berada? Masjid ini menjadi salah satu bangunan megah yang berada di Kabupaten Aceh Barat.
-
Kapan Masjid Pusaka Baiturrahmah didirikan? Tanggal dan tahun ini juga dipercaya sebagai waktu berdirinya masjid ini.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Bagaimana Masjid Jami' Matraman menjadi pusat dakwah? Masjid mulai berfungsi sebagai pusat dakwah setelah sebagian prajurit memutuskan untuk tinggal dan menjadi pendakwah.